Baikan

1.8K 226 69
                                    

"Kita udah bicarain ini, sayang. Aku juga udah minta maaf," Yujin memberi pembelaan pada dirinya.

"Kan masih kita berdua. Belum berempat," balas Chaewon.

"Kamu bohong, mas?" tanya Minju.

"G-gak—"

"Kalo ada kemungkinan buat Wonyoung hamil. Berarti selama ini, aku.." Minju meremas ujung bajunya, matanya berkaca - kaca setelah mengetahui fakta bahwa dirinya lah yang menyebabkan Yujin tak bisa mempunyai keturunan.

"Sayang, jangan nangis," ucap Yujin sambil menangkup pipi Minju. Minju tak menepisnya. Pikirannya lebih berpusat pada dirinya yang tak bisa hamil daripada pernyataan Yujin yang ingin menceraikannya.

"Yujin mungkin kelepasan ngomongnya. Dia juga masih muda nak. Om harap kalian bisa akur," ucap Seungwoo.

"T—"

"Manusia gak pernah luput dari kesalahan. Memang ampas sekali kata - kata itu, tapi itu adalah hal yang perlu kamu maklumi," ucap Seungwoo menyela Chaewon.

"Om ngerti ini gak mudah, terlebih kamu istri pertama. Tapi saya sangat mengharapkan ikatan kalian sebagai keluarga," lanjut Seungwoo kemudian tersenyum, dia semakin mirip jodohku.g

Saat mau ngelancutin ucapannya, ponsel Seungwoo berdering. Menampilkan nama istrinya disana.

"Mama kamu udah di bandara. Kita kesana sekarang ya," ucap Seungwoo pada Jisung.

"Titip Yuna ya , ntar kita kesini lagi," ucap Seungwoo sambil tersenyum.

Mereka berempat masih dalam posisi diam.

Namun ada satu kontak mata yang penuh arti antara...




Jisung dan Wonyoung.












"Intinya aku minta maaf ke kalian. Aku khilaf. Aku gak akan ngelakuin itu, tolong percaya sama aku ya?"

"Untuk kali ini aku maafin. Tapi kalo sampe kamu ngomong gitu lagi, aku gak akan diam, mas," ucap Chaewon. Yujin menarik tangan Chaewon kemudian memeluk tubuh kecil istrinya.

"Makasih sayang," ucap Yujin sambil mengecup ubun - ubun istrinya.

"Sini peluk juga," ucap Yujin sambil merentangkan tangannya lebih lebar.

Tapi dua wanita itu masih diam.

"Aish," Yujin menarik Wonyoung dan Minju kemudian mendekap tiga istrinya dengan lengan kekarnya.

"Aku sayang kalian," ucap Yujin sambil mencium bibir mereka satu per satu.

"Aku juga," balas ketiganya secara kompak.

"Wah kompak banget kalian, hahaha," tawa Yujin.

"Mungkin bakal lebih kompak kalo ntar malem..."

"HEH BARU DIKASI JATAH YA TADI!" ucap Chaewon kemudian menjewer telinga Yujin.

"A-ampun sayang , lusa deh lusa," ucap Yujin sambil memegangi telinganya yang ditarik Chaewon.

"Yaampun yang copot ntar ini, daripada ditarik mending dicium, diemut, diisep gitu," Gerutu Yujin sambil memasang wajah lucu.

"Oh iya, Yuna di kamar tamu kan? Aku mau liat debaynya," ucap Chaewon sembari melangkah ke kamar tamu diikuti Wonyoung dan Minju di belakangnya.

"Haii Yunaa," ucap Chaewon ramah.

"Oh hai kak," jawab Yuna sambil tersenyum ramah.

"Bayinya lucu banget. Aku mau gendong dong," ucap Chaewon tanpa basa - basi.

"Boleh - boleh,"

dengan hati - hati Chaewon menimang bayi kecil itu. Matanya memancarkan sesuatu yang tak pernah terlihat pada hal lain. Bisa dibuktikan bahwa Chaewon benar - benar menginginkan kehadiran malaikat kecil dalam hidupnya.

"Lutunaaa," Minju bersuara. Ia menoel hidung bayi itu kemudian tersenyum gemas. Sementara Wonyoung biasa saja. Dia belum memiliki keinginan menjadi seorang ibu.

"Pokoknya dia manggil aku Bunda ya , jangan tante," ucap Chaewon begitu bersemangat.

"Aku mamii," sahut Minju.

"Hahaha, iya kak iya," ucap Yuna, berusaha memaklumi.




"Kasian mana masi muda," batin Yuna.








Tbc

Gue bilang gaada trisom, bukan berarti gaada forsom kan? Hwhw

𝙄𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙏𝙞𝙜𝙖 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang