Segilima

2.1K 261 61
                                    

Thir, gripiibli ipdit ligi ding

Thir gripiibli  piblish ding

Dih idih tirlinjir pinisirin

Yiwih diriki kipiii

Eh serius, gue dah nahan loh.

Lo tau kan gue punya kosa kata kasar?

Mau gue tunjukin?

Lo mau akun gue direport ngentang. *gajadidosa*

Kan.

Dah dibilangin, gue juga dah ngasi info.

Seandainya wp masih ada fitur private pasti gue lakuin kok itu, tapi masalahnya sekarang gak bisa sayang. Jangankan Grepeable, Triangle Love aja gue ragu.

Tindakan itu terlalu berisiko.

Gue gak seberani yang lain.

Jadi kita saling pengertian ya?
Jujur gue gak enak sama kalian yang ngerasa digantungin , tapi mau gimana lagi?

Banyak kang cepu:(

Eh iya gue tau kok lo kang cepu baca ff gue.Ups.
Tag ga?
Repost:v
eh kebalik.



***

Chaewon menghela nafas mendengar ucapan Minju. Dia mau ngomong kasar, takutnya malah menampar Minju dengan realita.

"Gak ada gunanya mengucilkan Wonyoung di keluarga ini. Karena kalian berdua sama," ucap Chaewon diakhiri dengan ia mematikan kompor dan menyajikan makanan ke atas meja makan.

Chaewon memejamkan matanya, kan dia gak bisa nahan buat gak savage ke Minju.

"Maaf, Ju. Kakak gak maksud gitu," ucap Chaewon seraya menghadap Minju.

"Gak, Kak. Gak papa," ucap Minju sambil tersenyum paksa.

Ada yang tergores, tapi bukan pintu ferrari.






Tak lama mereka melihat Wonyoung. Dia udah rapi dengan stelan rumah. Sementara Yujin belum terlihat. Mereka suka heran kenapa Yujin mandinya lama banget, apakah..

"Eh udah selesai aja nih kak," ucap Wonyoung sambil senyum. Buat membiasakan diri dengan senior kiw.

"Hehe, iya. Tinggal nunggu mas Yujin habis itu kita sarapan bareng," ucap Chaewon.

Mereka duduk di tempat masing - masing.

Meja mereka berbentuk persegi. Di setiap sisi cuma ada satu kursi, biar gak rebutan mau di samping Yujin kalo kata bapak Ahn itu.

Chaewon sebagai istri pertama dapet kehormatan duduk menghadap Yujin. Sementara Minju dan Wonyoung di samping.

"Istri - istriku sedang menunggu kakanda ya?" ucap suara berat milik Ahn Yujin.

Tiga wanita itu menatap Yujin, memberi respon yang sama yaitu tatapan jengah.

Yujin tersenyum tipis kemudian duduk di kursinya. Dia menatap hidangan di depan mata dengan nafsu yang tinggi. Ia ingin melahap semuanya.

Srek

Mata Chaewon dan Yujin menatap tangan Minju dan Wonyoung yang sama - sama mau ngambil piring Yujin, buat diambilin makan. Biasa, tradisi orang kaya.

"Ah biar aku sendiri aja," ucap Yujin kemudian menyendokkan nasi ke dalam piringnya.

Nasinya dikit seuprit.

Lauknya sebaskom.g

Intinya nasi ama lauknya 1 : 3.

Kalo ada yang bacanya 'satu bagi tiga' fix lo bego. Ke sekolah cuma sampe gerbang lo? Awoawok *candasayang

"Sayang, ambilin saos dong," ucap Yujin. Memaksudkan ke Chaewon. Tapi tiga - tiganya gerak.

"Ini," ucap Wonyoung sebagai tim gercep.

"Makasih, sayang," ucap Yujin.

"Meja yang lama kemana, mas?" Minju buka suara. Meja segitiga yang dulu mereka pakai untuk makan bersama itu ntah kemana. Meja itu estetik, kan sayang kalo misalnya dibuang ama Yujin.

"Aku kasih buat bi Noe," ucap Yujin santuy.

"Kok—"

"Emang kenapa?" tanya Yujin bingung.

"Kamu tuh bener - bener ya, disitu kan banyak kenangan kita bertiga," ucap Minju kesal.

"Ya ampun sayang, cuma meja makan doang. Kan ga enak juga kalo minta lagi ke bi Noe," ucap Yujin.

"Doang?" beo Minju.

"Kamu kenapa sih, Ju? Pms?" tanya Yujin lagi.

Chaewon dan Wonyoung masi nyimak.

Selain itu Chaewon juga memerhatikan Wonyoung . Gadis itu terlihat meremas celananya. Mungkin dia sedang menahan sesuatu.

"Minju, udahlah. Nanti kita minta ke bi Noe baik - baik. Atau ganti meja yang lebih bagus dari itu," akhirnya Chaewon buka suara. Tapi Minju mengabaikannya.

"Kamu sayang banget ama meja itu, Ju? Ntar aku cariin deh yang persis kayak gitu. Tapi ya jangan minta ke bi Noe lagi, aku kan gak enak,"

"Ngomongnya persis. Pas dateng mejanya segilima," desis Minju.

"Ahn Minju!"

"Apa?!"

Tatapan berapi - api Yujin kembali memudar ketika melihat mata istri keduanya berkaca - kaca. Dia lemah akan itu.

"Hhh.. Tolong ngerti sayang. Kita udah ngomongin ini," ucap Yujin, pria itu menurunkan intonasi suaranya.

"A-aku ke kamar dulu," bukan Minju.

Tapi Wonyoung.

Ini hari pertamanya bersama istri Yujin, tapi hari ini sudah cukup buruk. Bagaimana esok nanti?

Yujin mengusap kasar wajahnya kemudian beranjak menyusul Wonyoung.

Kini hanya tersisa Minju dan Chaewon.

"Kalo memang ini karena ucapan aku tadi, aku minta maaf," ucap Chaewon pelan.

"Tapi tolong, ngerti kondisinya. Wonyoung masih muda, dia mungkin belum siap dengan ini semua," Lanjutnya.








Tbc









𝙄𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙏𝙞𝙜𝙖 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang