Terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka
Tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan.
Seribu mimpi
Berjut—Bah malah nyanyi.
"Aku gak bisa pergi. Aku mau terus - terusan di samping kamu," ucap Yujin sambil mengelus ubun - ubun Wonyoung.
Chaewon sedikit kaget dengernya. Dia mau bilang sesuatu ke Yujin, tapi sebagai satu - satunya orang yang punya kesabaran yang normal, jadi dia tunggu Wonyoung balik ke kamar dulu.
Ada baiknya dia gak nyakitin hati seorang bumil.
Gitu pikir Chaewon.
"Huufftt," Wonyoung mengerucutkan bibir bawahnya kemudian berkacak pinggang .
"Plis?" Yujin memasang wajah memohon.
"Iyah deh iya," ucap Wonyoung.
"Wonyoung balik ke kamar dulu ya? Kita bertiga mau ngobrol," ucap Chaewon. Wonyoung mangut aja, entah kenapa dia bawaannya pengen rebahan terus. Mungkinkah dia ngandung anak laki - laki?
Setelah Wonyoung pergi, Chaewon , Yujin dan Minju duduk di sofa. Minju dan Chaewon ada di sofa yang sama sementara Yujin di depannya.
"Maksud kamu gimana? Mau ngambil cuti 9 bulan?" tanya Chaewon. Muka dia keliatan serius banget.
"Iya," jawab Yujin santai.
"Gak bisa gitu lah. Kamu punya tanggung jawab." ucap Chaewon.
"Loh, suka suka aku. Aku kan bos. Ntar aku bisa nyuruh Yena gantiin aku," ucap Yujin santai.
"Kamu yakin dia bakal amanah? Dia gak bakal korupsi?"
"Kamu ngeraguin sahabat aku?"
"Kayak game among us. Yang paling dipercaya bisa aja ngebunuh kita," jelas Chaewon.
"Aku percaya ama Yena," ucap Yujin.
"Untuk sekarang iya. Kamu gak mikir apa manusia itu gak punya rasa puas? Gimana kalo saham perusahaan dibawa kabur? Mau digaji pake apa orang orang disitu?"
"Selo, cabang papa masih banyak. Aku kan gak megang perusahaan inti," ucap Yujin lagi.
"Jadilah amanah kalo udah diberi kepercayaan," ucap Chaewon.
"Gimana ya, aku khawatir ama Wonyoung. Aku gak bisa jauh, aku gak mau kehilangan salah satu hal yang nanti bakal hadir di keluarga ini," ucap Yujin sambil menatap langit - langit, membayangkan bagaimana jika ada malaikat kecil ada di dalam rumah ini.
"Kami ada buat jagain. Kamu ngeraguin istri kamu?" balas Chaewon.
"Kami? Kakak aja," ucap Minju yang sedari tadi diam seperti patung .
"Liat?" ucap Yujin sambil melirik Minju.
"Minju masih kacau, dia gak mungkin gak ngelindungin Wonyoung," ucap Chaewon.
"Aku gak bisa. Aku te—"
"Yu—"
"Anak itu penting," potong Yujin.
"Tapi perusahaan butuh kamu,"
"Gak harus lebay gini lah pake cuti 9 bulan," Lanjut Chaewon.
"Lebay?" Sarkas Yujin.
"Lebay kamu bilang?"
"Aku dua tahun nunggu anak dari kamu tapi gak ada hasil! Dan sekarang aku berhasil dapetin, kamu bilang lebay?"
"YU—"
"KAMU HARUSNYA SADAR DIRI! UDAH GAK BISA GAK USAH BANYAK OMONG!"
PLAKK
duh dah lama gabikin adegan tampol menampol.
Bukan Chaewon, tapi Minju yang nampar Yujin. Walaupun Yujin gak ngomong ama dia, hati dia juga ikutan sakit.
Deg deg deg deg deg
"A-aku udah tahan.."
"Ta-tapi kamu.. k-keterlaluan,"
"Minju," lirih Chaewon.
"Kalo memang kamu gak bisa memperlakukan semuanya secara adil—"
—aku mundur,"
Semua mulut mendadak membisu. Termasuk mulut orang yang tengah menguping pembicaraan mereka bertiga.
"Kalo itu mau kamu, aku gak larang," ucap Yujin. Dia bukan ingin menjadi jahat, hanya saja ia sudah pernah pasrah dengan keadaan .
"Dia gak larang..."
"A-aku..."
"Harusnya gak perlu pake emosi gini," Chaewon memijit pelan pelipisnya. Dia masih berbicara lembut meski ucapan Yujin tadi sangat menyakiti hatinya.
"Gak ada yang pisah. Semua tetap disini,"
"Tenangin pikiran kalian." ucap Chaewon.
"Aku mohon," lanjutnya. Yujin dan Minju menghela nafas. Keduanya melangkah menuju kamar masing - masing.
Setelah semua pergi, Chaewon kembali duduk di sofa. Dia menunduk, menggigit bibir bawahnya. Mengeluarkan isakan kecil yang terdengar begitu pilu.
Ia menangis.
Tanpa seorang pun menenangkannya.
Tbc
Kalo wony ak bikin sedikit antagonis, tolonk jgn dibenci real life ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙄𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙏𝙞𝙜𝙖 [END]
FanfictionIni tentang keluarga kecil yang terdiri atas 1 kepala keluarga dan 3 istrinya. Apakah rumah tangga mereka kacau balau atau justru sebaliknya? kuy disimak kk. Cover credit. Lenif on pin