Mangga Muda

1.7K 222 61
                                    

"HOEEKK"

"EKKKK"

"HOEEKK"

"SAPE DAH TUH MUNTAH LEBAY BANGET?"

"Astaga Minjuu," Chaewon menggeleng pelan kemudian ngelangkah ke sumber suara. Lebih tepatnya di kamar mandi.

Saat tiba di sana, dia bisa liat Wonyoung menunduk di depan wastafel memegang perutnya.

"Wony, kenapa dek?" tanya Chaewon sambil melangkah lebih dekat. Dia memegang punggung wony kemudian mengelus nya pelan.

"Gak tau, Kak. Aku mual banget," ucap Wony kemudian membersihkan sisa muntahannya dari bibirnya serta wastafel.

"Istirahat aja hari ini ya, biar aku sama Minju yang masak," ucap Chaewon sambil mengusap punggung Wonyoung.

"Kak aku pengen yang asem - asem deh," ucap Wonyoung.

"Mau apa? Nanas muda?" tanya Minju dari kejauhan.

"Bol-"

"Ntar kakak cariin mangga muda ya, kamu ke kamar aja istirahat," ucap Chaewon. Wonyoung mengangguk saja kemudian melangkah ke kamarnya.

"Minju, udah tua juga kelakuan masih kaya anak - anak," tegur Chaewon.

"Lah? Emang kenapa?" tanya Minju.

"Nanas muda kan biasa tuh cemilan ibu muda," sarkas Minju.

"Untung Wonyoung gatau. Kalo dia tau maksud kamu, bisa perang lagi deh ini," ucap Chaewon.

"Cariin mangga muda gih buat Wonyoung. Biar kakak urus makan siang kita," ucap Chaewon.

"Gak," tolak Minju.

"Kasian Ju ntar debaynya ileran," ucap Chaewon minta pengertian Minju.

"Bodo,"

"Eh lo tuh ya banyak tingkah banget. Lo juga sama pendatang disini. Sopan dikit kek ama majikan," gas Chaewon.

"Eh?"

"Udah buruan sana cari mangga muda," ucap Chaewon.

"Iya udah iya,"

Minju akhirnya ngalah dengan milih keluar nyari mangga muda. Kemana coba nyarinya , Minju kan gak pernah belanja.

"Di kang rujak ada gak ya," Batin Minju sambil mainin bibir dia sendiri. Dia akhirnya minggirin mobilnya seraya beranjak turun.

Tapi baru aja dia buka pintu, dia udah kena semprot supir angkot.

"WOI KENDARAAN LU KONDISIIN DONG AMA LINGKUNGAN!" ucap si sopir itu.

"INI JALAN SEMPIT, GAUSAH BELANJA PAKE MOBIL NAPA DAH," lanjutnya.

Minju meringis pelan kemudian menunjukkan wajahnya yang cantik sempurna tanpa cacat seperti bidadari jatuh dari surga di hadapanku ea.

"Maaf, Pak. Ini saya cuma mau beli rujak sebentar aja," ucap Minju dengan wajah gaenakan. Muka si bapak yang garang berubah drastis pas liat muka Minju. Awto lembek dia.

"Owhh, gapapa neng. Jangan lama ya neng, penumpang saya galak kalo macet gini," ucap si supir angkot kemudian balik masukin palanya yang awalnya keluar dari jendela angkot.

Minju cuma ngangguk aja kemudian menghampiri kang rujak.

"Bang , ada mangga muda gak?" tanya Minju.

"Neng, sayapnya kemana?" tanya si akang rujak tanpa ngegubris pertanyaan Minju sebelumnya.

"S-sayap?" Minju nengok punggung dia sebisanya abis itu natap balik si akang rujak.

"Iya, bidadari pan biasanya punya sayap," Gombal si akang rujak.

Minju senyum geli geli jijik. Eh

Dia senyum aja,trus nanya lagi.

"Ada mangga mudanya gak, bang?"

"Neng lagi ngidam? Wah udah nikah dong. Suaminya mana? Kok malah neng yang beli," ucap si akang rujak.

"Eh si palk-" g

"Bang, saya nanya apa, dijawab apa," ucap Minju. Sekarang dia mulai kesel, mana panas banget lagi iyuwh.

"Gak ada neng, kang rujak mah jualan buah yang manis dan mateng," ucap si akang rujak.

"Daritadi kek, yaampun," balas Minju kelas.

"Coba neng masuk aja ke dalem. Cari yang jualan buah. Pasti ada tuh beberapa yang masih muda," ucap akang rujak menyarankan.

"Duh, saya gak hapal jalannya. Takut nyasar," ucap Minju.

"Kalo gitu saya yang beliin neng. Tapi jagain dagangan saya sebentar. Bisa kan?" tanya akang rujak.

"Yaudah pak , boleh deh," ucap Minju.

Minju memberikan selembar uang berwarna merah kemudian duduk di bangku milik akang rujak.

Naas , pas akang rujak pergi malah ada pembeli.

"Bu, saya mau beli," ucap pembeli yang terlihat masih anak - anak.

"Saya bukan yang jualan dek," ucap Minju.

"lohh, tapi kan ibu yang duduk disini," ucap anak itu.

"Kamu orang tuanya mana? Kok sendiri?"

"Ih ibu ngapain nanya nanya? Mau nyulik saya ya? Saya laporin papa saya nanti," ucap anak itu.

"Astaga lino, ternyata disini. Dicariin juga," ucap seorang pria kemudian memegang pundak Lino.

"PA, IBU INI MAU CULIK AKU!" ucap Lino sambil menunjuk Minju yang terdiam seribu bahasa.

"Pa?" ucap kedua pihak.

"Minju?! Kamu ngapain disini panas panasan?" tanya pria itu kemudian berjalan menghampiri Minju, istrinya.

"INI ANAK KAMU?!" pekik Minju, membuat pengunjung pasar ngeliatin mereka.

"B-bukan ya tuhan,"

"Gak usah bawa - bawa tuhan kamu!" ucap Minju dengan mata berkaca - kaca.

"Astagaa, ini anak-"

"Udahlah, kamu emang gak bisa dipercaya," ucap Minju seraya pergi begitu saja, melupakan mangga muda yang lagi otw.

"Linoorrghh, kenapa manggil om Papa sihhhhhh?!" geram Yujin sambil sedikit mengguncang pundak Lino.

"Ya mana saya tau,"

"Saya kan ikan," balas Lino kemudian mengerucutkan bibir bawahnya.

selanjutnya?

Dia nangis lah.

"Yujin, Lino kenapa?"

"Aduh beliwet. Mending abis belanja keperluan BBQ nya, lo, istri lo, sama Lino ikut ke rumah gue. Gue gamau ya cere gara - gara anak manggil gue papa,"

"Lah?"

"Udahlah! Pokoknya ikut gue,"






















"Loh, neng bidadarinya kemana?"








Tbc
Dahlah, ak mau menyublim aja.

TbcDahlah, ak mau menyublim aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙄𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙏𝙞𝙜𝙖 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang