MMPP! 1

14.4K 468 2
                                    

Kejadian beberapa malam lalu membuat pikiran Valerie tidak fokus. Naresh tidak mengatakan iya ataupun tidak untuk menjawab permintaan Valerie. Pria itu sangat pandai mengalihkan obrolan dan berakhir hanya dengan mengantar Valerie pulang.

Hari ini dengan sedikit informasi yang Valerie dapatkan dengan menggunakan jasa orang suruhan ayahnya, ia bertekad mendatangi Naresh.

Valerie memarkirkan mobilnya, lalu segera turun. Ia memandangi restoran mewah di hadapannya kali ini. Valerie tidak datang untuk makan, tetapi mencari Naresh. NH cafe&restaurant ini konon katanya milik Naresh.

"Ternyata tempat semewah ini milik Naresh? Wow, dia juga sudah sukses sekarang."

Dengan langkah anggun di atas high heels-nya, wanita itu melangkahkan kaki. Sudah ada pegawai yang membukakan pintu dan memberi ucapan selamat datang dengan ramah.

"Saya mau bertemu Naresh." ucap Valerie tanpa basa-basi.

Pegawai wanita berseragam itu mengangguk ramah. "Apa ibu sudah membuat janji dengan Bapak Naresh?"

"Belum, tapi dia kenal saya."

"Di jam bekerja seperti ini, Bapak Naresh hanya menemui orang-orang yang sudah membuat janji sebelumnya. Maaf, silakan ibu membuat janji terlebih dahulu."

Valerie memutar bola matanya. "Tunjukan saja di mana Naresh berada."

"Maaf tapi tidak bisa, bu."

"Saya ini calon istrinya." bohong Valerie.

Karyawan itu langsung kikuk. Walau ia tidak tahu, tapi ia percaya saja. Sebab tipe-tipe Valerie ini memang incaran laki-laki tampan dan mapan seperti bosnya.

"Kalau begitu saya antar ibu mencari tempat, biar saya panggilan Bapak Naresh."

Valerie mengangguk dan mengikuti orang itu. Ia ditempatkan di ruang private, sepertinya tempat yang biasa digunakan untuk meeting karena sangat tertutup. Tak lama seorang pelayan pria datang dengan sopan membawakan segelas orange juice.

"Ada yang bisa saya bantu lagi?"

Valerie mengucapkan terima kasih agar pelayan itu segera meninggalkannya. Lalu Valerie terkagum-kagum sendirian menikmati sedikit dari kesuksesan Naresh. Restoran ini benar-benar mewah dan berkelas, sangat memenuhi impian Naresh semasa kuliah.

"Oh, jadi ini calon istriku."

Valerie mendongak pada sumber suara dan langsung meringis bodoh melihat Naresh yang masih berbalut chef jacket. Ah, selain pemilik, Naresh juga turun langsung ke dapur. Sesuai jurusannya ketika kuliah yang mengambil tata boga dan juga tangan ajaib yang selalu berhasil menciptakan makanan ataupun minuman dengan rasa yang luar biasa, Naresh menjadi koki yang sangat keren.

"Ada apa, calon istri?" ledek Naresh dengan menekan pada dua kata terakhir.

"Make me pregnant, please!" pinta Valerie to the point.

Naresh mengerutkan keningnya sendiri. Lalu menempelkan punggung tangan di kening mantan kekasihnya. "Normal." katanya.

Valerie meraih tangan Naresh dan menggenggamnya. "Please, Naresh, make me pregnant!"

Naresh terkekeh. "Aku pikir malam itu kamu sedang mabuk, tapi sepertinya kamu memang sedang ingin hamil."

"Aku mau dapat warisan dari papa dan syaratnya aku harus punya anak. Untuk punya anak, aku butuh lawan. Aku enggak bisa membelah diri seperti amoeba."

Kekehan Naresh terhenti mendengar pernyataan jujur Valerie. "Jadi anak itu ada cuma demi warisan?"

Dengan polosnya Valerie mengangguk, dia tidak sepeka itu untuk menangkap sorot kecewa Naresh.

Make Me Pregnant, Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang