MMPP! 16

7.9K 353 48
                                    

Siang ini Naresh bersama Natasha sepakat untuk menemui salah satu pengacara dengan tujuan meminta nasehat hukum. Sampai pada akhirnya mereka menemukan titik temu, yaitu Natasha setuju untuk berpisah dari sang suami.

"Naresh, makasih banyak yaa." Natasha tersenyum, memeluk Naresh secara bersahabat.

Naresh mengangguk dan melonggarkan pelukan wanita tersebut. Ia merasa tidak nyaman dan takut istrinya salah paham, jika mungkin saja Valerie tidak sengaja melihat, karena kini mereka berdua tengah berada di dalam mobil yang sudah terparkir rapi di basement apartment.

"Setelah aku resmi cerai sama Indra, aku akan pulang kampung ke tempat orangtua aku." sambung Natasha.

Naresh mengangguk, "Semoga sidang perceraian kalian nanti lancar."

*

"Valerie enggak mau, Bi!!"

"Jusnya pahit, jauhin aja..."

"Valerie enggak pengen makan, kepala Valerie pusing."

Bibi Erna kebingungan karena sejak bangun tidur hingga siang hari ini nyonyanya sedang rewel tidak karuan. Ia merasa serba salah, ingin menelfon Naresh tapi dia tahu bahwa bos prianya sedang sibuk dengan masalah serius hari ini.

"Diminum air putihnya lagi, non."

Valerie menggeleng, menenggelamkan dirinya ke balik selimut tebal berwarna soft pink.

"Saya telfon tuan aja ya, non?" tawar Bibi Erna, lagi.

"Enggak usah!" sebal Valerie. "Bibi keluar aja, Valerie mau tidur."

Bibi Erna bingung sendiri dengan wanita muda itu, benar-benar rewel seperti anak-anak.

Valerie menghela napas setelah mendengar pintu tertutup, yang artinya asisten rumah tangganya sudah keluar dan hanya tersisa dirinya di kamar. Dia pun bingung kenapa hari ini menjadi tantrum, moodnya tidak jelas.

Berniat memejamkan mata, namun ia merasa seseorang mengusap kepalanya meski terhalang selimut.

"Valerie 'kan udah bilang, bibi keluar aja!! Valerie mau isti—" ucapannya terhenti karena selimutnya ditarik dan menampilkan wujud suaminya.

"Kenapa, sayang?" tanya Naresh dengan suara super lembut. "Tadi kata Bibi Erna kamu lagi uring-uringan. Ada apa?"

Valerie hanya menggeleng dengan ekspresi wajah menggemaskan seperti anak kecil.

"Jangan ngambek-ngambek gini, ah. 'Kan kamu sudah dewasa," tutur Naresh.

"Aku ngerasa enggak enak badan..."

Punggung tangan kanan Naresh bergegas mengecek leher dan kening Valerie dan mendapati suhu tubuh istrinya memang terasa lebih panas dari yang seharusnya.

"Kamu demam, minum obat ya?" tawar Naresh, sedikit panik.

Istrinya menggeleng kecil, "Aku enggak suka obat."

"Emang enggak ada orang yang suka obat, Val. Tapi harus. Biar demamnya turun."

"Enggak usah, nanti aku pasti baikan kok. Cuma butuh tidur aja sebentar." elak Valerie, tersirat.

"Minum obat dulu, setelah itu kamu istirahat. Aku ambilin bentar," Naresh ingin bergegas tetapi Valerie menahannya.

"Aku enggak suka obat, enggak mau minum obat, Naresh..." rengeknya.

"Obat demam doang, Val. Sebiji, kecil, enggak akan terlalu sulit untuk ditelan."

Valerie menggeleng dengan menampilkan wajah memelasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Make Me Pregnant, Please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang