Dynamite - BTS
Light it up like Dynamite, woah~
[ Bukan Quotes! Hanya sepenggal lirik lagu terbaru BTS :v ]
Tandai bagian yang typo...
Baik Ali maupun Prilly sama-sama bungkam. Tak ada satu diantara mereka yang berniatan membuka suara. Keduanya bungkam dan memikirkan perkataan Ali.
Prilly tidur memunggungi Ali yang menatap kosong atap apartemen.
Perkataan Ali mengganggu pikirannya membuatnya tidur dengan gelisah. Hamil? Apa...mungkin? Secepat itu? Rasanya...konyol. Tapi...kenapa dia malah kepikiran dan...was-was?
Membalikkan tubuh hingga menatap Ali, dia menarik satu tangan Ali yang dijadikan bantalan. Lelaki itu menatapnya dengan kening mengerut yang dia sambut dengan gigitan yang dia berikan di punggung tangan lelaki itu.
"Kenapa? Laper?" tanya Ali yang membuatnya mendengkus.
"Kalo aku laper pasti makan nasi, bukan makan tangan kamu."
"Terus apa?"
Prilly diam. Pasalnya dia sendiri juga bingung kenapa gigit punggung tangan Ali. Aneh memang, tapi dia hanya ingin saja menggigit tangan Ali. Ah, kenapa jadi membingungkan?!
Mendengkus, dia merapatkan tubuhnya pada Ali dan memeluk Ali erat. Dia menyembunyikan wajahnya di ketiak Ali yang tertutupi hoodie hitam.
Dia berusaha memejamkan matanya dan mengabaikan Ali yang mengecupi puncak kepalanya dan mengusap punggungnya pelan. Dia tetap diam dan berusaha terlelap meski hatinya gelisah.
Namun tiba-tiba...
"Kalo gak bisa tidur gak usah dipaksain."
Tiba-tiba Ali mengubah posisinya menjadi duduk dan dengan entengnya memangku tubuhnya. Dia terkejut namun tetap diam. Apalagi setelah Ali mengambil kecupan singkat di bibirnya.
"Cerita ke gue kalo ada yang ganggu pikiran lo. Jangan kayak gue yang main rahasian."
Prilly menggeleng. Mungkin lebih tepatnya, dia masih belum yakin untuk menceritakan apa yang mengganggu pikirannya. Biarlah ini dia simpan sendiri dan menunggu bukti untuk mengungkapkan semuanya.
Tentang...kehamilan.
"Li."
"Hm."
"Kalo aku hamil, kamu..."
Mengerti apa yang akan Prilly katakan selanjutnya, cepat-cepat Ali mengecup bibir Prilly sehingga Prilly tak lagi melanjutkan kalimatnya.
Melepaskan kecupannya, dia menatap Prilly lekat-lekat dan mengusap pipi yang terdapat banyak bekas jerawat itu.
"Buang jauh-jauh pikiran buruk lo. Gue males bahas beginian yang menurut gue terlalu drama. Masalah tanggung jawab, gue emang brengsek udah ambil semuanya dari lo sebelum waktunya. Tapi, sebrengseknya gue, gue pasti mikir ke depannya harus gimana. Gue gak mau anak-anak gue bernasib sama kayak gue, gak pernah ngerasain kasih sayang orang tua kandung. Kalo ini yang jadi beban pikiran lo, gue cuma mau bilang, buang jauh-jauh pikiran itu. Bukannya pada malam itu gue bilang ke lo kalo gue lakuin itu karena gue gak mau lo pergi ninggalin gue? Jadi, apa yang harus lo takutkan setelah lo tahu hati gue jatuh ke siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
War Of Hormones
Teen FictionSemua orang tahu bahwa Ali dan Prilly berstatus sebagai tunangan. Namun, tak ada yang tahu seperti apa kehidupan Ali dan Prilly. Ali baik dan romantis, menurut pandangan orang lain. Tapi menurut Prilly, Ali adalah sosok misterius yang memiliki bany...