Scenery - Kim Taehyung ( V ) of BTS
Tandai bagian yang typo...
Wajah Ali babak belur. Itu yang Prilly tangkap sejak Ali pulang. Dan yang lebih membuatnya terkejut adalah...ketika lelaki itu mendorongnya.
Marah? Tidak. Hanya saja dia kecewa setelah mengetahui kenapa Ali bisa mendorongnya. Beruntungnya ada Irna yang sigap menahan tubuhnya. Jika tidak? Dia tidak tahu akan seperti apa nasibnya.
Tapi, bukan itu yang dia permasalahkan. Justru yang menjadi masalah adalah, Ali mabuk!
Langkahnya yang sempoyongan dengan lebam di wajah tampannya sukses membuatnya tidak nyenyak tidur semalaman.
Siapa yang berada di balik semua ini? Dan...kenapa tega sekali memukul Ali dan membuatnya mabuk?
Tuduhannya mengarah pada Irham. Dia tidak bisa memastikan. Takut salah tuduh, lebih baik dia menunggu Ali sadar setelah semalaman lelaki terlelap di kamarnya dengan kondisi yang berantakan. Semalaman ini pula dia tidur di kamar Alfina dengan pikiran yang terus mengarah pada Ali. Luka di wajah Ali belum diobati, bagaimana kalau sampai iritasi?
Mengenyahkan pikiran yang membuatnya tak nyenyak tidur, sekarang dia menyingkap selimut yang membungkus tubuh mungilnya ketika sang surya menampakkan sinarnya. Keluar dari kamar Alfina, dia langsung bergegas mendekati Irna yang tengah sibuk memasak sarapan. Belum juga dia mendekati Irna, Irna lebih dulu menyadari keberadaannya dan langsung menyapanya.
"Sudah bangun? Ayo, sini sarapan duluan sama mama dan Alfina," ajak Irna yang mendekatinya dan menuntunnya ke meja makan.
Dia tersenyum tipis dan mengambil duduk di samping Alfina yang sudah rapi dengan seragam putih merahnya.
"Sarapan yang banyak. Hari ini kan, hari kedua kamu LSP."
Prilly menatap Irna dan menahan tangan Irna yang hendak mengambil nasi serta lauk dan pauk untuknya.
"Prilly bisa ambil sendiri, ma," ujarnya yang langsung mengambil alih sendok yang Irna pegang untuk mengambil lauk untuknya.
Selesai dengan urusan sarapan, dia membantu Irna membersihkan piring kotor. Sementara itu, Alfina telah berangkat ke sekolah diantar sopir. Omong-omong, dia ke sekolah jam delapan. Masih ada banyak waktu untuknya bersantai-santai sekalian membantu Irna bersih-bersih rumah.
Saat dia tengah menata piring yang telah selesai dicuci, Irna mendekatinya dan memegang pundaknya membuatnya sontak menatap Irna dengan kening mengerut.
"Ada apa, ma?"
Irna menarik nafas panjangnya sebelum berkata, "Ali...udah sadar belum? Kamu tadi gak jenguk Ali sama sekali?"
Prilly menggeleng. Dia tadi memang tak menjenguk Ali. Bukannya tak perduli, tapi dia tengah merangkai banyak pertanyaan untuk dia ajukan pada Ali. Dia butuh penjelasan kenapa lelaki itu bisa mabuk dan wajahnya penuh lebam.
"Belum, ma. Sebentar lagi Prilly ke kamar Ali sekalian obatin lukanya."
Irna mengangguk.
"Gak sekalian aja bawain sarapan buat Ali? Dia pasti gak mau makan di meja makan takut ketemu mama dalam kondisinya yang menakutkan itu. Gitu-gitu kan, Ali takut ke mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
War Of Hormones
Teen FictionSemua orang tahu bahwa Ali dan Prilly berstatus sebagai tunangan. Namun, tak ada yang tahu seperti apa kehidupan Ali dan Prilly. Ali baik dan romantis, menurut pandangan orang lain. Tapi menurut Prilly, Ali adalah sosok misterius yang memiliki bany...