---
Felix berjalan lebih jauh di depan changbin, pasalnya bus yang mereka tumpangi terjebak macet parah dan mereka harus berhenti dipemberhentian bus yang cukup jauh dari lokasi.
"Kan udah gue bilang! Naik taksi aja kita harusnya!!" Felix tidak marah, ia hanya kesal. Ia harus berjalan lagi untuk sampai kelokasi yang dituju.
"Iya maap. Gue mana tau bakal macet. Lagian naik bus kan lebih murah." Changbin masih berusaha membujuk felix yang masih merajuk didepan sana.
"Fel, udah dong ngambeknya." Felix diam dan terus melanjutkan perjalanannya.
"Felix!" Felix tidak menunjukkan sikap peduli kepada changbin.
Changbin menghela napasnya sebentar kemudian berlari mengejar felix. Tidak jauh, hanya berjarak sepuluh meter didepannya.
Ketika changbin berhasil mengejar felix, ia menarik lengan felix. Sehingga membuat felix mau tak mau berbalik arah menghadap dirinya.
Felix diam, diam felix dengan muka yang sedikit kelelahan dan penuh dengan aura kesal itu membuat changbin sedikit meringis.
"Udah ya ngambeknya?"
Felix membuang muka.
"Felixie mau apa?" Oke, changbin berhasil. Felix melihatnya lagi, walau dengan air muka yang sulit dijelaskan.
Changbin tersenyum dan menipiskan jarak mereka. Merangkul pinggang felix dan mendekatkan wajahnya.
"Jangan ngambek, nanti changbinie beliin apa yang felixie mau."
Felix diam. Kali ini bukan diam karena kesal, tapi diam yang sedikit berbeda. Ada sengatan asing yang menyengat dadanya. Rasa ini baru, sangat baru ia rasakan.
Cepat-cepat felix lepas pelukan changbin di pinggangnya dan menjauh dari changbin. Ia berjalan mendahului changbin, lagi.
"Gue ga ngambek dan gue ga mau apa-apa!" Serunya dengan muka merah padam dan tangan yang dikepalkan seperti anak kecil yang sedang marah.
Changbin tertawa.
"Anak kucing lucu banget kalo ngamuk." Changbin berlari lagi untuk menyusul felix. "Felix, tunggu dong!!"
---
Sampai di K-Mart dengan tenaga yang hampir habis, felix butuh asupan. Ia mengadarkan pandangannya, ia melihat banyak restoran disekitarnya. Tapi, sepertinya restoran-restoran mahal yang bisa saja menjual satu potong croissant dengan harga lima euro.Felix bingung, ia sangat lapar. Tanpa ia sadar bahwa changbin sedari tadi melihatnya. Changbin cukup sadar kalau orang didepannya ini sedang lapar.
"Fel, masuk aja dulu yuk. Kita cari roti aja didalem." Felix melihat kearah changbin yang sudah ada dibelakangnya.
Mereka masuk dan mulai mencari bahan-bahan yang diperlukan. Changbin berjalan didepan felix dan mencari roti yang setidaknya bisa mereka makan. Dibelakang, felix mendorong troly sambil melihat-lihat kekiri dan kekanan. Felix sangat ingat bahwa changbin meminta tiga menu sekaligus, mereka akan banyak belanja hari ini.
"Nih, makan dulu roti itu."
Felix menerima roti yang changbin kasih.
"Nanti bayarnya gimana kalo makan sekarang?"
"Tenang aja, nanti gue yang bilang."
"Kalo mbaknya ga percaya gimana?"
"Yaudah bungkusnya lo pegang jangan sampe hilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
PARIS -Changlix ✔
Fanfiction"I thought we were match." "Who told you that we didn't macth? We are perfect, honey." hi, there! welcome to changlix. ©Fluffyseo, 2020. [HIGHEST RANK] #4 Changlix - 081020