nine, felix's feeling.

1.1K 275 6
                                    

———


Jangan kira felix tidak menyadari perubahan tingkah changbin seminggu semenjak mereka bertemu berebut butter. Felix tau betul. Changbin memandangnya dengan cara yang berbeda.

Felix pernah sekali mampir ketongkrongan changbin, itupun diajak. Sedari sana felix makin sadar bahwa changbin memandangnya berbeda. Changbin memilili banyak teman dekat. Bahkan sangat dekat. Contohnya, jisung dan hyunjin. Namun, sepenglihatan felix, changbin tidak pernah memandang mereka seperti changbin memandang dirinya.

Kadang risih, kadang senang. Risih karena terlalu diperlakukan seperti seorang princess, senang karena felix merasa ia dilindungi.

Pernah satu hari, ponsel felix dicopet didepan apartmentnya. Untung saja saat itu changbin keluar, dan langsung mengejar copet yang tadi mengambil ponsel felix. Hebatnya, changbin berhasil mengembalikan ponsel felix. Padahal kota Paris terkenal dengan para pencopet yang handal.

Ingat waktu mereka pergi ke Musèe du Louvre? Selama mereka didalam museum, changbin tidak pernah melepas genggaman mereka. Alasan changbin? Takut felix hilang. Padahal felix bukanlah anak kecil.

Secara tidak langsung, felix juga mempertanyakan perasaannya. Setiap bersama changbin, ia bisa berubah menjadi orang yang berbeda. Menjadi orang yang menggemaskan, bahkan manja. Ia sadar itu bukanlah dirinya. Tapi, perilaku itu alami terjadi ketika dirinya berada didekat changbin.

Belum lagi, dadanya yang selalu sesak dan jantungnya yang terus berpacu seperti habis berlari itu membuat felix bingung.

Selama ini, felix tidak pernah menyukai seseorang alias changbin adalah orang pertama yang membuatnya merasakan hal-hal aneh dalam tubuhnya.

Seperti sekarang, changbin yang sedang mengelus rambutnya lembut. Mungkin changbin tidak menyadarinya, tapi jantung felix terasa seperti ingin meledak.

"Kak, gue laper." Alasan felix untuk menyingkirkan tangan changbin dikepalanya. Bisa gila dia lama-lama.

"Yaudah mau makan apa?"

Felix memperagakan gestur berpikir keras.

"Mau makan kayak kemaren ga?" Tanya changbin.

"Gila aja lo! Uang bulanan gue udah mau habis."

"Yaudah pake uang gue."

"Dih, sok kaya." Ledek felix. Felix tau changbin cukup kaya, ditambah dengan pekerjaannya yang menghasilkan gaji cukup besar.

Felix berjalan mengecek kulkasnya, siapa tau ada bahan mentah yang bisa dimasaknya. Jam 10 malam ini mereka bisa berharap apa kecuali memesan makanan yang pastinya sangat-sangat mahal.

Untung disana ada beberapa ramnyeon yang memang sengaja felix stok, dan kimchi yang baru saja ia beli dua hari yang lalu.

"Kak masak ramnyeon aja ya."

"Bebas gue mah."

Felix mendecih. Soalnya changbin sekarang lagi malas-malasan dikasurnya alias pasti dirinya yang akan masak.

"Fel, gue ambil wine dulu aja ya."

"Gausah!!"

Belum sempat keluar, changbin sudah dilarang.

"Kenapa sih?"

"Gaboleh mabuk diapart gue!!"

"Halah. Biarin tetep gue ambil."

"Yaudah jangan harap lo bisa masuk apart gue!"

Sebelum sepenuhnya pergi, changbin membalas perkataan felix dan membuat felix semakin kesal.

PARIS -Changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang