fourteen, crazy people.

1.2K 221 46
                                    



_______



 

"Iya tunggu, gue kesana sekarang."

Suara sayup itu terdengar di telinga felix. Dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya, felix cukup sadar bahwa changbin meninggalkan apartment.

Akibat perbuatan mereka semalam, changbin dan felix tertidur dengan keadaan yang tidak berubah, tanpa busana dan hanya ditutupi selimut.

Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Setelah menerima panggilan dari orang yang tidak felix ketahui itu, changbin pergi meninggalkannya dengan tergesa-gesa.

"Kak changbin mau ketemu siapa sih sebenarnya?"

Felix mengambil ponselnya yang terletak diatas nakas. Memeriksa keberadaan changbin. Iya, katakan kalau felix terlalu berlebihan. Ketika changbin terlelap, felix menghubungkan akses ponsel changbin ke ponselnya, yang membuat kemanapun changbin pergi felix bisa mengetahuinya.

"Bar? Ngapain kak changbin ke bar?"

Felix beranjak dari tidurnya, ingin kekamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Setelah membersihkan tubuhnya dan kekacauan mereka malam tadi, felix mengecek kembali ponselnya. Changbin belum bergerak dari bar sejak satu jam yang lalu.

Felix mencari info tentang bar yang changbin kunjungi. Tapi, tidak ditemukan apa-apa.

Akhirnya, felix memutuskan untuk mencoba menyusul changbin. Tapi, changbin sudah lebih dulu bergerak. Lokasi changbin berjalan ke agensi.

Felix mengurungkan niatnya. Sepertinya changbin hanya bertemu orang penting disana. Ia memutuskan untuk pulang ke apartmentnya.

Memasak semangkuk ramyeon dan mengeluarkan kimchi yang ia beli seminggu yang lalu untuk sarapan siangnya hari ini.

Felix masih merasakan sakit ditubuhnya akibat perbuatan changbin kemaren.

Panjang umur. Yang dipikirin menelpon felix.

"Halo, kak."

"Felix dimana?"

Ramai. Sepertinya changbin sedang tidak berada di agensi. Felix mengecek keberadaan changbin dan benar saja changbin sedang berada dilingkungan Eiffel Tower.

"Di apart aku. Kenapa kak?"

"Kakak mau ngasih tau, hari ini kakak gabisa pulang. Nanti kamu minta temenin jisung aja ya kalo kesepian."

Terlalu ramai disana. Felix menyadari changbin juga sedikit berteriak.

"Iya, kak. Emangnya kakak di—"

Belum sempat felix bertanya. Ada suara wanita yang terdengar dibalik telpon.

"Sayang, tadi kamu bilang kita mau keatas sana? Ayokk!"

Sangat manja.

"Kak changbin?"

"Eh, iya felix. Nanti lagi ya kakak ada urusan."

Bip.

Panggilan pun terputus.

Felix tidak ingin berburuk sangka dulu. Ia menelpon jisung berniat untuk minta tolong mengecek keberadaan changbin. Tapi, sepertinya jisung sedang sibuk. Karena panggilannya tidak kunjung disambut dari tadi.

Sungguh perasaan felix tidak enak sekarang. Bagaimana kalau wanita yang berbicara tadi adalah mantan changbin? Bagaimana kalau changbin berbohong padanya?

PARIS -Changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang