7 • Tempat seharusnya

803 173 29
                                    

Jimin mengerang  tertahan seraya memegang kepalanya yang terasa nyeri. Darah mengalir dari bahunya dan menghilang begitu saja bagikan asap.

Tenaganya tersedot dan rasanya Jimin sudah tidak bisa menahan ini lebih lama lagi. Kepala juga tubuhnya seakan habis jika harus menanggung semua ini lebih lama lagi.

Jimin dan semuanya harus segera mengakhiri permainan gila ini. Semuanya harus berhenti begitu pula hidupnya yang harus berhenti seperti ini.

Jimin tidak pernah menggurat tubuhnya sebanyak ini, tapi itu terjadi begitu saja 'pun ini karena salahnya.

Satu-satunya cara agar semuanya berakhir adalah dirinya yang memiliki keturunan sebagai pelindung.

Jimin menyalakan shower dan air mengalir deras membasahi tubuhnya. Luka yang ia buat tadi terasa sangat perih dan juga darah masih mengalir namun menghilang bahkan sebelum menyentuh pembuangannya.

Jimin sudah terbiasa dengan keadaan ini dan sudah seharusnya ia terbiasa. Jimin mengambil tisu dan menyeka tetesan darah yang masih membasahi lukanya. Membalutnya dengan perban lantas mengenakan pakaiannya sebelum keluar dari kamar mandi.

Ada Raisya yang tengah menyisir rambutnya yang sudah kering. Jimin selalu bilang jika ia benci jika kasur basah karena rambut yang habis keramas tidak di keringkan terlebih dahulu.

"Kak Jimin sudah selesai mandi? Ingin memakan sesuatu?" tanya Raisya yang kini menghampiri Jimin yang berdiri mematung seraya menatapnya.

"Aku ingin eskrim cokelat."

"Mau aku bawakan kemari atau makan diluar?" Tanya Raisya lagi memberikan opsi.

"Apakah ada film bagus yang disiarkan di televisi malam ini?" tanya Jimin.

"Tidak ada. Tapi kita bisa menonton drama yang lain jika dirimu mau," ucap Raisya.

"Baiklah, besok minggu."

Raisya mengangguk lantas ia keluar untuk mengambil eskrim, sementara Jimin menyalakan televisi yang terpampang lebar di kamarnya.

Mencari drama yang bagus di tonton malam minggu seperti ini. Sebenarnya Jimin lebih senang membaca buku atau menandatangani berkas daripada menonton televisi yang membosankan.

Namun tidak ada salahnya menciptakan sesuatu yang baru. Banyak hal juga yang ingin Jimin sampaikan pada Raisya. Sebenarnya sudah banyak yang Raisya ketahui, namun ada satu yang belum Raisya ketahui.

Pintu kamar terbuka dan Raisya muncul dengan nampan di tangannya yang berisi eskrim dan juga snack serta beberapa makanan lainnya.

Jimin meminta agar duduk di sofa yang ada di depan kasur yang masih menghadap ke arah televisi saja daripada duduk langsung di atas ranjang yang akhirnya akan kotor.

Raisya mengangguk dan meletakkan nampannya di sebuah meja mini yang ada di depan satu sofa kecil yang sedikit memanjang.

"Film apa yang dirimu akan putar?" tanya Raisya yang kini mendudukkan dirinya di sebelah Jimin.

"Ini film dengan gendre romantis. Aku tidak tahu pasti, tapi dari judul dan cover filmnya seperti itu," jelas Jimin.

Raisya hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Lagipula tidak akan membuatnya rugi juga jika menonton film dengan gendre tersebut.

Film dimulai dan Raisya memberikan satu wadah dengan ukuran sedang eskrim rasa cokelat pada Jimin.

Raisya juga membawa rasa lain untuk dirinya. Dikarenakan ia yang tidak menyukai eskrim cokelat, Raisya memilih rasa vanila sebagai rasa favoritnya.

THE REINCARNATION ✴Pjm✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang