Raisya merasakan sensasi dingin saat Jimin mengelus perutnya dan sesekali menekan pusarnya. Raisya tidak tahu apa yang sedang Jimin lakukan, tapi ini terasa sangat nyaman.
Merasakan bagaimana jemari itu mengitari area perutnya dengan tangan kiri yang mengelus surainya, Raisya jadi ingin tidur.
"Kau menjaganya dengan baik, pasti kau kesulitan," ucap Jimin lembut. Melihat Raisya yang seperti ini, prosessor dalam dirinya mendadak jadi melemah dan tidak sekuat saat Raisya sebelum hamil.
Raisya menatap manik Jimin. Baru ia sadari jika Jimin itu memiliki sifat yang belum sepenuhnya Raisya ketahui. Belum lagi sejuta informasi yang masih dalam tahap pemberitahuan.
Jimin itu seperti sebuah kotak informasi yang menyembunyikan banyak hal tentang semuanya. Raisya harus bisa memecahkan sandinya jika ingin mengetahui semua hal mengenai suaminya.
"Kak Jimin tahu tidak jika aku begitu mencintaimu?" Tanya Raisya mendadak.
Jimin mengangguk seraya menatap manik Raisya dengan dua tangan yang masih melakukan tugasnya.
"Aku tahu, bahkan lebih tahu dari dirimu sendiri," ucap Jimin.
Raisya tersenyum. Jika dipikir ulang, Jimin hampir selalu mengerti apa yang sedang Raisya rasakan.
Jimin tidak bisa membaca pikiran, tapi dia bisa membaca perasaan Raisya. Mereka terikat, bahkan Jimin bisa tahu dimana Raisya berada.
"Apa kak Jimin sudah mencintaiku?" Tanya Raisya memandang penuh harap. Hatinya takut jika Jimin berkata sesuatu yang tidak ia inginkan.
"Kau tahu, aku mencintaimu bahkan setelah kau melakukan kesalahan dan akhirnya berakhir seperti ini. Rasaku masih sama seperti saat kita di tempat kita seharusnya, hanya saja sikapku seolah tidak menunjukkannya karena aku telah melakukan sesuatu pada diriku," jawab Jimin panjang.
"Kenapa kak Jimin seperti sebuah kotak misterius yang menyimpan banyak sekali rahasia di dalamnya?" Tanya Raisya.
Jimin tersenyum. Perlahan Jimin mengangkat kepala Raisya, menepuk kembali pahanya dan berucap,"Duduk di pangkuanku."
Raisya menurut, beringsut duduk di pangkuan Jimin dan melingkarkan kedua tangannya di leher prianya.
Membiarkan Jimin menutup kancing bajunya hingga rapi dan merapikan poninya.
"Tahu tidak bagaimana bulan ada di dunia?" Tanya Jimin.
"Diciptakan oleh pencipta?"
"Kau benar. Tapi awalnya bukan untuk menerangi bumi, tapi hadiah para dewa untuk kehamilanmu," ucap Jimin. Raisya terdiam. Hadiah? Para dewa?
"Kau pasti bingung, tapi kau sudah tahu jika kita adalah guardian. Kita pelindung, penyelamat dan pemelihara semua yang ada di bumi. Tapi, satu kesalahanmu membuat dewi Aphrodite marah hingga kita dan teman-teman kita harus mengalami reinkarnasi sampai kau berhasil melahirkan keturunanku."
Raisya terdiam seraya mencermati perkataan Jimin. Jadi, dirinya adalah penyebabnya karena telah melakukan kesalahan dan membuat Dewi Aphrodite marah hingga semuanya jadi seperti ini?
"Jadi, kutukan yang kau maksud adalah kita yang bereinkarnasi dan aku yang harus melahirkan keturunan dari dirimu?" Tanya Raisya. Jimin mengangguk lantas membawa Raisya dalam dekapannya. Meletakkan dagunya di bahu sigadis yang Jimin yakini masih bingung dengan semua yang tengah mereka alami.
"Jangan khawatir. Kau pasti bisa. Aku membuat diriku seperti ini agar kau bisa termotivasi hamil untuk meraih cintaku yang sebenarnya tidak menghilang."
"Kenapa aku harus meraih cintamu?" Tanya Raisya bingung.
"Karena dari dulu, kau tidak akan bisa hidup tanpa diriku dan aku tidak akan bisa hidup tanpa dirimu. Kamu adalah tulang rusukku dan aku adalah pemimpin untukmu. Kita saling membutuhkan dalam konteks apapun hingga semuanya jadi terikat."
![](https://img.wattpad.com/cover/235505960-288-k599924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REINCARNATION ✴Pjm✔
Fanfiction[ C O M P L E T E ] Fifth story by : Jim_Noona Judul lama :MY UNDERSTANDING WIFE S2 Mimpi itu yang terburuk bagi Raisya dan ia tidak ingin kembali mengulang mimpi yang sama