15 • Privasi

713 136 23
                                    

Raisya kini tengah bercengkrama dengan Yoongi dan Seokjin. Minggu pagi ini Jimin harus pergi ke Dubai guna melakukan perjalan bisnis dengan Namjoon.

Raisya tidak diizinkan ikut karena itu terlalu berisiko untuk kandungannya.

Ketiganya tengah menyantap pie apel di pinggir kolam renang dengan Seokjin yang duduk di sebelah kanan Raisya dan Yoongi di sebelah kiri.

Sebelum Jimin pergi tadi, ia menyempatkan dirinya untuk memberikan peringatan pada Seokjin dan Yoongi. Mengamcam jika sesuatu terjadi pada Raisya, ia tidak akan segan-segan untuk memasukkan Yoongi dan Seokjin kedalam black list.

"Bagaimana rasanya? Apakah nyaman di perutmu?" tanya Yoongi yang kini memotong pie miliknya.

"Rasanya hebat. Kalian belajar dari mana?" tanya Raisya yang kini kembali menyuapkan potongan pie apel yang disiram dengan saus maple.

"Kau lupa kita bereinkarnasi? Ini resep sejak zaman dulu asal kau tahu!" ucap Seokjin.

"Huh, aku bahkan tidak percaya jika reinkarnasi itu ada. Tapi aku sendiri mengalaminya. Dan kehamilanku juga terasa sangat misterius," keluh Raisya.

Ia merasa jika semua yang kini terjadi seperti sebuah ilusi dan mimpi yang juga tidak nyata.

Namun semakin ia menampik, ilusi, mimpi dan sesuatu yang dia anggap tidak nyata malah semakin terlihat memungkinkan.

Namun pertanyaan-pertanyaan itu terus saja hinggap di kepalanya membuat kini ia kembali di landa pening yang hebat.

Seokjin dengan sigap menempelkan tiga jari pada kening Raisya sementara Yoongi kini memegang ujung kuku ibu jari Raisya dan menekannya kuat.

"Coba rileks dan jangan pikirkan apapun. Healer kita berontak karena dirimu yang terlalu banyak berpikir hingga energimu habis untuk hal yang tidak terlalu penting untuk saat ini. "

Seokjin menutup matanya dan menyalurkan sisa energi yang ada dalam tubuhnya untuk Raisya.

Energi yang mereka keluarkan tidak akan bisa menandingi energi Jimin. Seokjin dan Yoongi hanya bisa mengisi seperempat energi yang hilang. Raisya butuh Jimin saat ini.

Vante yang melihat kondisi Raisya yang lemas di pinggiran kolam dengan kedua kakaknya yang tengah mencoba menyalurkan energi, kini berlari dan ikut berjongkok.

"Hyung? Kenapa? Apakah Raisya baik-baik saja?" tanya Vante.

"Ya. Dia hanya butuh energi yang lebih banyak. Coba bantu kami!" pinta Yoongi.

Taehyung mengangguk dan ikut melakukan apa yang Yoongi lakukan.

Raisya tersadar dengan tiga pria yang kini mengerubunginya. Kepalanya masih berdenyut nyeri dan kini perutnya ikut terasa keram ringan.

"Sudah kuingatkan, jangan berpikir sendirian. Apa yang sedang kau pikirkan tentang hidup ini?" tanya Vante.

Kesal juga karena Raisya yang selalu tidak menuruti ucapannya. Raisya hanya akan sangat patuh pada Jimin dan memang hanya Jimin yang akan membuat Raisya patuh seperti seekor anak kucing.

"Maafkan aku, seperti yang kalian tahu. Semuanya masih abu-abu bagiku. Semua yang terjadi terasa sangat tidak nyata dan aku tidak mengerti mengapa aku bisa hidup seperti ini. Bisakah kalian menjelaskan padaku? Mengapa kita harus bereinkarnasi?" tanya Raisya panjang lebar. Ia mencoba mengutarakan apa yang bercokol dalam pikirannya sekaligus salah satu hal yang menjadi akar mengapa mereka bisa seperti ini.

"Untuk urusan mengapa kita bisa bereinkarnasi, kami tidak bisa menjawabnya. Hanya Jimin yang memiliki wewenang untuk mengatakannya padamu. Tapi mengenai kehamilanmu, kau bahkan tidak akan mengandung hingga 9 bulan seperti manusia pada umumnya."

.

.

.

Pukul 11 siang, orang tua Raisya dan Jimin datang ke rumah tanpa di duga.

Raisya yang sangat senang karena kedatangan orang tua dan mertuanya kini memilih untuk mengobrol bersama di ruang keluarga dengan para teman-teman Jimin yang juga ikut berkumpul.

"Mengapa Jimin malah melakukan perjalanan bisnis padahal ini adalah hari minggu?" tanya Juhyun pada Yoongi yang kebetulan duduk di sebelahnya.

"Jimin harus menghadiri rapat dengan kolega bisnisnya appa-nim. Katanya tidak bisa ditunda," jawab Yoongi.

"Anak itu masih tetap mengutamakan pekerjaan di atas segalanya?" tanya Juhyun tak senang.

Ia tidak senang jika putranya masih saja bersikap work is number one padahal dia sudah memiliki seorang istri di rumahnya. Dan mengapa anak itu malah menitipkan istrinya pada teman-temannya?

Bukan hanya tidak baik, menurut Juhyun itu juga tidak boleh dilakukan. Bagaimana jika teman-temannya juga memiliki kesibukan masing-masing?

"Tidak apa Appa-nim, kami mengerti. Lagipula Raisya akan aman bersama kami, tenang saja," jawab Vante.

"Iya, aku baik-baik saja. Mereka menjagaku seperti seorang adik perempuan. Jadi, kalian tidak perlu seperti ini. Aku mengerti Kak Jimin adalah pria super sibuk dan aku tidak mempermasalahkannya."

Juhyun menghenbuskan napasnya guna menenangkan dirinya. Baginya, family's is number one. Bagaimanapun keluarga adalah suatu hal yang tidak bisa di nomor duakan.

Meski ada hal yang akan terjadi, yaitu terkadang dirinya tidak profesional. Melihat putranya yang begitu dapat bersikap profesional sebenarnya membuat Juhyun senang, setidaknya jiwa kepemimpinannya lebih bagus dari dirinya.

Hanya satu hal yang tidak Juhyun senangi. Yang ia lihat, Jimin belum bisa mengatur waktu dengan istrinya sendiri.

"Baiklah, akan kumaafkan anak itu kali ini. Tapi lain kali, bisakah dia  meluangkan waktu di akhir pekan ini?"

"Akan aku bicarakan appa-nim, lagipula sekarang kak Jimin sedang tidak ada di sini, jadi lebih baik kita membicarakan hal lain saja," ucap Raisya yang kini mencoba mengalihkan topik. Rasanya memang ia kesal karena Jimin harus pergi padahal ini akhir pekan, tapi bagaimanapun ia harus bisa memaklumi.

Pekerjaan di perusahaan sedang sangat menumpuk dan Raisya paham betul apa yang sedang menjadi kesibukan Jimin saat ini.

"Ma? Mama sama papa berapa hari di sini?" tanya Raisya yang kini bertanya pada orang tuanya.

"Hanya hari ini, besok mama sama papa harus terbang ke China, makanya mama sama papa nyempetin datang ke sini," ucap sang ibu.

Sejak kecil, Raisya memang sudah biasa di tinggal orang tua untuk melakukan perjalanan bisnis, namun berbeda dengan kehidupan yang awal. Raisya dimanja, namun agaknya kehidupannya yang sekarang ini agak sedikit berliku dan lebih berat.

"Hati-hati ma, pa. Jangan terlalu capek. Raisya ngga ada buat pijitin kaki mama sama papa."

.

.

.

Happy angel birthday 

I love you and ia really love you.

Wish you all the best uri angel army

Huwaaaa akhirnya Jimin birthday.

WISH KALIAN UNTUK JIMIN APA?

OH iya, untuk yang sudah ikut Ebook project Jimin birthday sampai slot yang aku sediakan penuh, tapi banyak yg ngga memenuhi rules hingga di diskualifikasi ya.

Buat kamu yang mau, aku tunggu sampai jam 00 WIB dan setelah itu aku close. Besok  kupastikan projectnya sampai lewat Email kalau kalian nyantumin email dengan benar.

See you next update!!!!!!!!!!

THE REINCARNATION ✴Pjm✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang