Raisya kian terbelalak. Jungkook lenyap? Mati?
"Ba... Bagaimana bisa?" Tanya Raisya.
"Tentu. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan pada pengkhianat. Dia memanfaatkan apa yang menjadi miliknya untuk menguasai micasa dan dunia hingga akhirnya membuat dirimu terjerumus ke dalamnya dan berakhir dengan kita semua yang seperti ini," jelas Jimin dengan rahang mengetat. Kejadian ini sudah cukup lama, namun Jimin masih mengingat detail runtutan kejadian waktu itu.
Bagaimana micasa yang indah berubah menjadi genangan darah dan bagaimana saat Dewi Aphrodite memutuskan untuk mereinkarnasikan dirinya, Raisya, juga Haeya. Namun teman-temannya yang lain malah berkata ingin menemani Jimin dan Raisya.
"Lalu? Hubungan Jungkook dengan Haeya?"
"Mereka adalah tulang rusuk. Namun karena tahu Jungkook melakukan hubungan dengan dirimu, itu membuat Haeya marah hingga mengeluarkan lontaran tak pantas pada Dewi Aphrodite hingga sang Dewi memutuskan untuk mereinkarnasikan Haeya tanpa bisa kembali," ucap Vante.
Raisya terhenyak. Mendapati sebuah kenyataan yang tidak semanis di negeri dongeng membuatnya sesak bukan main.
"Aku mengerti perasaanmu Raisya, hanya saja daripada kau terus menyalahkan dirimu, lebih baik fokus untuk memikirkan cara agar kita bisa kembali," ucap Hoseok.
"Bukankah jika aku melahirkan anak, kita bisa kembali?" Tanya Raisya. Yang ia tahu begitu karena Jimin pernah berkata demikian.
"Tidak menentu. Kita akan kembali diberikan pilihan," jawab Namjoon.
Raisya mengedip. Otaknya di tuntut untuk bekerja ekstra belakangan ini. Raisya rindu masa dimana bahkan dirinya tidak perlu berpikir.
"Pilihan apa?"
"Pilihan, apakah kau yakin memutuskan untuk kembali ke micasa atau tetap menjadi seorang manusia yang bisa mati kapan saja," jawab Jimin yang kini menyesap teh hijau miliknya.
Raisya terdiam. Dalam pemikirannya kini dirinya bertanya. Dua pilihan itu jelas hal yang sulit. Raisya sudah terbiasa menjadi manusia dan tidak tahu bagaimana menjadi seorang guardian yang menurut cerita Jimin dirinya dan Jimin serta teman-teman Jimin yang lain harus menjaga bumi dari serangan para iblis yang ada di bawah tanah.
"Itu pilihan yang sulit. Jika kita memilih untuk menjadi manusia, risiko apa yang akan kita dapatkan?" Tanya Raisya lagi.
"Kita bisa mati kapanpun, micasa hancur dan bumi juga akan kembali dikuasai oleh iblis. Manusia di bawah kukungan iblis dan saat itu juga dunia dan seisinya akan hancur karena seperti yang kau tahu, iblis akan menghancurkan apa yang kita jaga," jawab Vante.
Degupan jantung Raisya bertalu. Membayangkan akan sehancur apa dunia ini bahkan membuat dirinya dilanda rasa takut.
"Lalu, risiko apa yang akan kita dapatkan jika memilih kembali menjadi guardian?" Tanya Raisya lagi. Ia harus tahu apa saja yang akan dirinya dapatkan jika memilih satu pilihan diantara dua pilihan lainnya.
"Sulit untuk kembali ke micasa jika kita tidak membawa keturunanmu dan Jimin menjumpai Dewi Aphrodite. Terlebih Haeya mengincar dirimu saat ini. Tapi jika kita berhasil, kurasa ada banyak yang harus kita perbaiki," jawab Seokjin.
Beberapa Minggu lalu, Seokjin sempat mengendap ke gerbang micasa yang tentunya hanya diketahui oleh orang seperti dirinya. Jika manusia biasa, itu hanya akan terlihat seperti sebuah gumpalan awan biasa saja.
"Aku akan berusaha menjaga healer ini, kita bisa kembali, aku menjanjikan hal itu," ucap Raisya yakin.
Semuanya tersenyum. Semuanya tahu jika Raisya tidak akan bisa kembali membuat kesalahan yang sama dan gadis itu selalu menepati janjinya.
"Kami akan menjagamu dan healer itu. Kau tidak sendiri, ada suamimu dan juga kami yang akan menjagamu."
.
.
.
Raisya kini tengah menyesap teh chamomile miliknya dan juga semangkuk kacang almon serta buku ditangannya.
Memandang Jimin yang tengah menyiram tanaman mawar di teras setidaknya membuat mata Raisya segar pagi ini.
Kapan lagi melihat pria tampan menyiram tanaman dengan kaos putih tipis sedikit transparan ditambah lagi angin yang sedikit berhembus.
Sempurna.
Raisya membaca buku fiksi yang dibuat manusia tentang guardian angel. Jimin bilang jika ia juga masuk dalam kategori guardian angel.
Tidak banyak yang berbeda, namun tidak ada yang mengisahkan guardian yang dikutuk untuk bereinkarnasi dan akhirnya menjadi seorang manusia. Agaknya tidak ada yang tahu tentang kisah ini namun Raisya bersyukur atas itu.
"Apa yang sedang kau baca?" Tanya Jimin yang kini mendudukkan dirinya di kursi yang ada disebelah Raisya dibatasi dengan satu meja kecil ditengah.
"Guardian angel, kurasa aku butuh banyak informasi," ucap Raisya yang kini menutup bukunya dan meletakkannya di atas meja.
Sejauh yang dirinya tahu, Jimin tidak suka ketika dirinya berbicara dan sang lawan bicara malah sibuk dengan urusannya yang lain.
"Kenapa tidak bertanya padaku? Aku adalah sumber informasi yang lebih valid dibanding buku itu, kita tidak tahu penulisnya mengarang ceritanya atau tidak," ucap Jimin.
"Memang kak Jimin akan menjawab jika aku bertanya?" Tanya Raisya. Pasalnya, Jimin sering kali menghindar jika Raisya akan bertanya tentang semuanya.
"Tentu, tapi aku tidak bisa memberikan informasi semuanya sekaligus. Dirimu belum cukup kuat. Aku tidak mau kejadian di kantor terulang lagi di sini," ucap Jimin.
Raisya tersenyum. Kemarin malam Seokjin menceritakan kejadian setelah dirinya pingsan. Seokjin bilang itu bukan pingsan biasa, dirinya bahkan bisa mengalami sindrom putri tidur jika Jimin tidak mentransfer energi padanya.
"Aku tidak ingin bertanya sekarang boleh tidak?" Tanya Raisya. Rasanya otaknya belum siap untuk mengetahui hal yang lebih mengejutkan lebih dari apa yang dirinya tahu saat ini.
Raisya butuh istirahat, setidaknya saat ini.
"Tidak masalah, aku akan selalu ada jika kau ingin bertanya," ucap Jimin.
Raisya tersenyum lantas mengangguk. Perlahan dirinya mulai menyadari jika Jimin tidak sedingin waktu itu. Jimin lebih perhatian padanya dan juga lebih memanjakannya. Raisya menyukai itu.
"Kak Jimin sudah mencintaiku? Apakah sikapmu sudah bisa menunjukkan rasa cintamu padaku?" Tanya Riasya.
Raisya tahu jika Jimin menyetting dirinya dengan sikap yang seperti itu agar Raisya mau mengejar cinta Jimin. Raisya mengerti sekarang bagaimana rasanya tidak dicintai Jimin. Raisya butuh cinta Jimin.
Jimin menghembuskan napasnya. Meraih jemari Raisya dan menggenggamnya erat. Menatap manik gadisnya dalam ditambah lagi dengan satu lengkungan sabit yang terukir di bibirnya.
"Belum. Aku belum bisa membukanya, tapi itu akan berubah seiring berjalannya waktu. Saat healer kita lahir, kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan dari diriku. Cinta, kasih sayang, ketulusan, dan semuanya. Aku bisa memberikannya. Aku mencintaimu, namun sikapku belum sepenuhnya terbuka, kau masih bisa menunggu dan berusaha?" Tanya Jimin.
Raisya menganggukkan kepalanya. Setidaknya Jimin sudah menjanjikan hal demikian yang artinya ia harus kembali berusaha. Menjaga healer mereka dan mendapatkan cinta Jimin. Raisya akan puas jika sudah mendapatkan keduanya.
"Aku mencintaimu, belahan jiwaku."
.
.
.
Terkejut ngga aku up hari ini?
Hehe Today is my birthday
Mungkin untuk kalian yang ikut Ebook project Jimin birthday udah pernah isi form wish untuk aku hehe
And i wish My destiny will be better in the future and I hope I find my life and myself in a better shape after I try to make things better.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REINCARNATION ✴Pjm✔
Fanfiction[ C O M P L E T E ] Fifth story by : Jim_Noona Judul lama :MY UNDERSTANDING WIFE S2 Mimpi itu yang terburuk bagi Raisya dan ia tidak ingin kembali mengulang mimpi yang sama