Jimin terbangun dengan silauan cahaya matahari yang terasa membakar kulit.
Jimin menoleh ke sampingnya dan menemukan presensi Raisya yang juga terkulai lemas namun dalam keadaan yang cukup baik dari terakhir kali ia lihat.
Satu hal yang menjadi topik utama dipenglihatan dan juga pemikiran Jimin saat ini.
Raisya memiliki sayap putih di belakang punggungnya seolah menjadikan sayapnya sebagai alas tidur.
Jimin tersadar, meraba punggungnya dan mendapatkan hal yang serupa. Ada sayap di belakang punggungnya. Sayap hitam dengan beberapa bengkokkan dibeberapa bagian karena perkelahian terakhir kali.
Jimin menyadari jika Raisya kini menggeliat tak nyaman di bawah kukungan sinar surya yang rasanya sangatlah panas saat ini.
Jimin memposisikan tubuhnya berada di atas tubuh Raisya agar istrinya bisa membuka matanya dengan nyaman.
Jimin membiarkan dadanya menjadi payung agar Raisya tidak terkena sinar matahari langsung.
Raisya membelalakkan matanya tak kala melihat sesuatu yang aneh pada punggung Jimin.
Saat dia hendak berucap, rasa sakit itu kembali mendera perutnya. Raisya kembali mengerang dan mengalungkan kedua tangannya di leher Jimin.
"Jangan banyak bergerak. Kau belum pulih sepenuhnya, sayang."
Raisya menutup matanya. Mencoba menyadarkan dirinya sendiri. Kembali menata ulang apa yang baru saja terjadi.
Menatap manik Jimin adalah hal yang Raisya lakukan. Raisya tak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Sayap kita kembali," ucap Jimin yang kini menatap manik istrinya lekat. Memancarkan sinar kebahagiaan atas apa yang mereka peroleh.
"Sayap kita? Apakah aku memilikinya juga?" Tanya Raisya.
Jimin menganggukkan kepalanya bahagia. Satu hal yang sudah kembali melekat dalam tubuhnya, mereka hanya tinggal mencari beberapa kepingan lagi untuk menemukan satu titik temu yang akan membuat mereka kembali.
"Ayah? Ibu? Apakah aku menganggu waktu kalian?"
Satu suara yang mampu membuat Jimin dengan cepat menoleh ke arah sumber suara dan menegakkan tubuhnya.
Raisya dan Jimin melihat satu anak laki-laki dengan busur dan juga sayap putih seperti yang Raisya miliki. Sebenarnya sayap asli miliknya juga berwarna putih, tapi Jimin juga tahu mengapa kini sayapnya hitam. Karena terakhir kali dia memiliki sayap, ia berkelahi dengan Jungkook yang melibatkan rasa marah yang membuat sayapnya berubah menjadi hitam.
"Apakah aku datang di saat yang tidak tepat, ayah? Ibu?" Tanyanya lagi.
Jimin mengerjap dan Raisya juga begitu. Keduanya dibuat bingung akan presensi seorang anak yang wajahnya mirip sekali dengan Jimin kecil.
"Siapa dirimu? Mengapa memanggil kami dengan sebutan itu?" Tanya Jimin yang kini mengerutkan dahinya.
Anak itu mendekat ke arah Jimin dan Raisya. Ikut terduduk di hadapan Jimin sementara Raisya kini masih terbaring dibelakang Jimin, bersembunyi dibalik sayap yang Jimin miliki.
"Ayah tidak ingin membangunkan ibu? Mataharinya sangat panas, sayapku tidak akan bisa membuat ibu tidak kepanasan," ucapnya lagi.
Jimin tersadar dan kini membangunkan Raisya. Menepuk pelan sayap yang Raisya miliki karena ada beberapa tanah yang menempel.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REINCARNATION ✴Pjm✔
Fanfic[ C O M P L E T E ] Fifth story by : Jim_Noona Judul lama :MY UNDERSTANDING WIFE S2 Mimpi itu yang terburuk bagi Raisya dan ia tidak ingin kembali mengulang mimpi yang sama