10 • Bad Idea

796 170 73
                                    

Please don't skip

Kalian bakal bingung kalau baca terus di skip beberapa kalimat.

Ramaikan komen untuk update malam minggu nanti







"Kita ini sebenarnya apa?"

Pertanyaan itu membuat semua presensi yang ada di sana terdiam. Raisya tadi menangis dan mengatakan jika mimpi itu kembali dengan hanya mengulang bagian yang menyakitkan.

"Di mana Jungkook? Apakah dia terlibat?" tanya Raisya lagi. Tidak biasanya dia menuntut paksa sebuah jawaban pada jejeran pria yang bahkan nampak tidak ingin membuka mulutnya.

Raisya menangkup wajahnya sendiri dan menangis sesegukan di sana dengan semua pria yang kini menatapnya bingung.

Mereka bingung harus mengatakan apa lagi pada Raisya. Sejujurnya ini cukup berat untuk Jimin karena semuanya berhubungan.

Semuanya tidak akan terjadi jika saja Jungkook tidak hadir dan merusak semuanya.

"Jangan keluarkan lagi air matamu," Jimin kini bersuara dengan punggung tegap seraya menatap Raisya yang kini tengah menangis dan Vante yang mengelus punggung istrinya.

Meski terbesit untuk ia yang melakukan apa yang Vante lakukan, tapi semuanya seakan terhenti dan pergerakan Jimin jadi terbatas. Niatnya seakan meredup dan hilang begitu saja.

Raisya meredam tangisnya dengan cara menahan napasnya sejenak dan melakukannya secara berulang hingga akhirnya sedikit demi sedikit tangisnya mulai mereda.

Mendengar Jimin yang berkata dengan suara dingin seperti tadi membuat ia takut pun tidak mau mencari gara-gara yang akan membuat suaminya marah.

Raisya tidak ingin terlalu sering membuat Jimin marah karena pria itu benar-benar menyeramkan ketika marah.

"Harusnya kau tahu alasan mengapa Jungkook tidak ada bersama kita," ucap Yoongi seraya melipat kedua tangannya di depan dada dengan punggung yang tegap.

Semua yang ada di sana duduk dengan tegap seolah mereka adalah tentara yang dididik dengan cara duduk yang sempurna.

"Justru karena aku tidak tahu, dari sana aku bertanya pada kalian. Mengapa kalian tidak ingin memberitahuku?" tanya Raisya dengan hidung merah 'pun suaranya yang bergetar dengan sesekali hidungnya mengeluarkan cairan.

Jimin memejamkan matanya sejenak. Kenangan pahit dan memori yang ingin ia lupakan seolah kembali hinggap di pikirannya setelah beberapa saat menghilang dan terlupakan.

Namun sekarang pertanyaan Raisya seolah menjadi sebuah gada yang menghempaskan tubuhnya ke tanah hingga tersungkur.

Jimin tidak menyukai posisi di mana ia yang tidak ingin mengingat sesuatu, dipancing hingga ingatan itu kembali.

Memijit kening adalah hal yang Jimin lakukan. Semuanya terasa memusingkan. Di satu sisi ia ingin sekali menjawab semua pertanyaan yang akan Raisya tanyakan hingga menemukan titik temu, tapi di satu sisi lain Raisya tidak akan sanggup karena informasi yang masuk terlalu banyak dan akan menimbulkan risiko yang lebih berbahaya lagi.

"Berhenti menanyakan hal itu. Sekarang bukan waktunya untuk dirimu mengetahui semua hal yang menjadi masalah utamanya. Fokuslah untuk mengetahui hal-hal kecil terlebih dahulu," ingat Seokjin yang kini angkat bicara.

Sebenarnya, semuanya akan menjurus pada masalah utama, namun Seokjin mengerti jika kondisinya sedang tidak memungkinkan.

Apalagi melihat Jimin yang nampak tidak senang dengan topik yang Raisya tanyakan tadi memang sangat sensitive untuk dirinya.

THE REINCARNATION ✴Pjm✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang