6 • Kim Taehyung or Vante?

841 158 22
                                    

Vote dan komen kalian menentukan apakah malam minggu nanti aku up atau skip minggu depan.











Up nya sore takut malam aku ngga bisa up kalian demo lagi sama aku haha.




Happy reading




Raisya tengah membuatkan teh hijau dengan manisan jeruk yang sudah ia buat kemarin malam. Raisya juga membuat banyak untuk para pria yang sudah seminggu ini tinggal di rumahnya.

Seokjin bekerja sebagai komisaris polisi dan Yoongi yang bekerja sebagi seorang dokter bedah.

Semuanya nampak terbalik dan semuanya juga membuat kepala Raisya seakan ingin meledak mengeluarkan semua pemikiran yang hinggap pada kepalanya.

Pemikiran aneh yang membuat dirinya dirundung resah juga perasaan tak tenang yang setiap waktunya selalu menghampiri.

Raisya membawa manisan juga teh hijau ke ruangan di mana Jimin tengah berkutat dengan laptop dan beberapa berkas yang belum di tandatangani.

Proyek yang sedang Jimin kerjakan memang besar dan perlu tenaga ekstra untuk mengawasinya.

Belum lagi tiga hari lalu perusahaan mengalami penurunan saham karena penipuan yang membuat Jimin dilanda pening yang berkepanjangan.

Memang tidak begitu besar dan tidak akan mampu membuat perusahaan runtuh, hanya saja jumlahnya juga tidak dapat dikatakan sedikit dan Jimin benci seorang penipu.

Raisya meletakkan tehnya juga manisan di atas meja, sedikit jauh dari meja dengan berkas yang berserakan.

"Sajang-nim, maaf memotong waktu bekerja anda. Silahkan minum tehnya dulu," ucap Raisya yang kini berdiri di sebelah Jimin.

Jimin meletakkan bolpoinnya dan menyeruput teh hijau kesukaannya. Menusuk manisan jeruk dengan garpu dan memakannya.

"Sajang-nim, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Raisya yang menawarkan dirinya untuk membantu Jimin.

"Pekerjaanmu sudah selesai?" tanya Jimin.

"Barusan sebelum saya menyiapkan teh untuk anda, saya pergi ke ruangan Daepyonim untuk menyerahkan beberapa berkas pada beliau, jadi sekarang saya kosong," ucap Raisya menjelaskan.

Jimin mengangguk dan memberikan satu map berwarna biru pada Raisya. "Itu data keuangan perusahaan dua bulan terakhir. Coba cek apakah penghitungannya sudah benar atau belum."

"Baik Sajang-nim, saya akan mengerjakannya," ucap Raisya yang kini mendekap mapnya di depan dada sebelum berjalan ke arah mejanya.

Mendudukkan dirinya dan mulai mengerjakan apa yang Jimin minta sambil sesekali mengetukkan ujung bolpoin pada dagunya.

Jika dilihat, Raisya itu masih muda dan juga cukup cerdas. Mengingat sang ayah yang juga seorang pemimpin sebuah perusahaan memang tidak aneh, hanya saja pendidikan yang Raisya lakukan memang jauh dengan apa yang sekarang gadis itu kerjakan.

"Raisya-ssi? Kemarilah, ada sesuatu yang ingin aku katakan," panggil Jimin.

Raisya bangkit lantas menghampiri meja Jimin. "Ada apa Sajang-nim?" tanya Raisya.

Jimin membuka laci mejanya dan Raisya dibuat cukup terkejut mendapati banyak cokelat juga snack rendah kalori di sana.

"Ambil yang kau mau."

"Semuanya boleh?"

"Ambillah."

Jimin melakukan itu karena hanya ingin membuat Raisya tidak tertekan dengan keadaan saja.

THE REINCARNATION ✴Pjm✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang