9 • Again

789 156 18
                                    

Ramaikan kolom komen untuk up selanjutnya



"Jim, jangan memaksa dan jalani semuanya dengan tenang. Kau tidak bisa memaksakan apa yang ingin kau katakan pada istrimu. Dia butuh waktu untuk mencerna semuanya," ingat Namjoon yang kini berada di ruang meeting bersama Jimin.

Raisya sakit dan itu membuat si gadis tidak diperbolehkan ikut bekerja oleh Jimin. Sudah dua hari Raisya demam dan dokter bilang jika istrinya hanya kelelahan.

"Hyung? Aku memang tidak ingin terburu-buru jika hanya aku dan Raisya yang terjebak. Tapi kalian? Aku tidak bisa melihat kalian menunggu lebih lama lagi. Kembalilah dan percayakan ini semua padaku. Semuanya akan baik-baik saja."

"Tidak ada yang bisa baik-baik saja jika dilakukan sendirian tanpa bantuan. Kau butuh bantuan kami untuk mengembalikan semuanya, Park Jimin. Jangan mencoba melakukan hal ini sendirian. Dirimu butuh bantuan!" ucap Namjoon yang kini memberikan Jimin sebuah alasan mengapa mereka di sini.

Jimin butuh bantuan dan itu adalah alasan terkuat.

Semau apapun mereka pergi meninggalkan Jimin, tetap saja semuanya terasa tidak menenangkan.

Satu-satunya cara agar semuanya dapat kembali adalah membawa Jimin dan Raisya bersama anak mereka.

"Hyung? Aku tidak yakin dengan sikapku yang seperti ini pada Raisya. Apakah aku harus mengubah pengaturannya?" tanya Jimin.

Jujur saja, sebenarnya Jimin benar-benar tidak nyaman ketika dirinya di setting agar tidak mencintai Raisya sebelum gadis itu menghadirkan seorang anak untuknya. Menghadirkan seorang keturunan dari darahnya.

"Menurutmu, mengapa dirimu melakukan itu saat kau menyetting dirimu sendiri?" Namjoon balik bertanya.

"Dulu, kupikir dengan aku yang seperti ini, Raisya akan lebih bersemangat untuk memiliki anak denganku. Karena gadis itu tidak akan kuat jika hidup tanpa cinta dariku. Namun diluar dugaan, ia malah meminum pil tidak berguna itu!"

Jimin kesal tak kala ia menemukan pil itu di kotak cincin Raisya. Jimin kira, Raisya tidak meminumnya dan Jimin kira benihnya akan cepat tumbuh.

Namun kejanggalan itu mulai ketika kedua kalinya berhubungan, Raisya masih belum bereaksi apa-apa. Padahal, seharusnya ada yang tumbuh di dalam sana.

"Kau menyesalinya? Lalu kenapa tidak kembali menyetting dirimu seperti dulu?" tanya Namjoon lagi.

Jimin menghembuskan napasnya. Namjoon ini sedang berlakon menjadi orang bodoh mendadak atau orang amnesia mendadak.

"Hyung jangan bercanda. Kau membuat aku semakin pusing saja!" keluh Jimin seraya menatap Namjoon yang kini tersenyum ke arahnya.

Dalam hati, Namjoon tengah menilai jika Jimin itu sosok adik yang benar-benar polos dan lugu. Tapi ia bisa menjadi menyeramkan disaat-saat tertentu. Jimin bahkan menempati posisi nomor 1 di dunia mereka.

"Jika kau sudah tahu konsekuensinya seperti ini, mengapa kau menyetting dirimu seperti itu? Mencoba hal yang baru tidak salah, hanya saja caramu menyetting dirimu yang tidak tepat."

Jimin terdiam. Namjoon benar. Harusnya ia tidak menjadikan dirinya seperti ini di kehidupan yang ini.

"Apakah aku harus menyetting ulang lagi?"

"Kau yakin akan berhasil jika kau menyetting ulang dirimu?"

"Tidak."

"Kosekuensi apa yang akan kita dapatkan jika dirimu kembali menyetting sikapmu?"

THE REINCARNATION ✴Pjm✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang