"kadang sifat manusia seperti itu, pandai menyembunyikan perasaan, demi membuat orang sekitar nyaman," - Sandy
Aldiano memarkirkan motornya dan masuk kerumah, rumah Aldiano tidak terlalu mewah hanya sederhana, Aldiano bukan berasal dari keluarga yang kaya, saat akan membuka pintu Aldiano mendengar ada suara pecahan, saat itu juga Aldiano langsung masuk dan mencari ibunya, ia sudah mempunyai firasat pasti ada apa-apa dengan mamanya.
Aldiano menemukan mamanya dengan keadaan pelipis kepala yang berdarah dan bekas vas pecah berserakan, Aldiano pun langsung menuju ke arah.
"Mama! ... apa yang anda perbuat dengan mama saya!" desis Aldiano sambil memegang tangan mamanya.
"Ini bukan urusan kamu!!" bentak Gavin.
"Harusnya anda malu pada diri anda, yang anda lakukan itu salah," ujar Aldiano dengan tatapan sinis.
"Diam!! Beraninya kamu menasehati saya, saya tidak butuh nasehat kamu, dasar anak Pembawa sial!!" bentak Gavin sambil melemparkan guci kaca kearah Aldiano, namun Rika menghalanginya dan akhirnya Rika lah yang terkena pecahan guci.
"Aldi ..." Panggil mama Aldiano
Saat itu pula Rika pingsan, banyak darah yang dikeluarkan Rika karena guci itu cukup besar dan tepat mengenai punggung dan kepala Rika"Mama!" teriak Aldiano,
Aldiano langsung mengangkat sang mama dan membawanya kedalam mobil untuk dibawa kerumah sakit, saat didalam mobil Aldiano melihat banyak darah yang berada dikepala dan ditangan, bahkan bekas sayatan? Sebenarnya apa yang dilakukan papa selama ini pada mama?
Aldiano sangat gelisah dan mempercepat laju mobilnya, dan akhirnya Aldiano sampai dirumah sakit."Cepat tolong mama saya dokter, tolong lakukan apapun," ujar Aldiano dengan wajah yang sangat khawatir, gelisah.
"Saya akan lakukan yang terbaik untuk mama anda, berdoalah," kata sang dokter sambil menepuk pundak Aldiano.
Aldiano mengangguk ia tidak bisa tenang, jika mamanya kenapa napa ia pasti akan menyalakan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga mamanya dengan baik.
Aldiano terus berjalan kemanan dan kemiri sembari melihat keadaan didalam dari balik jendela, karena dia tidak di perbolehkan masuk."Kenapa mama nggak pernah cerita ke Aldi, pasti mama sering di siksa papa, maafin Aldi ma, maafin Aldi ... seharusnya Aldi yang kena guci itu bukan mama," gumam Aldiano sambil menghantam dinding sampai tangannya
terluka.
Aldiano terduduk dilantai dan terus menyalahkan dirinya sendiri Aldiano trs merapalka doa sambil menunggu dokter keluar, tak lama kemudian dokter keluar dan Aldiano langsung menghampiri dokter.
"Gimana keadaan mama saya dok," tanya Aldiano.
"Mama anda membutuhkan darah, karena darah yang keluar tadi cukup banyak, dan pasokan darah disini tidak cukup,"
Kata sang dokter."Ambil darah saya dok," ujar Aldiano.
"Baiklah, tapi saya harus tes kamu dulu, apakah darahnya sama atau tidak,"
"Baik dok,"
Aldiano masuk keruang tes darah, dokter mengatakan bahwa golongan darahnya tidak cocok, darah Aldiano bergolongan B sedangkan golongan darah Rika O.
"Kita harus cari pendonor darah secepatnya karena harus segera ditangani," kata sang dokter.
"Ambil darah saya dok golongan darah saya O," ujar seseorang tersebut.
Aldiano memandang orang tersebut dan dibalas anggukan oleh orang tersebut.
"baiklah ayo ikut saya sekarang," ujar sang dokter.
Akhirnya mama Aldiano selesai melakukan pendonoran darah, dan sekarang sudah bisa dipindah keruang rawat.
Aldiano menghampiri mamanya yang masih belum sadarkan diri, Aldiano duduk di kursi samping sang mama sambil memegang tangan sang mama."Maafin Aldi ma, ini semua salah Aldi,"
Kata Aldi sambil mencium punggung RikaSetelah menghampiri sang mama, Aldi langsung menghampiri seseorang yang tadi sempat mendonorkan darahnya untuk sang mama, orang tersebut sedang berada di ruang donor darah.
"pril, makasih ya lo udah mau donorin darah lo buat nyokap gue," ujar Aldiano tulus
"Sama-sama Al, gue seneng bisa bantu lo," tukas April sambil tersenyum, dan dibalas senyuman oleh Aldiano.
Flash Back
April baru saja ingin pulang sehabis menjenguk sepupunya yang sakit, saat April berjalan kedepan dia melihat Aldiano Aldiano, April sedikit penasaran apa yang dilakukan cowok itu malam malam, April pun mengendap endap dan melihat mamanya Aldiano pingsan dan banyak darah.Saat Aldiano akan di tes golongan darah April mengikuti Aldiano, saat dokter mengatakan golongan darah Aldiano dan mamanya beda, April terkejut, dan saat itu dokter bilang mama Aldiano harus segara ditangani, dan kebetulan golongan darah April sama dengan golongan darah mamanya Aldiano.
"Kalo gue donorin darah gue pasti Aldiano ngerasa utang Budi sama gue," gumam April sambil tersenyum.
Flash Back off
Aldiano kembali ke dalam ruangan dimana mamanya dirawat, Aldiano masih setia menunggu, Aldi sampai tertidur pulas di kursi samping sang mama.
keesokan harinya Aldi terbangun karena merasakan ada yang mengusap rambut nya, saat Aldi bangun, ternyata Rika sudah sadarkan diri, Aldiano tersenyum dan langsung memeluk sang mama.
"Maafin Aldi ma ini semua karena Aldi," ucap Aldiano yang masih memeluk sang mama.
"Ini bukan salah kamu sayang," kata Rika sambil membalas pelukan Aldiano.
"Mama gimana udah baikan?" tanya Aldiano.
"Udah, sana kamu mandi dulu habis itu sekolah," suruh sang mama.
"Mama nggak papa disini sendirian, mending Aldi temenin mama disini,"
"Gausah mama udah sembuh, kamu nggak perlu khawatir, udah sana nanti kamu telat," ujar Rika dengan halus
Aldiano sebenarnya tidak tega untuk meninggalkan mamanya sendirian. Aldiano rasa mamanya sedang banyak pikiran, dan masih syok, walaupun biasanya Aldiano keras kepala, tapi kali ini tidak.
"Yaudah Aldi pamit dulu ma, assalamualaikum,"
Ucap Aldi sambil mencium tangan mamanya.
"Wa'alaikumsalam, hati hati jangan ngebut"Sebenarnya ada yang ingin Aldiano tanyakan tentang papanya. Tapi Aldiano rasa ini belum saat yang tepat untuk menanyakan itu.
Aldiano pergi dengan pikiranan yang berkecamuk, banyak hal yang berkeliaran di pikiran Aldiano, tapi Aldi harus berfikir positif
Aldiano hari ini tidak pergi ke sekolah, pikirannya kacau, dia butuh ketenangan saat ini Aldiano berada di bascamp dia duduk di pojok bascamp.
"Eh bos tumben lo bolos?" tanya Sandy
Aldiano masih belum menjawab pertanyaan Sandy dia hanya diam."Bos, lo ngelamun? ati ati lo kesambet," panggil Sandy satu kali lagi karena belum ada Jawaban dari Aldiano sama sekali.
"Bos," kali ini Sandy menepuk pundak Aldiano.
"Eh iya kenapa?"
"Lo kalo ada masalah cerita aja ama gue, jangan lo Pendem sendiri. mungkin dengan Lo cerita bisa mengurangi beban pikiran Lo,"
"gue nggak papa kok San, santay aja gue mah orang nya kuat, nggak kuat itu bahan rindu," ujar Aldiano sambil tertawa kecil.
"Percaya deh lo kuat," balas Sandy sambil tertawa kecil
"Ogh iya mending kita main skate aja yok kelapangan garda," ujar Aldiano mengalihkan pembicaraan, dan mungkin dengan main skateboard bisa membuat nya melupakan masalahnya sebentar.
"Yok, kerjaan gue juga udah selesai," kata Sandy sambil membawa skateboard nya ke lapangan garda.
"gue tau lo lagi banyak masalah bos, tapi lo nggak mau cerita karena lo nggak mau membebani orang lain dengan masalah lo guee ngerasa bersalah nggak bisa bantu lo, padahal lo selalu bantu gue disaat gue kesusahan," batin Sandy.
Sandy rasa dia orang yang sangat beruntung bisa bertemu dengan seorang seperti Aldiano, Aldiano sering memendam masalahnya sendiri Aldiano tidak mau membebani orang lain hanya karena masalahnya.
Yups Jan lupa votment:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDIANO [ Di Balik Tawanya ]
Teen FictionWARNING⚠️⚠️⚠️⚠️ Follow dulu baru baca Jangan lupa tinggalkan jejak ok Terdapat kata-kata kasar bijakklah dalam membaca Jagan di tiru Apakah kalian tau rasanya hidup diantara ibu yang sangat menyayangi kita, namun ayah yang tidak mau mengakui kita se...