Chapter 3: Toxic

571 43 3
                                    

Hallo para pembaca setia, makasih masih tetep nunggu update cerita ini

Mumpung lagi free dari aktivitas, aku akan update 🥰🥰

Jangan lupa untuk vote, comment dan follow ya

Selamat membaca

***

Keyla pov

Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, ndak terasa aku menulis cerita sampai jam segini. Ku renggangkan otot-otot yang kaku akibat terlalu lama duduk di depan laptop. Aku ingin melanjutkan tapi rasa kantukku mulai terasa, "Hoaamm... Aku kok udah ngerasa ngantuk, harus minum kopi ini. Biar kelar 1 bab lagi ceritaku"

Akupun langsung meninggalkan kamarku untuk membuat kopi. Saat aku menuruni tangga, aku mendengar suara seseorang dan ternyata itu kakakku lagi berbicara melalui telepon. Aku bersembunyi dibalik tangga untuk mendengarkan pembicaraannya.

"Jangan pernah mengaturku, kamu tidak punya hak..."

'Kakak lagi ngomong sama siapa?'

"....Hanya gara-gara kejadian itu bukan berarti itu menjadi tanggung jawabmu..."

'Tanggung jawab? Apa kakak ada masalah'

"...Kalau memang itu maumu, besok langsung kita selesaikan", kakakku langsung mematikan dan berbalik menuju kearah tangga.

Aku sedikit panik dan berusaha berpura-pura baru turun dari tangga.

"Loh... Key..", kakak sedikit terkejut saat melihatku

"...Kamu kok belum tidur?"

"Iya kak, hehehee.... Key turun mau bikin kopi biasa biar bisa melek pas ngetik", jawabku

"Kamu itu ya jangan sering-sering begadang apalagi minum kopi. Itu ndak baik buat kesehatan tau"

"Iya... Iya kak, Key tau"

"Tau tapi tetep aja bikin kopi"

"Udah ah... Kok malah jadi ngajak debat, Key mau bikin kopi dulu... Bye..."

Dari jauh kak Kay menyahut, "Jangan lupa kakak bikinin juga ya"

"Iya kak", jawabku

'Ish... Dasar kakakku yang satu itu, kasih petuah jeleknya minum kopi tapi diri sendiri minta dibikinin'

Aku akan membuat dua cangkir kopi, satu untukku dan satunya lagi kakakku. Sambil menunggu air di teko panas tiba-tiba kakakku muncul dari arah tv

"Masih belum selesai key?"

"Ini masih belum selesai, sabar kenapa"

"Hahahaaa.... Iya.. Iya... Ceritanya ngambek nih. Kok manja banget sih, nanti suaminya harus ekstra sabar ngadepin kamu"

"Biarin... Biar tambah disayang"

"Seandainya...", ucapan kakak terhenti mendengar bunyi teko yang menandakan air sudah panas, aku langsung mematikan kompor dan menuangkan air panas itu ke masing-masing cangkir yang telah diberi kopi dan gula. Lalu mengaduknya

"Sorry ya kak terpotong, tapi mau bilang apa?", aku membawa kopi yang sudah jadi ke atas meja dekat kak Kay

"Hahahaaa... Ndak.. Ndak jadi, lupa kakak mau bilang apa"

"Ya udah..", aku langsung menyeruput kopi yang masih panas dengan hati-hati

"Key, gimana novelmu?"

Hanya Pemeran PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang