Chapter 6

3.9K 203 2
                                    

Bianca terkejut melihat sebuket bunga ada dihadapannya, menatap orang yang memberikan bunga cantik untuknya dengan sorot mata penuh bahagia.

"Untukmu." Xavier menyodorkan bunga yang ia beli sebelum pulang ke rumah. Dengan penuh rasa bahagia Bianca menerima bunga pemberian suaminya itu.

"Terima kasih." Bianca tersenyum lembut kearah Xavier. Pria itu hanya menganggukkan kepalanya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket sehabis bekerja.

Xavier menguyur tubuhnya di shower seraya memikirkan perkataan Elma. Mendengus kasar karena berpikir Elma terlalu lancang berbicara tentang dirinya.

"Lancang!" dengusnya menyugar rambutnya yang telah basah oleh guyuran shower. Leana wanita itu benar benar membuatnya benci karena meninggalkannya setelah ia mencintainya setengah mati.

Pelampiasan.

Bianca...

Perkataan itulah yang memenuhi pikiran Xavier saat ini. Ia menolak bahwa Bianca hanya pelampiasan saja tetapi kenyataanya ia memang tak mencintai Bianca sama sekali. Ia bahkan tahu bahwa Bianca mencintainya disaat kuliah tetapi ia tak peduli karena yang terpenting saat itu bersama Leana, toh ia juga tahu banyak yang menyukainya, bukan hanya Bianca saja.

Xavier mengambil handuk lalu keluar dari kamar mandi. Pria itu menatap Bianca yang baru saja masuk ke kamar seraya membawa air putih. Xavier berlalu begitu saja meski ia melihat wajah tersipu istrinya itu.

"Bunganya sangat indah. Aku suka." Bianca berkata seraya tersenyum lembut kearah suaminya yang sedang memakai pakaian tidurnya. Xavier terdiam lalu kembalikan tubuhnya seraya menatap Bianca dengan sorot mata penuh arti.

"Ayo kita melakukan pembuatan anak."

*****

Hari libur telah tiba waktunya semua orang berkumpul bersama keluarga termasuk Xavier, pria itu mengajak Bianca menuju rumahnya karena sudah cukup lama mereka tidak berkunjung ke rumah orang tuanya itu.

Sesampainya di sana mereka disambut hangat oleh Mamanya Celine dan Papa Marvel tak ketinggalan adik cantiknya Marsha yang sudah berusia 18 tahun menyambut hangat Xavier dan Bianca.

Acara makan bersama mereka lakukan tepatnya dihalaman rumah mereka membakar sosis dan daging lainnya. Kehangatan tampak nyata terlebih keluarga Xavier sangat menyukai Bianca.

Bianca membakar sosis bersama Marsha. Mereka tampak akrab seperti adik dan kakak kandung."Aku harap kak Xavier bisa cepat melupakan kak Lea." gumam Marsha masih didengar Bianca. Entah kenapa hatinya tak nyaman saat ada yang menyebutkan nama Leana.

"Ehmm, maafkan aku kak, Marsha tidak bermaksud..." gugup Marsha menyadari kesalahan nya berbicara sembarangan. Bianca hanya tersenyum maklum.

"Tak apa-apa. Tapi bisakah kakak bertanya sedikit?" tanya Bianca dengan raut wajah gelisah. Marsha menganggukkan kepalanya.

"Apa kak? Katakan saja, mungkin aku bisa membantu." Marsha membalas menunggu pertanyaan Bianca. Bianca melirik kesana-kemari tak ingin orang mencuri dengar perkataanya karena mungkin akan menjadi masalah nanti.

"Hm, apakah Leana sering datang kesini?" Bianca berkata dengan pelan tetapi jantungnya berdebar kencang menunggu jawaban Marsha. Marsha sendiri cukup terkejut mendengar pertanyaan Bianca kepadanya tentang Leana.

"Apakah tak apa? Aku menjawabnya dengan jujur?" Marsha balik bertanya dengan nada penuh hati hati, karena nama Leana adalah nama terlarang bagi mereka sebut terlebih didepan Xavier. Bianca cukup terhenyak lalu menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja sering. Bahkan setiap hari minggu dia selalu datang dan memasak makanan kesukaan kita semua. Kak Leana sungguh pintar sekali memasak, terkadang kami ketagihan ingin memakan masakan Kak Leana. Aku tak menyangka kak Lea...." ucapannya terhenti karena benar benar menyadari ia terlalu banyak bicara tanpa menyadari istrinya saat ini adalah Bianca.

Bianca menahan kesedihan mendengar nada bangga dari Marsha. Ia cukup tahu diri bahwa ia wanita yang baru masuk kedalam kehidupan Xavier berbeda dengan Leana yang sudah lama menjalin kasih dengan Xavier. Ia juga berpikir bahwa Leana dan Xavier akan menikah dengan memiliki keluarga dan anak yang lucu lucu meski tak terelakan hatinya terluka saat membayangkan itu semua.

"Aku mengerti. Aku juga berpikir seperti yang kau pikiran Sha. Aku juga berpikir setelah lulus kuliah mereka akan menikah atau bertunangan tetapi..." ucapannya terhenti karena Xavier menghampiri mereka berdua.

"Lama sekali kalian ini. Kita kelaparan menunggu." tegur Xavier membuat Marsha dan Bianca menunduk.

Sore telah tiba tetapi Bianca masih berada dikediaman orang tua suaminya. Ia duduk diayunan seraya memandang tanaman yang begitu indah dipandang membuatnya betah berlama lama disini.

"Sedang apa kau?" Xavier duduk ayunan yang kosong. Ikut menatap tanaman yang mencuri perhatian Bianca itu.

"Aku hanya melihat tanaman ini. Sangat indah dan cantik." puji Bianca seraya merasakan hembusan angin yang cukup kencang. Bianca tak menyadari tatapan Xavier kepada tanaman itu.

"Iya kau benar, bahkan Leana sering menyiram semua tananam ini." gumam Xavier membuat Bianca menenggang kaku. Xavier tak menyadari ucapannya, pria itu menatap tanaman dengan sorot mata dalam.

Bianca memalingkan wajahnya menahan sesak yang masuk kedalam dadanya.

Leana, kenapa kau tega meninggalkan Xavier? Apa yang menyebabkan kau pergi? Sungguh aku tak habis pikir kenapa kau pergi. Kalau saja aku wanita yang Xavier cintai. Ia bersumpah tak akan pergi meninggalkan Xavier karena Xavier adalah nafasnya..

 Ia bersumpah tak akan pergi meninggalkan Xavier karena Xavier adalah nafasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Doble up

Konflik mulai datang!
Perlahan nama Leana akan disebut lalu?

Bianca bucin banget sama Xavier guys. Sebelas dua belas sama Valencia nanti. Jadi jangan kaget kalau nanti Bianca keterlaluan bunciny kaya Valencia ke Adrian 😂😂

Vote komen dan follow ya.

26.08.2020.
17.40. Wib

Wanita Kedua (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang