Chapter 9

3.7K 186 0
                                    

Hari ini Bianca di sibukkan dengan membersihkan kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Bianca di sibukkan dengan membersihkan kamarnya. Bianca ke sana kemari tanpa menyadari ponselnya sendari bergetar menandakan ada panggilan yang masuk."Huft, cukup melelahkan juga." lelah Bianca merebahkan tubuhnya di sofa.

Bianca baru menyadari ada panggilan masuk saat ia memejamkan matanya karena kelelahan. Bianca segera mengangkat telfon dari Julia."Benarkah? Aku turut senang mendengarnya. Selamat." ucap Bianca kepada Julia yang saat ini memberitahunya bahwa Julia dipromosikan menjadi Manajer.

"Aku ingin merayakan bersamamu Bi. Nanti sore ayo kita keluar makan. Aku yang akan membayar semuanya."

Bianca langsung menerima ajakan dari Julia dengan hati yang bangga kepada sahabatnya karena sudah mendapatkan semua yang dia impikan. Karir yang bagus dan masa depan tak udah ditanyakan lagi, soal wajah Julia sangat cantik banyak yang mengincar nya tetapi sangat disayangkan Julia masih teguh dengan janji masa lalu nya yang sedang belajar diluar negeri.

*****

Seorang wanita sedang menatap bingkai photo ia bersama seorang pria. Didalam photo itu keduanya tampak bahagia dengan senyum yang lebar memperlihatkan gigi putih dan rapi mereka. Wanita itu menyeka air matanya mengingat kenangan indahnya bersama pria yang ia tinggalkan itu.

"Tangisanmu takkan mengembalikan dia kepadamu Leana!" hardik Elma kepada Leana yang menatap photo nya bersama Xavier. Elma sangat kesal kepada Leana karena pergi meninggalkan Xavier yang sangat baik kepada Leana.

"Rebut Xavier dari istrinya, karena Xavier tidak pernah mencintainya. Dia menikah karena paksakan kedua orang tuanya." Elma berkata dengan serius.

"Aku... Apakah yang kau katakan itu benar El?" tanya Leana dengan penuh harap akan jawaban Elma. Elma langsung menganggukkan kepalanya.

"Tentu saja. Aku saksi akan kehancuran Xavier setelah kepergian mu jadi bagaimana bisa Xavier jatuh cinta kepada istrinya, dan yeah istrinya itu sangat jelek berbeda denganmu yang sangat cantik dan modis." ungkap Elma membuat Leana terdiam.

"Sudah setahun mereka menikah, mereka belum mempunyai anak. Aku yakin Xavier tidak mau mempunyai anak dari istrinya.Xavier hanya kasian kepada istrinya Lea. Aku yakin itu " Elma terus berkata membuat Leana menatap dalam kearah sepupunya itu.

"Xavier sekarang sedang berada diluar kota. Harusnya aku ikut tetapi aki tak enak badan. Aku harap kau pikiran baik baik semua ini. Dia masih mencintaimu." tekan Elma penuh yakin lalu pergi meninggalkan Leana yang saat ini memikirkan banyak hal.

*****

Bianca segera memakai pakaian yang sudah ia siapkan untuk bertemu dengan Julia. Bianca memilih pakaian yang terbaik karena Julia akan membawanya menuju restoran mahal untuk kalangan kelas atas. Bianca tak mau membuat dirinya dan Julia malu karena penampilan dirinya yang jelek.

Setelah itu Bianca segera menghubungi Xavier karena pria itu saat ini sedang berada diluar kota untuk urusan bisnisnya. Setelah mengirim pesan kepada suaminya, Bianca melirik Julia yang sudah menjemputnya lalu mereka akhirnya membelah jalan untuk merayakan jabatan baru Julia.

Sesampainya di restoran itu, keduanya langsung memesan makanan yang terbaik di restoran tersebut tak lupa Julia memesan Vodka untuk merayakan keberhasilan mereka.

"Bersulang, untuk keberhasilanku." Julia menaikan gelasnya diikuti oleh Bianca. Keduanya larut dalam kebahagian yang ada tanpa menyadari masalah yang akan datang menerpa.

***

Xavier memijat pelipisnya karena terlalu sibuk dua hari ini. Ia hanya beristirahat sebentar karena banyak sekali yang harus ia tangani sendiri terlebih Elma saat ini tidak bersamanya karena sedang sakit semakin membuat Xavier cukup kesusahan meski ada pengganti sementara.

Xavier mengambil ponsel yang seharian ini ia tak sentuh. Xavier menatap panggilan tak terjawab dari beberapa orang tetapi perhatian nya hanya kepada Bianca yang terus menelfon nya dan mengirim pesan untuknya.

"Bersenang-senang huh." Xavier berkata seraya menatap ponselnya. Xavier menelfon kembali kepada Bianca tetapi tak kunjung dijawab oleh istrinya tersebut.

Xavier mematikan ponselnya karena berpikir Bianca saat ini benar benar sibuk karena bersenang senang bersama Julia untuk merayakan keberhasilan sahabat istrinya itu.

Besoknya Xavier adalah hari terakhirnya ia berada di jogja. Sebenarnya ia sudah cukup lelah karena terlalu lelah tetapi ia mencoba tak mengecewakan para kliennya.

"Sebentar lagi makan siang Pak. Saya sudah menyiapkan restoran yang cocok untuk anda pak." Beritahu Herry kepada Xavier. Xavier hanya mengangguk mendengar perkataan sekertaris sementaranya itu.

Xavier langsung bergegas menuju mobilnya bersama Herry tetapi perhatian Xavier terhenti melihat sebuah boneka yang menarik perhatian nya."Berhenti. Aku ingin ke sana." Xavier berkata seraya melirik toko boneka yang cukup besar.

Herry cukup terkejut melihat bosnya itu meski ia bukan sekertaris sesungguhnya Xavier tetapi ia cukup tahu bahwa sifat pemilik perusahaan nya itu. Xavier sendiri tak memperdulikan tatapan terkejut Herry karena ia sendiri tak mengerti kenapa ia sangat tertarik kepada boneka teddy bear yang cukup besar itu.

Xavier memasuki toko tersebut dan langsung membeli teddy bear berukuran cukup besar tersebut. Awalnya ia ragu ragu membeli boneka itu karena ia berpikir di Jakarta pun ada boneka seperti itu tak perlu repot membelinya disini tetapi entah kenapa ia ingin sekali membeli boneka tersebut karena menarik perhatian.

"Terima kasih." Ucap Xavier kepada kasir lalu Herry langsung mengambil alih boneka yang cukup besar tersebut masuk kedalam mobil mereka. Herry hanya bisa terdiam melihat bosnya memandang lekat boneka besar itu.

Xavier sendiri tak memperdulikan tatapan aneh Herry melihat ia memandang lekat boneka ini karena saat ia memandang boneka ini untuk pertama kalinya seketika ia melihat Bianca di dalam boneka teddy bear tersebut.

Tersenyum kecil saat ia memikirkan wajah terkejut dan bahagia Bianca saat ia membawa boneka ini nanti saat ia kembali pulang. Xavier sendiri tak sabar ini memberikan boneka ini kepada Bianca.

"Suruh seseorang untuk membungkus ini." titah Xavier langsung disambut anggukan oleh Herry.

"Baik Pak, saya akan lakukan apa yang Pak Xavier perintahkan." Jawab Herry lalu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang yang akan membantunya.

Semoga kau suka, Bianca....

Semoga kau suka, Bianca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Wow. Leana sama Elma mau ngapain?.

ada gerangan apa Xavier beliin Bianca boneka.

Vote komen dan follow ya.

Follow aku ku supaya kalian saat ga dapat notif bisa dapat notif saat aku post di wall aku. Dan kalian juga bisa dapat Info cerita cerita terbaru aku nanti. Makanya follow guys 💓💓

28.08.2020.
18.50 wib

Wanita Kedua (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang