Chapter 10

4.2K 187 1
                                    

Saat ini Xavier sedang bersiap-siap untuk kembali pulang. Dirinya memasuki pesawat bersama sekertaris nya Herry. Beberapa jam Xavier didalam pesawat sampai akhirnya mendarat dengan selamat di bandara. Tak butuh waktu lama mobil yang menjemput mereka sudah datang.

"Saya pulang duluan." Xavier berkata meninggalkan Herry. Didalam mobil boneka yang sudah ia beli untuk Bianca sudah ada di sana, tersenyum tipis membelai boneka yang ia beli pertama kali untuk Bianca.

Xavier sudah memikirkan bahwa ia harus memperbaiki semuanya. Ia sudah cukup lama terbelenggu dengan masa lalu yang menyakitkan, maka dari itu ia akan memulai lembaran baru dengan Bianca.

Sesampainya di rumah, dahinya mengernyit heran karena suasana rumah tampak sepi dan tak ada tanda-tanda Bianca ada di rumah. Xavier memanggil Lauren untuk bertanya keberadaan istrinya itu, sampai akhirnya Lauren memberitahukan dirinya bahwa Bianca berada dibelakang rumah.

"Baiklah, kau bisa kembali bekerja." Kata Xavier kepada Lauren, lalu Lauren langsung pergi meninggalkan tuannya yang sudah pulang dari luar kota. Xavier bergegas mencari keberadaan Bianca untuk memberi kejutan kepada Bianca.

"Sedang apa kau." suara itu membuat Bianca terhenyak kaget menyadarkan lamunannya. Xavier mengernyit heran melihat tatapan sedih Bianca. Ada apa?

"Kau sudah pulang. Kenapa tak memberitahu ku." Bianca tersenyum tetapi Xavier merasakan senyuman terpaksa."Pasti kau lelah, aku akan menyiapkan air hangat dan makanan untukmu." sambungnya lagi seraya berjalan meninggalkan Xavier dengan raut wajah penasaran nya.

Dimeja makan, Xavier melirik Bianca yang sedang sibuk memakan makanan nya. Berbeda dengan Xavier karena ia bingung harus bagaimana memberikan hadiah yang ia sudah belikan untuk Bianca yang masih berada didalam mobilnya.

Xavier bingung kepada dirinya sendiri, kenapa ia sekarang menjadi kaku dan tak tahu harus berkata apa kepada wanita. Saat dulu ia begitu ahli dalam merayu wanita terutama...

"Ekhem, aku ingin mengatakan sesuatu." Suara Xavier memecahkan keheningan yang ada diantara mereka berdua. Bianca hanya menatap suaminya dengan pandangan ingin tahu.

"Apa? Apakah sesuatu yang begitu penting?" cemas Bianca membuat Xavier langsung menyangkalnya. Menggelengkan kepalanya membuat Bianca seketika lega.

"Aku... Maksudku, aku membeli sesuatu saat di Jogja. Hemm," Xavier berkata tidak jelas membuat Bianca bingung. Ia merutuki dirinya sendiri karena berbicara tidak jelas seperti pria bodoh!

"Tunggu sebentar." Xavier langsung bergegas keluar rumah membuat Bianca semakin penasaran.

Apa yang dia lakukan? Gumam Bianca penasaran.

Beberapa menit menunggu suaminya kembali sampai akhirnya Xavier berjalan kearahnya membawa dus cukup besar yang sudah dihiasi dengan pita-pita.

"Ini..." Bianca tak tahu harus berkata apa karena ia sendiri tak mau terlalu kepedean bahwa ini untuk nya karena ia tahu Xavier tak mungkin memberikan hadiah hadiah untuknya.

Xavier berdehem sejenak untuk mengurangi rasa canggungnya."ini untukmu." jelas Xavier membuat Bianca terkejut menatap suaminya itu."Aku melihat ini saat Di Jogja. Terlihat cocok untukmu." lanjut Xavier membuat Bianca tak mampu berkata apa-apa lagi selain terisak karena kebahagian ini.

Xavier yang sekarang terkejut karena tangisan Bianca. Panik itukah yang ia rasakan melihat Bianca terisak didepannya itu."Kalau kau tidak suka, kau bisa buang hadiah ini." ucap Xavier mencoba menghentikan tangisan Bianca.

Bianca mencoba menghapus air matanya lalu menggelengkan kepalanya dan memeluk Xavier dengan erat."Terima kasih, terima kasih. Aku sangat bahagia kau membelikan aku hadiah." sahut Bianca memeluk Xavier suaminya itu.

Xavier langsung terhenyak mendapat  pelukan tiba tiba dari Bianca. Ia ragu untuk membalas pelukan istrinya itu sampai akhirnya ia hanya mengelus rambut Bianca sesaat dengan canggung.

*****

Besoknya Xavier harus kembali bekerja meski tubuhnya cukup letih karena perjalanan bisnisnya yang cukup memakan tenaganya. Diruang kerja seperti biasa ia disibukan dengan berkas berkas yang harus ia pahami dan tanda tangani sampai sebuah ketukan masuk.

Elma datang seraya membawa makanan yang sudah ia bawa dari rumah."Maafkan saya pak, saya hanya ingin memberikan makanan untuk bapak." jelas Elma kepada Xavier.

Sedangkan Xavier hanya mengernyit heran karena tak biasanya Elma memberikan makanan rumahan tetap ia tetap menerima pemberian Elma untuknya. Xavier terdiam saat melihat merasakan makanan tersebut mengingatkan kepada cinta masa lalunya.

Seketika tubuhnya menenggang kaku menyadari sesuatu yang mungkin benar apa yang ada di pikiran nya saat ini.

Benarkah Leana sudah kembali?

Elma terduduk di kursi nya dengan senyum miringnya karena ia sengaja menyuruh Leana untuk memasak untuk Xavier, awalnya Leana menolak permintaan nya tetapi ia terus saja membujuk sampai akhirnya Leana mau memasak makanan kesukaan Xavier.

"Aku pastikan Xavier akan kembali padamu Lea. Aku berjanji." Elma berkata dengan penuh janji kepada sepupunya itu.

Leana sendiri hanya memandang sebuah photo yang sangat ia rindukan. "I miss you so much..." lirih Leana dengan raut wajah sendunya.

" lirih Leana dengan raut wajah sendunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Hai, aku kembali lagi. Entah kenapa mager banget akhir akhir ini dan aku juga udah lama ga up Arsen sama Liky tunggu aja ya guys nanti aku gantian up.

Vote komen dan follow ya guys.

31.08.2029.
18 31 wib

Wanita Kedua (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang