Chapter 7

3.8K 207 6
                                    

Seorang wanita sedang membawa kopernya dengan tergesa gesa. Wanita itu terlihat tak ingin seseorang mengenali nya terlihat dari pakaian dan kacamata yang tersamarkan. Wanita itu menatap kota yang sudah lama ia tinggalkan."Aku kembali." gumamnya pelan lalu menaiki taksi.

Sedangkan Bianca saat ini termenung didalam kamarnya. Entah kenapa akhir akhir ini ia begitu tak suka saat nama Leana disebut, Bianca sendiri bingung kenapa tetapi perasaan nya benar benar tak nyaman dan takut?

Sampai sebuah pesan masuk kedalam ponselnya. Bersiaplah, nanti sore aku akan menjemputmu untuk ke acara perusahaan. Perasaan Bianca saat ini tak menentu karena ini pertama kalinya Xavier mengajaknya ke pesta. Bianca bingung harus berbuat apa sampai ia menelfon Julia yang sedang sibuk di kantornya meminta bantuan kepadanya.

"Kau ini, baiklah aku ke sana nanti setelah pekerjaanku selesai." omel Julia tetapi tetap saja ia tak bisa menolak Bianca sahabatnya itu.

"Terim kasih Julia, sayang." Bianca berkata dengan raut wajah senangnya. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Julia datang. Julia mulai merias wajah Bianca, sebenarnya Bianca bisa merias sendiri tetapi ia takut membuat Xavier malu karena dandanan nya yang norak atau kampungan nanti.

"Selesai!" Julia menatap Bianca yang sudah cantik dengan riasan dan gaun nya itu."Xavier akan terpesona melihatmu Bi." pujinya membuat Bianca menjadi berdebar saat nanti Xavier menjemputnya.

"Terima kasih Ju, kau temanku yang bisa aku andalkan." Bianca memeluk Julia yang sudah bertahun tahun menjadi sahabatnya. Julia tertawa mendengar itu semua karena ia senang hati membantu sahabatnya yang sudah ia anggap saudara.

Julia akhirnya pamit pulang, Bianca terduduk menunggu Xavier datang menjemputmu. Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore hari tetapi tak ada tanda tanda kedatangan Xavier.

"Nyonya makan dulu, dari tadi siang Nyonya hanya sibuk berdandan sampai lupa makan." Lauren membujuk Bianca untuk makan tetapi Bianca menolak tidak mau riasan wajahnya rusak karena ia makan nanti.

Lauren hanya bisa mendesah pasrah karena Bianca keras kepala tidak mau makan sebab takut riasan wajahnya rusak. Lauren lalu pergi meninggalkan Bianca yang terduduk masih menunggu kedatangan suaminya untuk menjemputnya.

"Kemana dia? Lama sekali." gumam Bianca heran lalu ia menelfon suaminya tetapi tak kunjung diangkat. Perasaan kecewa menghimpit dada Bianca karena waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan Xavier tak kunjung datang menelfon Elma tetapi wanita itu tidak bisa dihubungi.

Bianca mendekati cermin lalu menatap wajahnya yang sudah Julia rias sendari siang bahkan ia rela meminta tolong kepada Julia yang sedang sibuk bekerja demi penampilan agar tidak membuat Xavier merasa malu saat membawanya.

Tiba tiba air matanya dengan tak tahu malu meleleh, Bianca sampai termangu menatap dirinya yang sudah berlinang air mata."Bodoh. Kau benar benar bodoh dan idiot Bianca." Bianca menjambak rambutnya yang sudah dihiasi dan di Curly, melepaskan bulu matanya dan menginjak semua perhiasan untuk menunjang penampilan nanti tetapi itu sia sia.

"Pembohong."

******

Bianca terbangun karena silau yang menerpa wajahnya. Melirik samping melihat Xavier sudah mengenakan setelan kantornya. Kesedihannya kembali meluap melihat Xavier yang merasa tak bersalah sedikitpun.

Bianca tak sanggup menatap wajah tanpa dosa Xavier, kenapa pria itu mengajaknya kalau akhirnya tidak menjemputnya? Bianca yang selalu cerita saat ini sedang rapuh karena kesedihan yang melandanya. Pagi hari yang ia harapkan selalu indah, sirna sudah.

"Apa tidak ada yang kau ingin katakan?" tanya Bianca dengan nada bergetar. Entah kenapa perasaannya tiba tiba sensitif dan cengeng. Bianca tidak mau seperti ini, ia ingin seperti Bianca yang dulu yang selalu bersabar menghadapi sikap Xavier.

Xavier mengernyit kan dahinya menatap Bianca dengan sorot mata bingungnya."Tidak." jawabnya pendek membuat Bianca tak kuasa menahan isak nya.

Xavier terkejut melihat air mata Bianca yang berjatuhan. Xavier tak menyangka Bianca bisa menangis seperti ini. Xavier langsung mendekati Bianca yang tiba tiba menangis tanpa sebab membuatnya bingung dan terkejut.

"Hei, kau kenapa?" tanya Xavier cemas melihat tangisan Bianca yang menjadi jadi. Bukannya mereda isak Bianca semakin kencang melihat wajah Xavier dari dekat.

"Pergi! Aku tak ingin melihat wajahmu." isak tangis Bianca menarik selimut nya. Xavier benar benar tak percaya apakah ini benar Bianca? Tetapi wanita ini benar benar berbeda.

"Katakan sesuatu apa ada yang salah?" tanya Xavier mencoba menarik selimut Bianca tetapi wanita itu terus menyuruhnya pergi.

"Baiklah, kau tenangkan dirimu terlebih dahulu, aku berangkat bekerja dulu." pamit Xavier berlalu meninggalkan Bianca yang masih terisak.

Sedangkan dilain tempat seorang wanita tersenyum senang di pagi hari karena ia tahu bahwa ada seseorang yang sudah berdandan cantik tetapi tak kunjung di jemput.

Kasian sekali kau.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Hai ketemu lagi sama mereka. Triple up guys !!

semoga suka..!!

Siapakah wanita itu?
Tebak guys siapa.

Bianca sedih Xavier ga jemput padahl udah susah payah dandan.

Kasian mlah ga minta maaf. Kenapa dia?

Vote komen dan follow ya.

26.08.2020.
18.53 wib

Wanita Kedua (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang