Chapter 5

2.4K 111 0
                                    

Sudah setahun pernikahannya dengan Xavier tetapi mereka tak kunjung ada kemajuan. Pria itu masih saja bertahan dengan sikap dinginnya bahkan ia merasa Xavier selalu mengabaikannya membuatnya merasa sedih. Kedua orang tua mereka selalu membicarakan cucu dan berdoa agar ia segera hamil tetapi bagaimana bisa hamil, Xavier saja tak pernah menyentuhnya sama sekali.

"Aku ingin berbicara." tegas Xavier membuyarkan lamunan Bianca yang sedang terduduk menatap kolam. Bianca kemudian mengikuti suaminya masuk kedalam dan duduk di sofa. Beberapa menit menunggu akhirnya Xavier membuka suaranya.

"Aku akan belajar." Xavier berkata dengan sorot mata seriusnya. Bianca terlalu bodoh untuk memahami perkataan suaminya itu.

Belajar apa? Melanjut pendidikan nya kah?

Xavier mengerti arti tatapan Bianca yang bingung, lalu ia menjelaskan apa maksudnya."Aku akan belajar menerima mu dan pernikahan ini."

Kedua mata Bianca membulat mendengar ucapan Xavier barusan. Apakah pria itu sedang mabuk atau terbentur sesuatu sampai mengatakan hal seperti ini? Masih dalam ketidak percayaannya, Bianca sampai mengerjap kedua matanya beberapa kali sampai membuat Xavier mendengus kesal.

"M-aksudnya.. Kau..." Bianca sampai terbata bata karena tak percaya dengan pendengarannya itu. Selama setahun ini bersamanya ia tak percaya Xavier berkata seperti itu..

"Iya, aku akan mencoba menerima situasi ini. Aku harap kau bersabar menunggu." lanjut Xavier membuat kebahagiaan Bianca membuncah. Senyum bahagia tampak terbit dibibir kecilnya lalu menatap haru kearah pria yang sudah lama ia cintai itu.

"Tentu, aku akan menunggumu. Selalu."

*****

Hari hari penuh penderitaan selama setahun itu lenyap sudah digantikan sikap Xavier yang mulai berubah menjadi baik. Bianca sangat bahagia karena harapan yang selama ini ia pinta akhirnya di terwujud. Bianca mencoba mengerti Xavier masih kaku saat mereka berduaan terlebih saat melakukan hal yang seharunya mereka lakukan setelah menikah.

Akhirnya!

Penantian dan kesabarannya membuahkan hasil. Ia bisa melihat senyum manis Xavier dan kata kata sebelum berangkat bekerja."Kalau sudah jatuh cinta, susah huft." gerutu Julia melihat Bianca terus menerus tersenyum dan menceritakan perubahan Xavier yang makin hari membuatnya jatuh sejatuh jatuhnya kepada pesona seorang Xavier Savierro.

"Aku sangat bahagia Ju. Inilah yang aku harapan kepada Tuhan untuk merubah sikapnya." senyum Bianca memikirkan Xavier. Entah kenapa jantungnya selalu berdebar debar saat berdekatan dengan suaminya, mengingatkan nya pada masa lalu saat ia pertama jatuh cinta kepada seorang pria populer yang gilai banyak wanita tetapi membuat patah hati seantero kampus karena hubungannya dengan...

"Terus saja melamun! Kalau begitu lebih baik aku bekerja saja. Percuma disini kalau kau mengabaikan ku." omel Julia membuat Bianca merasa tak enak karena keterlaluan.

"Maafkan aku. Aku tidak akan mengabaikan mu, ayo kita pesan makan." Bianca dan Julia akhirnya memesan makanan tanpa mereka sadari seseorang menatap mereka dengan sorot mata penuh makna.

******

Xavier merenggangkan otot-ototnya karena terlalu sibuk dengan berkas berkas kantornya yang cukup banyak sampai tak menyadari jam sudah menunjukan pukul 7 malam."Sudah malam rupanya." gumamnya lalu bersiap membereskan berkas yang berserakan dimeja.

Sesudah itu Xavier keluar dari ruangannya untuk pulang tetapi ia tanpa sengaja melihat Elma yang terlihat menunggu seseorang."kenapa belum pulang?" Elma langsung terhenyak mendengar suara bosnya.

"Saya menunggu jemputan pak." Jawab Elma tersenyum membuat Xavier mengangguk.

"Aku akan mengantarkan mu pulang. Ini sudah larut malam. Tak baik seorang wanita pulang sendiri." Xavier mempersilakan Elma masuk. Didalam mobil keheningan terjadi lebih tepatnya Elma yang canggung bersama bosnya yang super dingin dan datar itu karena semenjak ditinggal kekasihnya Leana, bosnya itu menjadi dingin.

"Dia pasti punya alasan." Elma membuka suara di kesunyian didalam mobil. Rahang pria itu mengerat karena ia tahu maksud perkataannya."Saya yakin dia masih mencintai pak Xavier, hanya saja...."

"Hanya saja apa? Hanya saja dia sudah bosan bersamaku begitu." desis Xavier tersulut emosi saat membahas wanita kejam itu. Elma memberanikan diri menatap bosnya itu.

"Bukan begitu Xavier. Aku tahu bagaimana Leana. Dia sangat mencintaimu." Elma masih membela Leana sepupunya dan tak berkata formal. Iya, ia adalah sepupu Leana bahkan ia masuk kedalam perusahaan Xavier berkat campur tangan Leana dulu.

Xavier mendengus mendengar pembelaan Elma sepupu wanita itu. Kenapa ia masih mempekerjakan Elma karena ia masih membutuhkan kinerja Elma yang cekatan dan cerdas mampu menghadapi sikapnya selama ini, maka dari itu ia tidak memecat Elma dan mencoba tidak mencampur adukan urusan hati dan pekerjaan tetapi? Elma cukup berani membahas Leana lagi setelah setahun lalu mereka membahas Leana yang pergi tanpa sebab, beberapa hari sebelum ia menikah dengan Bianca.

"Jangan ikut campur urusan pribadiku Elma!." tekan Xavier penuh penekanan terhadap Elma yang terdiam."Aku sudah melupakan wanita itu dan memulai kehidupan baru bersama Bianca. Jangan membahas tentang wanita itu lagi."

Sesampainya di rumah Elma, wanita itu tak langsung keluar dari dalam mobil Xavier. Terdiam beberapa saat sebelum ia keluar ia mengatakan sesuatu yang membuatnya geram.

"Aku tahu kau masih mencintai sepupuku. Menikah dengan Bianca hanya pelarian mu saja. Aku tahu..."

*****

Bianca dimabuk cinta karna perubahan Xavier nih.

Semoga saja tidak ada maksud terselubung ya.

Wow Elma malah membuat Xavier terkenang Leanna lagi padahal Xavier mau buka lembaran baru nih.

Elma percaya Xavier masih cinta Leana

Vote komen dan follow nya.

26.08.2020.
13.57 wib

Wanita Kedua (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang