Farah tidak tahu berapa lama untuk sebuah gosip bisa berakhir. Yang ia tahu gosip bisa berjangka sehari-dua hari atau melebihi satu bulan.
Dalam kasus Farah, gosip yang beredar malah berkembang ke hal-hal yang lain.
Farah sudah biasa dibicarakan karena penampilannya yang unik. Atau karena sifat ekstrim antisosialnya selama dia berada di Citra Nusa.
Secara dursila, ini baru yang pertama di Citra Nusa.
Gosip yang semula hanyalah 'Haikal ke rumah Farah dan menginap' menjadi liar bahwa dibalik kata menginap itu menyimpan banyak konotasi sumbang; bahwa Haikal melakukannya untuk sebuah permainan yang disebut 'taruhan'.
Sebuah gosip dari satu orang ternyata berbuah gosip lainnya dari orang lain. Penyebar gosip tentang Haikal menginap di rumah cewek aneh ansos bernama Farah adalah Alka.
Dengan niatan dendam karena kesal kepada Haikal---belakangan Farah karena cewek itu berani mencakarnya.
Lalu gosip tentang taruhan itu datang dari orang lain yang sama sekali berbeda. Dengan niatan yang bahkan tidak buruk.
"Hah? Haikal nginep di rumah Farah? Astaga sebegitunya dia pengen menang taruhan. Kasihan itu si Farah." cerocos Jonathan di sela-sela istirahat rapat panitia pensi sekolah.
Efeknya adalah taruhan yang hanya diketahui komunitas lelaki basket dan tidak berkenan sampai keluar, akhirnya menyeruak layaknya pintu air sungai di kala hujan deras.
Jonathan yang tidak tertarik lagi dengan taruhan itu---apalagi karena banyaknya sponsor yang tertarik dengan softwarenya--- dengan sedikit rasa bersalah menceritakan asal mulanya.
Permainan konyol namun laknat itu terjadi ketika salah seorang teman satu ekstra basket Haikal---Onan, menyeletuk dengan nada merendahkan;
"Gee... Haikal katanya lo satu kelompok sosiologi sama si Aneh di kelas lo, ya?"
Haikal menaikkan alisnya ketika anak-anak basket nongkrong di kantin setelah latihan ekstra.
"Farah?" Xavier, yang satu kelas dengan Haikal dan Farah menimpali.
"Iya. Siapa lagi yang Aneh di kelas lo, sih? Bisa dibilang ter Aneh satu sekolahan malah."
"Nggak aneh, ah." Jawab Haikal sambil lalu, lebih tertarik dengan game yang ia mainkan di gawainya.
"Ecie yang belain." Onan tetap kukuh. Haikal tidak menjawab. Terlalu malas.
Lalu anak-anak yang lain yang semula mendengarkan saja, mulai turut berkomentar
"Hati-hati Kal, nanti lo malah demen." seru mereka "Atau dia yang demen sama lo. Tipe-tipe Farah kan kalau suka orang bisa nakutin. Ntar lo diikutin kemana-mana hiii---"
"lalu kalau lo ada cewek lain bisa-bisa lo dikejar-kejar pakai gergaji listrik---" sahut yang lain.
"Anjing dah. Sakit kalian semua." Haikal akhirnya pecah konsentrasi. Ia terkekeh "kebanyakan lihat film pembunuhan lo!"
"Eh tapi ada yang penasaran nggak sih bentukan Farah kalau dia nggak pakai poni sama kacamata aneh gitu?" tanya Alif yang daritadi diam "gue penasaran sumpah."
"Nah iya sih. Jangan-jangan dandan dikit malah kayak Alexandra Daddario." Xavier setuju.
"Nggak mungkin, ah!" Onan yang memulai percakapan ini membantah "semua nggak kayak di film. Buluk ternyata cantik. Aslinya orang cantik mah mana ada yang nyembunyiin kecantikannya. Penampilan itu prestige! Privilege yang nggak semua punya."
"Tapi kalau gitu kebangetan tuh kalau lo jodohin sama Haikal. Lihat yang pernah cipokan sama dia. Qini, Vanya, Berliana... beuh." Xavier menambahkan. Haikal mengumpat ketika skandalnya dibicarakan. Semua tergelak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Helianthus
Ficção Adolescente© Copyright by Lust Lucifer, June 2019 CERITAKU, OTORITASKU, HAK PREROGATIFKU. -Young Adult/Teen Fiction. But contain 18+. So be wise. -Typo, tidak EYD. -Notice this: plagiarism itu sama dengan mencuri. Jangan jatuhkan martabatmu hanya demi buah kar...