Rain

441 45 3
                                    

Hujan deras sedang membasahi kota Seoul sore ini, orang-orang melintas dengan payung dan kendaraannya masing-masing. Angin kencang bahkan membuat masyarakat enggan untuk beranjak dari ranjangnya.

Dari sebuah kisah Sang Dewi sedang menangis menatap nasib malangnya, namun Sang Dewa membunyikan dentuman keras untuk membuatnya takut sekaligus peringatan tentang batasan yang telah dilewati gadis itu.

Kini di sebuah halte terlihat seorang gadis kecil duduk tanpa pakaian hangat dan payung, padahal cuaca sedang tidak bersahabat. Gadis manis dan cantik itu duduk sambil memeluk kakinya dan sekali-kali melirik kanan-kiri.

"Kenapa eomma lama sekali?" gumamnya, sudah 2 jam ia duduk di tempat ini tapi belum muncul batang hidung dari wanita yang dimaksudnya.

Di sisi jalan tampak seorang pria muda berumur 8 tahun sedang berjalan menembus derasnya hujan dengan payung hitamnya. Seragamnya agak basah tapi tidak semuanya, di kemeja sekolahnya tertera nama dari pria itu "Jeon Jungkook"

"Kenapa anak kecil sepertinya hanya memakai pakaian tipis di cuaca yang menggila?" ucapnya sembari menuju kearah halte dimana gadis kecil itu duduk.

Beberapa saat gadis kecil itu menyadari bahwa tidak ada tetesan air yang jatuh ke badannya, ia sempat kebingungan sebelum akhirnya menyadari ada seorang pria yang berdiri di depannya.

"Ambil ini dan jangan memakai pakaian tipis lagi, kau masih kecil!" ucap Jungkook pada lawan bicaranya.

"Kau juga lebih bocah dariku, kenapa kau mau memberikannya padaku?" tanyanya, namun Jungkook langsung menaruh payung itu pada lengan gadis itu.

"Lee Jieun!" teriak seorang wanita muda dari dalam mobil putih yang kini berdiam di hadapan mereka.

"Eomma!" dengan girang Jieun berlari menuju Sang ibu yang ditunggunya daritadi, tapi ia kembali berhenti untuk menghadap kearah pria tadi.

"Terimakasih!"

"Jeon Jungkook!"

"Lee Jieun!"

sahut mereka yang akan biasanya kalah dengan suara hujan turun, setelah tersenyum padanya Jieun memasuki mobil ibunya dan berlalu pergi tanpa mengalihkan pandangannya dari pria yang kini basah oleh hujan.

"Maafkan eomma ya... Hujannya sangat deras tadi," ucap Lee Yoora pada putrinya yang duduk di sebelahnya.

"Eomma kita mau kemana? Bukankah bertemu dengan appa?" tanya Jieun, awalnya di pagi hari Yoora berjanji akan menemui pria-nya bersama anaknya. Permasalahannya adalah mereka belum mengikat janji sehidup semati, tapi Yoora sudah memiliki seorang putri berumur 8 tahun? Anak itu adalah pembawa malapetaka bagi keluarga ternama milik pria yang dicintainya.

"Jieun-a, eomma akan masuk dulu sebentar untuk mengurus sesuatu. Diam disini dan tunggu hingga ayahmu datang. Okay?" ucap Yoora sebelum meninggalkan putrinya di dalam mobil seorang diri.

Jieun yang saat itu masih berumur 8 tahun hanya menuruti perkataan Sang ibu, dan kembali tertidur di kursi penumpang. Yoora kini melangkahkan kakinya pada club malam tempat ia bekerja, orang-orang yang minum dan menari membuatnya muak berada di sini apalagi Jieun tidak pernah mengetahui kerjaan ibunya seperti apa.

Yoora merasa malu jika Jieun tahu tentang dirinya jadi ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan ini, ia memasuki ruangan berlapis emas dari pemilik club tersebut. Tuan Kim yang dikenal sebagai penguasa Gangnam, sosok pria itu muncul dengan para gadis-gadisnya.

"Halo Yoora, ada perlu apa? Lalu apa yang kau lakukan selama 3 tahun ini? Kau membuat pelangganku pergi karena pria Kim yang bersamamu itu."

"Terima kasih, aku pergi." ucap Yoora tegas dan bergegas keluar dari ruangan itu, namun tidak semudah itu untuk keluar dari kandang buaya. Tiga pria berbadan besar menghadangnya sambil menarik tubuhnya, Yoora berteriak memohon seseorang untuk membantunya.

Teriakannya tenggelam dalam bisingnya club malam itu, bahkan para gadis yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa membisu dan menatapnya iba, mereka tahu hidup dalam dunia seperti ini sulit dan menyakitkan.

Di sisi lain seorang pria berlari menuju mobil milik Yoora, dia mengintip kedalam ternyata ada Jieun yang tidur tenang di kursi belakang. Rencananya untuk menyusul Yoora kedalam terhenti saat melihat wanita itu berlari kearahnya dengan pakaian yang compang-camping.

"Cepat jalankan mobilnya, Jeon Wonwoo!" teriaknya,

Wonwoo langsung masuk ke dalam mobil, begitu juga dengan Yoora yang masuk sembari menggendong Jieun dalam pelukannya. Pria itu menginjak pedal gas dengan kencang, mereka menembus batas normal seorang pengemudi demi menyelematkan putrinya, Lee Jieun.

"Eomma?!" teriak Jieun yang terbangun dari tidurnya karena isakan Sang ibu yang terdengar jelas di telinganya.

"Jieun-a maafkan ibu, tutup matamu, dengarkan ibu dan ayahmu, ok?"

Disaat itu juga mobil mereka berbelok tajam menuju tebing, di bawah laut sana malaikat maut sudah menunggu kedatangan keluarga kecil itu. Mobil putih itu bersentuhan keras dengan permukaan laut, sebelum mobil mereka sepenuhnya tenggelam Yoora menyerahkan putri kecilnya pada Wonwoo.

Mereka berdua tahu hari ini tidak akan berjalan baik dari kejadian hujan yang deras, Yoora tidak bisa keluar dari mobil dan terbawa ke dasar laut sedangkan Wonwoo berusaha membawa putrinya ke daratan.

Setelah lama mengikuti arus laut akkhirnya sampai mereka di tepian pantai, sejujurnya ini belum sepenuhnya aman karena ombak besar bisa membawanya kembali ke dasar laut. Wonwoo menaikkan putrinya ke atas dan menyuruhnya memanggil bantuan.

"Jieun, pergi dan cari bantuan. Appa akan menyusulmu nanti, cepat!"

Sekuat tenaga Jieun berlari walaupun terengah-engah ia terus berlari, ia menerobos pintu rumah satu warga yang dekat disitu dan berteriak dengan keras.

"TOLONG AYAHKU!"

alhasil suaranya membangunkan pasangan tua yang sedang tidur nyenyak, mereka mengikuti kemana Jieun berlari.

"TOLONG AYAHKU, HALMEONI!" teriaknya lagi, namun semuanya terlambat. Tidak ada lagi sosok Wonwoo yang duduk di tepi pantai itu, nampaknya ombak besar menyapu sebagian jembatan sehingga badannya kembali jatuh ke dalam laut.

"APPA!!EOMMA!!"

Di dasar laut yang dalam, terukir kisah kedua manusia yang menyelamatkan putri kesayangannya dari bencana maut. Tangan mereka saling berkaitan membuat sebuah pelindung bagi Sang peri.

"Jika waktu bisa kembali, aku akan membuat putriku menjadi anak yang hebat. Aku akan menyayanginya dengan segenap hatiku. Aku tidak akan pernah meninggalkan rumahku lagi."- Lee Yoora

"Jika waktu kembali, aku akan menemuinya lebih dulu dan mengikat janji dengannya. Putriku pasti akan sangat bahagia hari ini, begitu juga wanita yang kucintai." - Jeon Woonwo

"Namun, kami berdua tidak bisa menepati semuanya. Salam maaf dan cinta dari orangtuamu!"

Hello guys, selamat datang di dunia IU & Jeykey. Semoga kalian suka dan jangan lupa vote and comment ya... Love U

This is Us √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang