Pemakaman itu berlangsung seharian, orang-orang yang memakai baju hitam datang untuk memberikan kata-kata terakhir mereka untuk Jieun. Tidak ada yang akan menyangka bahwa wanita itu akan pergi secepat ini, bahkan di antara banyak orang selalu ada yang beranggapan bahwa ini memang kutukan dari Sang ibu karena memberikan dosa-dosanya pada anak kecil yang suci itu. Jungkook hanya bisa duduk di situ untuk menemani saudarinya.
"Dimana Jimin?" seseorang mengingatkannya bahwa Jimin yang membawa Jieun ke tempat itu, tapi keberadaannya tidak tampak satu pun disana. "Jimin menghilang!" Teriak Sohyun yang berlari ke arah teman-temannya. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa wanita itu selalu menghadapi nasib sial? Aku sedih melihatnya." kalimat itu menganggu Jungkook yang sedaritadi diam. "Wanita itu tidak perlu dikasihani, untuk apa kau yang bersedih? Apa dia memberikanmu sesuatu yang berharga? Ini pun kesalahan keluarganya." jawab Jungkook yang kemudian bangkit berdiri meninggalkan mereka.
"Sudah berapa kali kubilang padamu, jangan menghina saudarimu Jungkook!" teriak Taehyung yang benar-benar marah, ia tidak pernah mengajarkan anak itu untuk berbicara jelek tentang orang lain bahkan keluarganya sendiri. Namun, seakan telinganya tuli Jungkook terus berjalan keluar gedung. Bahkan awan menunjukkan ekspresi sedihnya, bagaimana bisa Jungkook sedingin itu? Jawabannya selalu berada pada pengendali perasaannya. "Noona, setidaknya kau harus mengucapkan selamat tinggal padaku." bisiknya, ia merasa bahwa pandangannya memudar karena air mata yang ia tahan selama ini hingga akhirnya Jungkook menangis hari itu.
"Kau tidak ingin menemuinya? Paling tidak menyapanya, katakan bahwa kau baik-baik saja." Jimin memberikan usulan bagi Jieun untuk berbicara dengan Jungkook. Wanita itu terdiam, menatap sendu kearah pria yang mungkin sekarang terlihat seperti anak kecil yang ditinggal ibunya. Perlahan Jieun mendekat hingga berdiri di hadapannya, Jungkook menyadari sesuatu. Tampak seorang wanita berdiri di depannya, wajahnya terlalu cerah hingga akhirnya ia menyadari siapa yang di depannya. "Jungkook-a, aku baik-baik saja. Berhentilah menangis!" suara yang sangat dirindukannya.
"N-noona, bagaimana kau bisa? Bukannya kau sudah di sana?" tanyanya sambil menghapus sisa air mata di pipinya, Jieun menyilangkan tangan ke dadanya "Kau ingin aku pergi? Sangat tidak perhatian sekali." candanya, namun menurut Jungkook ini tidak lucu. "Jimin membunuhmu?" sontak Jimin ingin mengomel dan berteriak pada Jungkook namun tidak ada gunanya. "Dia tidak sejahat itu Kook, Jimin menyelamatkanku." Jungkook yang mendengar jawaban itu mengerutkan kedua alisnya, kenapa Jieun selalu membela Jimin si bantet itu?
"Kook, kita akan bertemu lagi. Percaya padaku, kau akan baik-baik saja." ucap Jieun, Jungkook hanya menghela napas dan menatap kedua manik mata yang menarik di depannya "Kook, cobalah untuk mendengar apa yang dikatakan Taehyung padamu dan lindungi mereka dari halmeoni. Itu permohonanku padamu." Itu adalah kalimat terakhir Jieun sebelum ia hilang dari hadapan Jungkook. "Dia sudah pergi lagi," gumamnya. Kemudian ia mengingat kembali pesan Jieun sebelum memutuskan untuk masuk menemui Taehyung.
Jieun kembali bersama Jimin, mereka melihat Kota Seoul dari atap gedung tempat tubuhnya berada. "Kau benar-benar melakukannya, aku tahu kau membawaku untuk menyelamatkan roh ibuku yang tersimpan di dalam tubuhku." Jieun menatap Jimin dengan perasaan bercampur aduk, masalahnya Jimin sendiri yang mencabut nyawanya, membuat skenario yang seharusnya tidak ada. "Lalu sekarang bagaimana?" tanya Jieun.
"Kita harus menyingkirkan iblis gila itu dulu. itu tugasmu yang pertama Lee Jieun." JImin menyerahkan kertas yang berisi tugas yang harus dilakukan Jieun untuk menyelesaikannya. "Kau akan membantuku kan Jim?" tanya Jieun memastikan ia tidak bekerja sendiri. "Aku akan selalu ada di sebelahmu, jangan khawatir."
Kembali lagi pada Jungkook yang sudah bergabung bersama Taehyung. Mereka berbincang dengan santai, bahkan Jungkook bisa tersenyum kembali. Tidak mudah membuat pria itu tersenyum setelah berduka. "Kook, kau tetap akan pergi kan?" Tanya Taehyung yang kini membuat Jungkook terdiam.
"Pulanglah ke Busan, bawa orangtuamu dan jangan pernah kembali ke Seoul. Aku mohon padamu, halmeoni sedang mengincarmu." Ucap Taehyung dan dibalas dengan anggukan dari lawan bicaranya.
"Kalian pergi juga?" Tanya Jungkook yang tidak kalah khawatir padanya. Taehyung hanya tersenyum membalas ucapan Jungkook. Masalahnya adalah wanita itu sudah mengetahui pengkhianat yang ada di dalam keluarganya, Taehyung tidak tahu berapa lama lagi ia bisa hidup jika ia tidak segera kabur dari rumah itu. "Kita akan pergi bersama-sama, tidak ada penolakan." Tapi Taehyung melepaskan genggaman Jungkook dan menatap lurus kearah gadis yang sedang duduk di kursi putih "Aku harus membawanya juga Kook, jika aku ikut denganmu pasti halmeoni tahu keberadaanmu. Lebih baik kita tidak pergi bersama, mungkin aku juga akan kembali ke Daegu bersamanya."
Jungkook yang tidak terima dengan usulan itu hanya bisa menatap iba pria di depannya. "Kau harus pergi juga, hyung." Jungkook kembali memeluk Taehyung untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi dari tempat itu untuk menjemput kedua orangtuanya. Taehyung kini kembali ke tempat dimana Sohyun berada, gadis itu menatapnya dengan cemas bahkan saat ini pikirannya merasa kacau. "Kau benar-benar membuat sesuatu menjadi sulit, kenapa tidak sekarang kita pergi?" tanya Sohyun.
"Kau tahu benar alasanku melakukannya, setidaknya kita menyelamatkan Jungkook." Sohyun tidak percaya pria yang di depannya adalah Kim Taehyung yang ia kenal. Dulu pria ini begitu kekanak-kanakan, tidak bisa berpikir dewasa seperti yang lain. Namun, jika menyangkut adik kecilnya maka apapun akan ia lakukan. "Kemana Taehyungku yang begitu halus? Kau kemana? Kenapa kau terlihat begitu dewasa?" Kedua tangan kesar itu menutupi seluruh wajah kecil Sohyun, kemudian ia membuka kembali tangannya menampilkan Taehyung dengan senyum anak-anaknya "Aku disini! Aku tidak pergi!"
Keduanya hanya bisa berharap cerita mereka tidak menjadi kelam, mereka hanya ingin yang terbaik untuk Jungkook. "Kupikir kita akan pergi malam ini." ucap Sohyun menatap kedua tangannya yang hampir membeku karena udara malam yang dingin. "Kita akan pergi ke Daegu, aku merubah pikiranku. Dengan syarat kau harus menutup semua akses yang ada pada Jungkook dan mengarahkan pada kita." mendengar jawaban dari Taehyung akhirnya Sohyun menyetujuinya. Malam itu akan menjadi lagu terakhir bagi mereka yang mendengarkan kisah asmara keduanya, namun tidak satupun mereka menyesal.
"Tetaplah bersamaku, apapun keadaannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Us √
Fanfiction"Jika kau melihatku, tersenyumlah" "Jika kau mendengar suaraku, berbaliklah" "Jika ada kesempatan kedua, berjanjilah kita akan tetap bersama" Jika kau dilahirkan karena ketidaksengajaan, apa dosamu di masa lalu? Bahkan orang-orang akan menatapmu ren...