Kini musim dingin kembali mengisi hari-hari keluarga kecil Jeon. Dua gadis kecil berlari-lari di setiap sudut rumah kediaman mereka, membuat rumah itu terasa hidup dan berwarna. "Jangan lari-lari di dalan rumah! Mainlah di luar sayang, tapi jangan jauh-jauh!" Teriak sang ibu dari dapur. Kedua gadis itu keluar untuk bermain, tapi sebelum mereka sampai di luar Sang Ibu memanggil lagi "Jeon Jina jaga adikmu!" Gadis yang merasa terpanggil pun membalasnya sambil memutar kedua bola matanya. "Iya Ibu!"
Sang ibu hanya terkekeh melihat tingkah anak itu, Jina tidak suka disuruh tapi mau menjaga adiknya dengan baik. Bahkan adiknya Jeon Yuna tidak bisa diam sama seperti ayahnya, berbicara tentang Jungkook dia belum pulang. Dia masih bekerja di kantornya membuat lagu-lagu untuk para penggemarnya.
"Unnie, tangkap aku!" Teriak Yuna membuat sang kakak mengejarnya dengan kecepatan maksimal. "Aku yakin akan menangkapmu!" Tapi tanpa mereka sadari di depan Yuna terdapat batu yang membuatnya oleng dan hampir terjatuh jika tidak ada wanita itu disana. "Auh!" Keluhnya saat Yuna terjatuh tepat di pelukan wanita asing itu. "Aigoo, kau tidak apa-apa?" Tanyanya membuat Yuna dan Jina malu dan merasa bersalah. Jina memukul pelan kepala adiknya itu karena membuatnya malu "Berhentilah memukulku!" Teriak Yuna kesal. "Aku tidak memukulmu, bodoh!"
Wanita di depan mereka tertawa melihat tingkah kakak adik itu. "Nyonya, apa kau baik-baik saja? Maafkan adikku yang begitu ceroboh, aku sudah mengingatkannya berkali-kali." Namun pengakuannya membuat Yuna kembali mencubit lengan kakaknya. "Hentikan Yuna, minta maaf padanya!" Perintah sang kakak.
Yuna maju lalu memeluk wanita itu "terima kasih dan maaf membuatmu terjatuh di tumpukan salju itu. Tapi bagaimana bisa kau tidak kotor sama sekali?!" Wanita itu tersenyum lalu mengedipkan matanya sambil menggerakan jari telunjuk ke bibirnya sebagai tanda untuk diam "Jangan bilang pada siapa pun tentang ini. Okay?" Yuna dan Jina mengangguk dengan antusias "siapa namamu ibu peri?" Tanya Yuna "Jieun." Sebelum akhirnya suara mobil mengejutkan keduanya.
"Ayah pulang!" Teriak kedua gadis itu dan menghampiri ayahnya yang baru saja pulang. Jungkook memeluk kedua putrinya dan mengangkat keduanya sembari mencium pipi chubby mereka. "Ayah tadi aku bertemu dengan ibu peri!" Cerita Yuna yang tidak bisa menahan keinginannya untuk membuka mulut. Jina yang mendengarnya memberikan tatapan tajam pada adiknya. "Jina, jangan seperti itu pada adikmu." Tegur Jungkook. Yuna kembali menggoyangkan tangan ayahnya untuk mengambil perhatiannya.
"Aku bertemu ibu peri ayah!" Jungkook menganggukan kepalanya "Lalu siapa namanya?" Yuna melirik kakaknya sebelum kembali menjawab pertanyaan Sang ayah "Jieun, dia menyelamatkanku sehingga aku tidak jatuh! Wajahnya sangat cantik ayah!" Seru Yuna membuat Jina membalikan badan dan pergi menyusul ibunya di dapur. "Begitukah?" Yuna kembali mengiyakan dan membisikan sesuatu padanya "katanya jangan memberitahukan hal ini pada siapa pun."
Jungkook menyadari bahwa Jieun masih ada disini, melindungi seluruh keluarganya. Sebuah buku baru ditulisnya, lemabaran baru dibukanya, namun lembaran yang lama masih tersimpan rapih di dalam benaknya. Terimakasih adalah satu kata yang bisa diucapkan untuk mereka yang setia padamu dan setiap hari ada di sekelilingmu, melindungimu dan membuat hari-harimu menyenangkan. Sadarilah bahwa mereka yang mencintaimu dan menyayangimu adalah mereka yang selalu ada di belakangmu, mendorongmu untuk mencapai mimpi yang kauinginkan.
"Terima kasih"
END
Thank u guys yang sudah baca ff ini, semoga ini menyenangkan dan menjadi hiburan bagi kalian. Maaf apabila ada typo disini. Sampai jumpa di ff selanjutnya!!! 💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Us √
Fanfiction"Jika kau melihatku, tersenyumlah" "Jika kau mendengar suaraku, berbaliklah" "Jika ada kesempatan kedua, berjanjilah kita akan tetap bersama" Jika kau dilahirkan karena ketidaksengajaan, apa dosamu di masa lalu? Bahkan orang-orang akan menatapmu ren...