Di sisi lain, Jungkook tampak kesal dan bosan. Ia bermain seharian di kamarnya dan keluar hanya untuk memastikan apakah Jieun sudah pulang atau belum. Pikirannya kacau dari tadi pagi, ia merasa apa yang dilakukannya salah. Seharusnya ia tidak mengatakan bersikap buruk pada Jieun.
Jungkook akhirnya memutuskan untuk mengecek kembali apakah Jieun sudah sampai atau belum. "Itu Jieun," Gumamnya saat melihat Jimin yang datang bersamaan dengan Jieun sambil tertawa. Waw sungguh pasangan yang serasi bagi Jungkook.
Ia menghampiri mereka dengan tampang dinginnya. Jimin yang menyadari kedatangan Jungkook menghentikan langkahnya dan menarik Jieun ke belakangnya seakan Jungkook adalah ancaman. Jieun yang bingung dengan Jimin kemudian bertanya "Jim, kau kenapa-" ucapannya berhenti saat melihat Jungkook datang kearah mereka.
Jieun yang melihat wajah Jungkook pun hanya memberikan ekspresi datar, ia masih mengingat hinaan pria itu pada keluarganya. Jungkook dan Jimin saling bertatapan, keduanya menatap tajam satu sama lain.
"Kau membawanya pergi begitu lama hyung." Ungkap Jungkook yang kesal tapi mencoba tetap tenang.
"Memang kenapa jika aku membawanya bersamaku? Kau bahkan mengusirnya secara tidak langsung." Balas Jimin, Jieun bisa merasakan aura menegangkan diantara keduanya. Bahkan tangan Jimin kini lebih erat memegang tangannya.
"Jim-" bisik Jieun, namun Jimin hanya tersenyum menanggapinya dan kembali menatap Jungkook.
"Jika kau menyakitinya, kau tahu apa yang akan kulakukan Kook."
"Apa hubungannya denganmu? Jieun sedarah denganku, maka aku bertanggung jawab atasnya. Dia milikku hyung, gadis ini keluargaku." Jungkook membalas semua perkataan hyungnya itu.
Akhirnya Jimin melepas tangannya dari Jieun dan mengelusnya. "Pulanglah, adikmu ternyata begitu merindukanmu. Jika dia bertingkah lagi segera panggil aku, Jimin-mu ini akan segera datang!" Ucapnya menunjukan mata sipitnya.
Setelah itu Jieun berjalan ke dalam rumah tanpa menunggu Jungkook untuk menyusulnya. Ia langsung menuju ke kamar, dan setelah menutup pintu rasanya sangat lega disertai lelah karena seharian ia bersama Jimin namun itu sangat menyenangkan.
Jungkook dan Jimin masih berada di tempat yang sama. Mereka saling menatap tanpa bicara, hingga salah satu dari mereka memutuskan kontak mata.
"Aku akan mengambilnya jika kau terus-terusan mengikuti kata halmeoni. Camkan itu!" Ucap Jimin.
"Jangan mengurusi keluargaku hyung." Balas Jungkook singkat, kemudian ia melihat kepergian Jimin dari pekarangan rumahnya. Jungkook merasa tidak enak dengan Jieun, ia ingin sekali minta maaf, tapi otaknya mengatakan yang sebaliknya.
"Kau tahu? Jieun akan merasa sedih jika kau terus memperlakukannya dengan buruk. Jangan menambah penderitaannya Kook," tiba-tiba ada Taehyung yang berbicara dari belakang Jungkook, pria itu menatap halus adiknya berbeda dengan Jimin yang menatap Jungkook seperti musuhnya.
"Hyung, apa kau baik-baik saja?" Tanya Jungkook setelah kejadian pagi tadi. Taehyung hanya tersenyum dan merangkulnya. "Tidak perlu khawatir! Setidaknya Sohyun masih setia menemaniku, aku tidak perlu memikirkan perkataan wanita tua itu."
Jungkook memang bimbang dengan pilihannya. Ia bingung harus mengikuti hatinya atau mengikuti ucapan nenek tercintanya. "Kook, jangan egois. Lihat sekelilingmu, jangan mementingkan dirimu sendiri." Ucapnya.
"Lalu aku harus bagaimana hyung?" Tanya Jungkook lagi, tapi Taehyung mendorongnya hingga mereka sampai di depan kamar Jieun. "Minta maaf padanya, lalu selesai!" Balas Taehyung.
Jungkook hanya melihat pintu itu sekilas dan ingin beranjak dari situ namun ditahan oleh hyung yang satu itu. "Jadilah pria yang baik Kook."
Okay... jadi tidak ada pilihan lain. Maka ia harus mengetuk pintu itu dan segera meminta maaf. Taehyung menepuk pundaknya dan berlalu pergi dari situ. Jungkook menarik napas panjang untuk melangkah ke dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Us √
Fanfiction"Jika kau melihatku, tersenyumlah" "Jika kau mendengar suaraku, berbaliklah" "Jika ada kesempatan kedua, berjanjilah kita akan tetap bersama" Jika kau dilahirkan karena ketidaksengajaan, apa dosamu di masa lalu? Bahkan orang-orang akan menatapmu ren...