He/She

160 28 0
                                    

Malam berganti pagi, terus menerus berulang. Mereka yang terlelap akan kembali membuka pintu untuk kehidupannya. Begitu juga dengan Jieun yang kini sedang berdiri di depan kampusnya.

"Kampus ini sungguh besar, aku bahkan tidak tahu ada berapa ruangan di villa itu." Gumamnya saat memasuki kawasan kampus elit itu.

"Berhentilah seakan noona belum pernah melihat gedung tinggi. Aku bahkan bosan berada di sini." Balas Jungkook yang jelas-jelas daritadi mengikuti noona-nya hingga ke depan kelas.

"Noona, berhati-hatilah."

"Kau pikir aku tidak bisa menjaga diriku sendiri eoh?! Kau lebih muda dariku  jadi kau seharusnya yang kuperingati." Balasnya.

"Untuk apa kau duduk di sebelahku?" Tanyanya yang kebingungan karena Jungkook  hanya diam dan duduk di bangku sebelahnya.

"Kita sekelas noona, karena kau baru masuk tahun ini sama sepertiku. Walaupun umurmu berbeda, disini tidak mengenal umur."

Kapan terakhir kali Jieun berdebat dengannya? Sudah lama sekali, Jungkook yang sebenarnya tidak enak hati dengannya berusaha mencairkan suasana setiap kali mereka bertatapan khususnya jika hanya berdua.

Kejadian malam itu terus mengulang di pikiran Jieun, ia terus menjaga jarak dengan pria itu, walau Jungkook sudah menjadi adiknya. Namun, jauh dalam lubuk hatinya ada rasa yang menunggu untuk keluar menyapa Sang mempelai.

"Jungkook-a!!" teriak seorang wanita yang sedang berdiri di depan kelas, gadis berambut pirang itu tersenyum bahagia, bahkan seperti tidak ada hari tanpa senyuman di hidupnya. Tampaknya hidup wanita itu sangat tenang. 

"Yak! Jeon Jungkook!" teriaknya lagi, sedetik kemudian wanita itu memeluk Jungkook dengan ringannya, Jieun yang melihat itu sedikit merasa tidak enak. Lebih baik ia pisah kelas dibandingkan harus melihat mereka berdua terus-menerus. 

" Kim Hyeri, berhentilah memelukku di tempat umum. Apa kau tidak malu?" tanya Jungkook yang mencoba melepaskan pelukan sahabat kecilnya itu. 

"Heol, kau jual mahal sekali sekarang! Tapi-" ucapannnya terhenti saat melihat Jieun yang kini duduk di sebelah Jungkook. 

"Eoh, apa kau pacar Jungkook?" tanya Hyeri sambil menunjuk jarinya padaku. Apa harus dia menunjuk padaku? pikir Jieun. 

"Bukan, aku adalah saudarinya." 

"Astaga! Jungkook saudarimu yang hilang itu sudah kembali!" 

Jieun yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum, ternyata rahasia keluarganya telah menyebar. Kenapa mereka harus tahu? Apa Jungkook yang memberitahu mereka tentang keluarganya? Tapi kenapa?

Hyeri akhirnya duduk di sebelah Jungkook sama seperti Jieun, tampaknya mereka sangat dekat. Bahkan Jieun tidak sempat memperhatikan dosen saat mengajar karena dua manusia yang di sampingnya selalu tertawa dan bercanda bersama. 

"Kenapa aku seperti nyamuk?" gumamnya, Jungkook tidak menyadari bahwa situasinya lebih sulit jika dia membiarkan Jieun di dekatnya. Seharusnya ia tidak memilih jam kuliah seperti noona-nya. 

"Kau tau lelucon yang sering dibuat oleh Taehyung?" 

"Apa?"

"Aku pun tak tahu!" 

"Dasar wanita gila!" 

Jieun hanya bisa terdiam mendengar keduanya bercanda, bisakah ia hilang saja? Dirinya sudah tidak bisa berada di sebelah pria kelinci ini. Sepertinya permintaannya terkabulkan saat seseorang melemparinya sebuah kertas tepat pada kepalanya. 

"Orang gila mana yang berani membuang sampah pada kepalaku?!" geramnya membuat dirinya menoleh ke belakang. Terlihat jelas seorang pria sedang tersenyum dengan manisnya. Pria itu adalah Park Jimin si bantet. 

This is Us √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang