Maaf kalo ada typo... happy reading
Selama perjalanan Jieun melepas semua pikiran yang mengganggunya dan memilih bernyanyi bersama Jimin. Jieun bahkan baru menyadari bahwa suara pria di sebelahnya itu sungguh unik. Bahkan Jungkook tidak dapat menyamai suaranya, tapi dia masih memikirkan adiknya itu. "Hilangkan semua tentangnya Lee Jieun!" Teriaknya dalam hati.
Matahari yang terbenam adalah hal yang paling disukai Jieun, bahkan bayangan yang membentuk pepohonan itu membuat hatinya tenang, Jimin yang awalnya takut gadis itu akan memutuskan untuk kembali pada Jungkook, kini menjadi bahagia. Rasanya seperti beribu tahun ia menunggu, kini bunga yang dinantikannya sudah bersemi begitu banyak. Tidak peduli apapun keadaannya, untuk kali ini ia akan tetap berada di sampingnya.
"Jim, kau tidak lelah? Selama 3 jam kau benar-benar menyetir, kita bisa beristirahat di tepi pantai kau tahu?" Ucapnya sambil menunjukkan arah menuju lokasi yang diberikannya. Tidak banyak tanya lagi, Jimin segera menepikan mobilnya saat sampai di kawasan tersebut. Sebelum Jieun keluar, Jimin sudah menahan pergelangan tangannya.
"Pakailah jaketku, kau akan kedinginan nanti. Kau tidak ingin sakit hanya karena angin kan? Setidaknya ini akan menghangatkanmu." Ucapnya sembari memberikan jaket tebalnya pada Jieun, gadis itu tersenyum kearahnya. Jieun tahu bahwa Jimin sangat perhatian dengannya, ia berharap hatinya bisa menerima pria di hadapannya. Dengan begitu, tidak akan ada perdebatan lagi.
Mereka berjalan menyusuri bibir pantai dengan canda gurau yang spontan dilontarkan oleh Jimin. Otot pipi Jieun saja sampai lelah terus tersenyum dengan lebar, namun ia tidak dapat menahan tawa bahagianya. "Kau tahu apa yang lucu?" Tanya Jimin yang berdiri di depannya, Jieun yang meliriknya hanya tersenyum tipis "Aku tidak tahu, dan tidak mau tahu!" Ucapnya membuat Jimin membuat ekspresi terlukanya.
"Berhentilah sebelum aku membunuhmu Jim," ucapnya disusul dengan tawa renyah yang diciptakan keduanya. "Hal lucu itu adalah Lachimolala!" Candanya kembali membuat Jieun tertawa puas. Jimin melihat betapa bahagianya Jieun saat ini, tidak peduli kata orang mengenai orangtuanya tapi yang dia lihat sungguh berbeda. Gadis itu tidak memiliki kesalahan apa pun, Jieun lahir untuk merasakan dunia dan Jimin ingin menjadi salah satu sumber kebahagiaannya.
"Jim, kenapa kau diam saja? Kau dengar tidak apa yang kukatakan tadi?" Jieun sampai harus mengulang dua kali untuk menyadarkan Jimin dari lamunannya. "Ayo kita sering-sering bermain disini! Saat musim panas pasti akan banyak orang yang datang. Bagaimana jika kita datang saat musim gugur saja? Hm?" Bujuknya sambil menggoyangkan tangan Jimin yang sedang memegangnya.
Jimin tidak kuat dengan wajah lucu milik Jieun "kenapa kau begiu lucu?" Hal itu membuat Jieun justru kesala karena daritadi Jimin tidak menjawab pertanyaannya. "Kapan pun kau mau, aku akan mengantarkanmu!" Jawabnya membuat senyuman sang gadis terbit kembali.
Mereka duduk di pasir untuk menikmati sunset yang jarang sekali terlihat di kota. "Cantik," ungkap Jieun yang menyaksikan langit biru yang mulai berubah menjadi oranye. Jimin juga membalasnya dengan ungkapan yang sama "Sangat cantik dan lucu. Bahkan aku takut akan ada yang menghancurkannya." Kalimat itu ditujukannya untuk Jieun, gadis yang tampak seperti sebuah kaca yang mudah retak.
"Jim-" Jieun terdiam saat melihat Jimin yang begitu dekat dengannya, bahkan ia dapat merasakan deru napas dari pria itu. Tatapan mata mereka menyatu, namun Jimin mendadak memundurkan kepalanya saat melihat mata hazel milik gadis itu. Ada perasaan takut dan ragu yang dilihatnya, mungkin gadis itu masih mengharapkan Jeon Jungkook.
"Maafkan aku, tidak seharusnya-" gadis itu menyela perkataannya "Tidak. Jangan meminta maaf. Buatlah aku membuka hati untukmu Park Jimin." Selanjutnya Jimin mengecup pipi kanan gadis itu, ia tidak berani untuk melakukan lebih. Ia tahu batasan, jika ia melakukannya maka Jungkook akan segera merenggut Jieun dari hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Us √
Fanfiction"Jika kau melihatku, tersenyumlah" "Jika kau mendengar suaraku, berbaliklah" "Jika ada kesempatan kedua, berjanjilah kita akan tetap bersama" Jika kau dilahirkan karena ketidaksengajaan, apa dosamu di masa lalu? Bahkan orang-orang akan menatapmu ren...