For You

76 17 0
                                    

Jimin menunggu kedatangan gadis itu dari pagi, ia tidak menjemputnya karena Jungkook mencegahnya dan berkata bahwa ia akan pergi bersama dengan Jieun. Jika adiknya tidak melarang pasti sekarang Jieun sudah datang ke kampus. Bahkan sekarang jam telah menunjukkan pukul 7 pagi, sejam lagi kelas akan dimulai tapi mereka belum muncul sama sekali. "Aku akan membunuhmu jika sampai terlambat Kook," gumam Jimin sambil memijat kaki kanannya yang tampak pegal karena berdiri terus dari pagi.

"Jungkook cepat! Kau gila jam segini baru bangun! Bagaimana jika kita terlambat?!" teriak Jieun yang sedaritadi mengomel karena sulit sekali membangunkan anak satu itu. Emosinya keluar semua, bahkan Taehyung yang mendengar ocehannya hanya tertawa dan pergi begitu saja. "Sabar noona! Aku sedang berusaha mengumpulkan nyawa, kau ingin aku berjalan tanpa nyawa?!" balas Jungkook yang kemudian berlari ke kamar mandi. 

"Aku yakin anak itu tidak akan mandi." ucap Jieun yang melihat tingkah kelinci satu itu, kemudian ia keluar menunggu Jungkook. Sohyun yang melintas pun ikut duduk di sofa bersama dengan Jieun "Kenapa kau tidak pergi jam segini? Oh tunggu, pasti Jungkook terlambat bangun lagi!" perkiraannya memang selalu tepat.

"Benar sekali! Ini membuatku gila! Jika tahu akan seperti ini lebih baik aku dijemput oleh Jimin si bantet itu saja. Pria itu selalu tepat waktu jika menjemputku." Sohyun yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum sambil menepuk bahunya. "Bersyukurlah masih ada yang mau mengantarmu, jarak dari vila ke kampus lumayan jauh. Berdoa saja dosenmu tidak menyadari kelian saat masuk kelas. Good luck!" ucapnya sebelum pergi entah kemana. Jieun yang menunggu selama 15 menit pun membuka pintu kamar Jungkook dengan bar-bar. 

"Yak! Dasar gadis tidak tahu malu! Aku sedang memakai baju, kenapa kau tidak sabaran?!" teriak Jungkook yang kaget karena pintu tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Jieun dengan wajah merahnya. "Kau bodoh! Cepatlah sedikit! Jika kita telat kau habis ditanganku Kook. Lihat saja!" balas Jieun sebelum menutup pintunya dan kembali berjalan kearah mobil Jungkook. Apa yang dia lihat tadi tidak sengaja, untung hanya bagian atas saja yang terbuka, dosa sekali dirimu Jieun jika sampai melihatnya lagi dalam keadaan seperti itu. 

"Baiklah aku selesai, cepat masuk!" ucap Jungkook yang langsung masuk ke dalam mobil, Jieun yang mendengarnya pun mengomel kembali "Yang lama siapa, kenapa jadi aku yang disuruh cepat? Dasar bocah!" Selama di perjalanan mereka hanya mengomel terus-menerus.

Sesampainya di kelas, Jieun segera masuk lewat pintu belakang dan merangkak perlahan agar tidak diketahui dosen yang mengajar, namun usahanya hangus saat Jungkook masuk sambil berlari dan meneriaki namanya "Noona! Jangan diam saja, cepat masuk!" Teriaknya sampai tidak sadar bahwa kini dosen itu memperhatikan mereka berdua.

"Sudah kuduga aku akan sial jika datang bersama bocah itu!" Gumamnya. Tuan Min yang mengajar pun memanggil mereka karena mengganggu kelasnya. "Kalian terlambat? Silahkan bersihkan lapangan hingga bersih!" Ucapnya.

Diusir untuk kedua kalinya, kenapa nasibnya begitu sial? Jieun daritadi hanya menghela napas sambil menyapu dan mengambil sampah yang berserakan. Satu hal yang belum disadarinya adalah "kenapa sampahnya makin banyak? Tadi kan sudah diambil bagian situ. Jangan bilang-"

"Oy noona!!! Kau begitu cocok menjadi tukang bersih-bersih. Jangan lupa sampah yg ada di depanmu ya..." ucap Jungkook yang ternyata daritadi melempar sampah ke arah Jieun.

"Kau benar-benar menyebalkan. Diamlah Jeon jika kau tidak mau bantu pergi saja sana!" Amuknya. Jungkook yang melihat hal itu hanya tertawa dan pergi dari lapangan.

Kini tinggal Jieun seorang diri, memang hidup itu sulit. Jieun saja yang baru membersihkan beberapa meter sudah lelah. "Eomma, tidak salah aku punya adik sepertinya? Ini sungguh merepotkanku! Kalo gini caranya aku bisa mati secara perlahan." Gumamnya.

This is Us √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang