Jo memagut bibir Maria cukup lama, setelah cukup lama akhirnya dia melepas pagutannya. Mereka membuka mata yang sempat terpejam, menatap sendu satu sama lain. Jo mengusap pipi Maria, terlihat sekali bibir mereka yang basah setelah kegiatan yang terjadi beberapa saat yang lalu.
"Ini bukan mimpi kan?" Jo bertanya sambil mengusap bibir Maria dengan lembut
"Ini adalah hari yang membahagiakan dalam hidupku. Tapi aku juga merasa takut, bagaimana kalau seandainya kamu pergi meninggalkanku lagi?"
"Tidak Jo. Kamu adalah ayah dari anakku. Aku tidak punya alasan lagi untuk meninggalkanmu."
Jo tersentuh mendengar jawaban Maria. Dia pun memeluknya lagi dengan erat. "Terima kasih banyak telah datang dalam hidupku."
"Aku juga berterima kasih, karena kamu mau menerimaku kembali. Padahal aku sudah sering menyakitimu." ucap Maria dengan terisak
"Maria, itu sudah menjadi masa lalu. Mungkin semua yang terjadi bisa menjadi pembelajaran untuk kita berdua, agar kita bisa menghargai sebuah hubungan dan saling memahami satu sama lain." Jo kemudian melepas pelukannya.
"Mulai sekarang tidak ada lagi airmata penderitaan, kita lupakan masa lalu. Dan mari kita buka lembaran baru. Kita juga akan segera menjadi orang tua Maria. Jadi ayo kita belajar sama-sama, aku akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu."
"Aku juga akan berusaha menjadi istri yang baik untukmu."
Jo tersenyum sembari mengusap airmata yang membasahi pipi Maria. "Sudah larut, ayo kita masuk."
Jo merangkul Maria sampai kedalam kamar mereka. Ketika Jo hendak melangkah ke sofa, Maria menarik lengannya.
"Tidurlah bersamaku." pintanya
Mendengar hal itu dari istrinya, tentu Jo tersenyum bahagia. Mereka lantas merebahkan tubuh mereka di ranjang, sebelah tangan Jo memeluk pinggang Maria, begitupun sebaliknya. Mereka saling tersenyum sampai akhirnya mereka terlelap.
***
Nyaman!!
Itulah yang dirasakan Maria saat berada didekapan suaminya dan hingga kini masih tertidur pulas. Jo tersenyum sambil menyibak rambut Maria ke belakang telinganya.
"Rasanya aku ingin di rumah saja seharian." batinnya dalam hati
Drrtt Drrtt
Untuk kedua kalinya Jo merasa jengkel, di kala momen istimewanya bersama sang istri entah mengapa selalu ada gangguan.
Siapa sih? Mengganggu saja.
Jo dengan pelan melepas pelukan Maria, dan mendudukkan dirinya untuk menerima panggilan telefon.
Ramon?
"Ada apa?"
"Jo, apa kau lupa?"
"Apa?"
"Hari ini kita ada meeting dengan klien dari luar kota."
"Astaga!!" Jo melirik jam dinding, terlihat sudah pukul sembilan.
"Kenapa kau tidak menjemputku?'
"Tadi aku sudah datang ke rumahmu tapi pelayanmu bilang kau masih di kamar bersama istrimu. Jadi aku pikir kalian sedang.."
"Baiklah aku akan bersiap-siap. Tolong jemput aku sekarang."
"Ya!" ujar Ramon kesal dari seberang telefon
Sambungan di matikan.
Jo kembali menengok istrinya yang masih tertidur pulas dengan menghela nafas kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate My Hubby
RomanceMaria terpaksa di jodohkan dengan lelaki yang tidak ia cintai. Disisi lain dia sudah punya kekasih yang sangat berarti dalam hidupnya. Siapakah yang akan dia pilih? Disclaimer : Ini hanya cerita fiktif dan hanya untuk hiburan semata.