35. Surprise

2.7K 111 2
                                    

Maria keluar kamar dengan sedikit menjepit rambutnya. Menuruni tangga lalu melihat seorang pelayan yang sedang membersihkan ruang tamu.

"Aku tidak melihat suamiku dikamar, apa suamiku berangkat pagi?" tanya Maria pada pelayan tersebut

"Tuan Nathan sedang berolah raga dihalaman bersama Nona Syeina dan Nona Rachel, Nyonya." beritahu pelayan itu menunjuk halaman belakang.

Maria mengangguk pada pelayan itu. Pamit padanya untuk menghampiri para jagoannya dihalaman belakang. Dan lihatlah, itu pemandangan indah bagi ayah dan putrinya saling tertawa bahagia disana. Mereka sedang olahraga ringan dan saling kejar-kejaran yang membuat Maria ikut tertawa melihatnya dari balik pintu kaca yang tak tertutup. Maria sangat bahagia. Karena di waktu sibuk yang Jo miliki setiap harinya tapi dia tetap bisa memperhatikan kedua putrinya membuat Syeina dan Rachel tak begitu kekurangan kasih sayang dari ayahnya.

"Mommy!!" teriakan Rachel menyadarkan lamunan Maria dan segera menatap mereka. Jo yang tepat sedang menatapnya juga tersenyum padanya. Maria pun membalas senyumannya lantas berjalan menghampiri mereka bertiga.

"Mereka tadi bangun lebih pagi lalu mengetuk pintu kamar dan berniat membangunkan kita. Tapi karena kamu sedang tidak enak badan jadi aku bangun lebih dulu dan mengajak mereka bermain." Jo menjelaskan tanpa Maria minta

"Iya, tidak apa-apa. Toh kamu akan segera berangkat keluar kota kan, mereka akan sangat merindukanmu." ucapan Maria secara refleks membuat perubahan ekspresi pada Jo

Maria kemudian berjalan menjauhi mereka untuk kembali ke kamar. Langkahnya terhenti dan kembali menoleh pada mereka. "Jangan lupa untuk bersiap-siap. Ini sudah jam 6 lebih." teriaknya pada mereka.

"Oke. Ayo kita bersiap-siap." ujar Jo dan segera menggendong kedua putrinya lalu segera menyusul langkah Maria.

***

Maria berjalan menuju sebuah lemari besar yang menampung pakaiannya beserta pakaian suaminya. Sebelumnya melihat Jo masih sibuk merapikan apa yang perlu ia bawa dan dimasukkan kedalam tas kerjanya.

"Sayang." Maria mendekati suaminya yang sedang bersiap memakai jasnya.

"Iya sayang?"

"Kira-kira berapa lama kamu pergi?"

"Bisa sampai satu minggu, bisa lebih."

Hati Maria mencelos. Belum suaminya berangkat, dia sudah sedih seperti ini. Apalagi jika suaminya benar-benar sudah pergi meninggalkannya. Mungkin baru ditinggal satu hari saja dia sudah tercekik bosan selama tidak ada pria itu disampingnya. Tiba-tiba Maria teringat masa lalu. Ketika dia pergi dari rumah meninggalkan suaminya selama beberapa bulan. Entah bagaimana perasaannya saat itu. Maria tidak bisa membayangkan kesedihan yang Jo alami ketika dia pergi. Rasanya pasti sungguh sakit dan rindu menyayat-nyayat hatinya.

"Kamu kenapa?" Jo terkejut karena tiba-tiba airmata jatuh di pipi Maria

Dasar bodoh. Kalau seperti ini aku justru membebaninya.

"Aku pasti akan merindukanmu." ucap Maria tanpa menatap suaminya. Jo tersenyum seraya mengelus lembut puncak kepala Maria.

"Jangan khawatir sayang. Aku usahakan tidak akan terlalu lama. Aku juga tidak akan sanggup bila terlalu lama berpisah darimu dan juga anak-anak." Jo lantas mengusap airmata Maria dengan jemarinya.

"Sudah, jangan menangis lagi. Aku punya sesuatu untukmu."

Dahi Maria mengernyit. Ia bertanya-tanya hadiah apa yang akan diberikan oleh suaminya. Jo membawa Maria ke salah satu kamar tamu dan menunjukkan sebuah hadiah diatas ranjang. Maria memandang kagum sebuah kotak berwarna pastel pink dengan pita hijau di atasnya. Dia membukanya perlahan, menemukan sepotong draped dress dengan model maxi berwarna hijau turqouise dengan sepasang high heels bertali berwarna gold. Gaun itu panjang sampai kebawah mata kakinya begitu Maria mencoba di tubuhnya. Gaun bergaya yunan dengan kerah v yang cukup rendah dan backless, memiliki kerut di perut hingga membentuk garis asimetris ke bagian bawah. Gaun sutra yang begitu indah.

I Hate My Hubby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang