Gulf senyum lebar, duduk di depan cermin persegi yang sedari tadi terus di tatap, beberapa kali Gulf bolak-balik buat ngebenerin dasi kupu-kupunya yang dikiranya belum simetris dan lain-lain.
"Anak bunda ganteng banget", senyum Gulf makin lebar saat bunda datang sambil meluk dia dari belakang,
"Kak Mew pasti seneng liat kamu se ganteng ini", Bunda lanjut bicara, dan senyuman Gulf berubah jadi kekehan lucu,
"Bunda jangan bikin Gulf malu~", Gulf nge rengek lucu, tangannya di lingkarkan di pinggang Bunda nya yang masih berdiri,
"Duh anak perawan malu-malu", Bunda nyubit hidung bangir Gulf, di balas sama erangan gak suka darinya,
"Bundaaa~ Gulf kan udah gak perawan", Gulf natap Bundanya yang keliatan gak kaget sama sekali,
"Duh iya, iya, dasar nakal", keduanya tertawa, kemudian berhenti saat ketukan di pintu membuyarkannya,
"Loh? Kak Mew?!", Gulf total berdiri kaget, ngeliat calon suaminya yang beberapa jam lagi sah jadi suaminya itu malah datang ke ruangan khusus bridal-ehm, groom, dengan santai,
"Hai Sayang, Halo Bunda mertua", Mew ngelangkah masuk, dengan tidak tahu malu tangannya otomatis meluk pinggang ramping milik calon suaminya,
"Ganteng sekali Adek pake jas", Mew ngusak rambut Gulf yang ketata rapih, di balas pelototan yang gak ada seram-seramnya sama sekali,
"Iyalah, anak Bunda, Bunda nya aja secantik itu, ngomong-ngomong, Kakak juga ganteng banget hehe", Gulf bales pelukannya Mew, sementara satu-satunya saksi di ruangan itu cuman bisa ngehela nafas keras,
"Bunda kira kamu minta izin buat nemuin Gulf itu cuman basa-basi", Bunda nyender di tembok, natap tajam dua orang dewasa dengan setelan rapi di depannya, muak sama adegan-adegan kurang senonoh yang mereka lakuin secara langsung di depan matanya Bunda,
"Yaaah Bunda~ Mew mana bohong pas Mew bilang kalo Mew kangen Gulf setengah mampus sampai rasanya mau meninggal, di pingit satu minggu itu lama sekali Bunda~", Mew ngerengek kenceng, di balas decihan dari Gulf, bonus putaran bola mata malas dari Bundanya Gulf,
"Lihat? Gara-gara kamu nekat ke sini, pingitan tujuh hari itu gak ada gunanya, Bunda pusing", Bunda ngelangkah keluar, tentu kata-kata Bunda barusan cuman banyolan buat calon menantu kesayangannya,
///
"Kakak kenapa ke sini?", Gulf masih nyidang Mew yang setia nempel di pelukannya Gulf, gak ada spasi sama sekali buat Gulf bisa lari, sofa yang gede di ruangan total gak berguna sama sekali,
"Kangen, Sayang", Mew natap Gulf lembut, ngasih ciuman lembut di bibirnya Gulf yang makin hari makin ranum,
"Padahal acaranya juga sebentar lagi, bisa gagal nikah kita kalau Kakak ketauan nyelinap ke sini", Gulf masih sibuk bersungut-sungut, dalam konteks imut di mata Mew,
"Jangan bilang gitu, Kakak udah merjuangin biar hari ini terjadi tuh begitu keras loh Adek", Mew ngerengut di samping Gulf, tapi tangannya masih setia di pinggang pacarnya,
"Maaf ya Kak", Gulf ngusap halus rambut Mew yang kasar sama hairspray,
"Untuk?", Mew nengadah, berhasil bikin keduanya kontak mata,
"Maaf karena udah raguin Kakak, maaf karena udah pernah bilang kita gak usah nikah, maaf karena awalnya Adek kira komitmen itu gak perlu, maaf Kak", Gulf nunduk dalam nginget kejadian beberapa bulan lalu,
Gulf terharu saat hari di mana mereka berselisih tentang pernikahan itu Mew gak langsung ninggalin dia, Mew malah dengan lapang dada ngerangkul dia, bisikin kata-kata penenang buat Gulf yang saat itu lagi bingung-bingungnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Permen Kapas [ MewGulf Soft AU ]
Fanfiction⚠ POTONGAN AU ️⚠️ Seputar cerita keseharian dokter Mew Suppasit bersama pacar lucunya, Gulf Kanawut.