"Aakh!" Keluh Wonwoo saat Jennie tiba tiba menarik kerah bajunya dari belakang.
Jennie mendengus lalu menunjuk Wonwoo dari kepala hingga kaki. "Gini gaya orang kencan?"
"Terserah gue dong. Kok lo yang sewot?"
"Bukannya sewot, gue tuh peduli. Ini kan kencan pertama lo selama empat bulan pacaran, masa kesan pertama harus sesederhana ini? Harus yang shining shimmering splendid dong."
Jennie menarik Wonwoo untuk ikut bersamanya ke kamar pemuda itu.
Jennie mengeluarkan beberapa pakaian dari lemari besar milik Wonwoo.
"Ck! Gunanya lo punya baju sebanyak ini tuh apa? Yang sering lo pake cuma kaos ripper, kemeja putih, sama kaos oblong. Celananya juga itu itu aja. Modis dikit kek."
"Bacot. Buruan elah, atau gue pergi gini aja? Lo dari tadi ngoceh mulu."
"Iya, iya. Udah nih. Pake sana! Gue tunggu hasilnya." Jennie menyerahkan sebuah sweater turtle neck, kemeja hitam dengan ukuran oversize, juga celana jeans.
"Dua lapis?! Panas ihh! Nggak ah, yang lain aja."
"Kemeja lo tuh tipis, nggak bakal ada hawa panas kalo lo pake ini, lagian lagi musim hujan, udaranya pasti dingin."
Wonwoo mendengus dan memilih masuk ke kamar mandi untuk berganti.
Jennie tersenyum senang menatap Wonwoo yang sudah menghilang di balik pintu. "Ck, ck.. Gobloknya."
Beberapa menit kemudian Wonwoo keluar dengan gaya yang lebih baik dari sebelumnya. Sebenarnya, gaya yang tadi tidak buruk, hanya terlalu monoton. Lagipula Wonwoo akan tetap tampan di balutan apapun.
"Ihh! Ganteng banget!! Sahabat siapa sih?"
"Sahabat dugong betina yang kerjaannya cuma bisa maksa sama ngerengek."
"Anj- tahan, jangan mengumpat. Jeje anak baik, jeje cantik, jeje anak yang berbakti." Ujar Jennie pada dirinya sendiri, mengundang tawa kecil dari bibir Wonwoo.
"Udah kan? Gue pergi ya! Kalo nanti gue belum balik sampe jam sembilan, lo kunci pintu. Gue bawa kunci cadangan."
"Hmm.. sana. Nggak baik buat pacar nunggu."
Wonwoo tersenyum kecil mendengar Jennie.
···
"Hai Wonwoo! Lama nunggu?"
Wonwoo mendongak saat indranya menangkap sapaan gadis yang telah mengisi hatinya selama empat bulan belakangan ini.
"Hai kak. Nggak lama, sekitar dua puluh menitan, mungkin?"
"Lama tau itu. Btw, kamu udah pesen sesuatu?" Tanya Jisoo sambil mendudukkan diri di hadapan Wonwoo.
"Belum. Aku nungguin kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
🖇️# ࣪𝐭𝐨𝐦𝐨𝐝𝐚𝐜𝐡𝐢 [✓]
Teen Fiction[ Finish ] Kata orang, persahabatan antara perempuan dan laki laki itu tidak selamanya mulus. Pasti salah satunya menyimpan perasaan lebih. Wonwoo dan Jennie contohnya. Akankah mereka berkahir sebagai pasnagan? Atau malah hanya tetap menjadi sepasan...