Keesokan harinya, Wonwoo memilih sekolah seperti biasa. Ia juga mengantarkan surat izin Jennie. Hitung-hitung sebagai rasa tanggung jawab, ia yang membuat Jennie pulang ke rumah.
Setelah mata pelajaran Bahasa Inggris usai, murid murid dibolehkan pulang atau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Karena Wonwoo mengambil ekstra lukis yang kebetulan hari ini kegiatan ditiadakan, jadinya ia boleh pulang.
Wonwoo membereskan barang barang bawaannya lalu pamit pada Hoshi dan Sana. Keduanya masih harus diam di sekolah, Sana harus ikut ekstra musik dan Hoshi tari.
Saat hendak berjalan menuju parkiran, Wonwoo ditahan oleh adik kelasnya.
Ia mengangkat sebelah alisnya, gestur bertanya.
"A-anu.. kak J-jennie ada?" Adik kelas bername tag 'Stephanie Lisa' nampak gugup ditatap seintens dan setajam itu oleh Wonwoo.
"Nggak sekolah. Napa?"
"I-itu.. Ada kegiatan ekstra. T-tapi kalo Jennie nggak sekolah.. nggak apa." Lisa mengatakan itu dalam sekali tarikan nafas. Ia buru buru pamit, karena sudah tak tahan dengan aura Wonwoo yang menurutnya mencekam. "Aku pemisi kak!"
Wonwoo menatap Lisa bingung. "Kenapa dia larinya kaya dikejar setan?" Wonwoo mengindikkan bahu lalu berjalan kembali ke tujuan awalnya.
Selama perjalanan ke parkiran --yang menurut Wonwoo lumayan lama-- ia menimpalinya dengan membalas sapaan teman temannya dari berbagai kelas, dan juga fans.
Sesampainya di parkiran, Wonwoo langsung menghampiri mobilnya. Setelah menekan tombol unlock di kunci yang ia pegang, Wonwoo masuk ke dalam. Namun gerakannya terhenti saat tak sengaja melihat pemandangan di pojok parkiran.
Wonwoo dapat melihat jelas kekasihnya dan si kapten lawannya beberapa hari lalu.
"Shit!" Umpat Wonwoo dalam hati.
Ia mencengkram erat bingkai jendela mobilnya. Suhu yang awalnya sejuk tiba tiba meningkat menjadi panas. Oh mungkin itu berasal dari hatinya yang terbakar melihat dua orang di pojok sana.
Mata Wonwoo membulat melihat adegan yang baru saja terjadi. Bagai di sebuah animasi, semua itu terasa seperti adegan slow-motion di mata Wonwoo. Adegan si pemeran wanita mencium pipi prianya.
Wonwoo menatap kekasihnya, yang tak lain adalah Jisoo tajam. Ia mengepalkan tangan lalu masuk ke dalam mobil dan mengendarainya keluar area sekolah.
Saat sampai di persimpangan, Wonwoo bukannya berbelok ia menjalankan mobilnya ke jalur lurus, dimana itu adalah jalan menuju rumah orang tuanya. Wonwoo mengabaikan fakta bahwa besok ia masih harus sekolah untuk pembinaan.
Tidak sampai setengah jam, Wonwoo sampai di rumah orang tuanya. Sempat mampir di mini market sebentar untuk membelikan cemilan, dan es krim untuk Jennie yang sempat ia janjikan di beberapa part sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🖇️# ࣪𝐭𝐨𝐦𝐨𝐝𝐚𝐜𝐡𝐢 [✓]
Teen Fiction[ Finish ] Kata orang, persahabatan antara perempuan dan laki laki itu tidak selamanya mulus. Pasti salah satunya menyimpan perasaan lebih. Wonwoo dan Jennie contohnya. Akankah mereka berkahir sebagai pasnagan? Atau malah hanya tetap menjadi sepasan...