🖇️# ࣪𝐭𝐨𝐦𝐨𝐝𝐚𝐜𝐡𝐢 [✓]

🌙. O8

Sejak kemarin, Wonwoo maupun Jennie saling mendiami. Pagi ini saat sarapan, keduanya hanya memakan roti buatan masing masing dalam diam.

"Naik." Kata pertama Wonwoo pagi ini. Dia menyuruh Jennie untuk naik ke kursi depan. Singkatnya mereka akan berangkat bersama.

Walau sedang mendiami, menjaga sahabatnya adalah tanggung jawab Wonwoo. Mau apapun keadaannya.

Di perjalanan keduanya hanya diam. Radio pun juga diam.. karena memang tidak dihidupkan Wonwoo.

Sampainya di parkiran, Jennie turun dan meninggalkan Wonwoo yang memarkirkan mobilnya. Persetan, ia hampir telat! Itu karena tidak ada alarm bernyawa yang membangunkan pagi ini, mereka sedang marahan.

"Jennie! Aku kira kamu nggak sekolah." Sana menghela nafas lega melihat Jennie masuk kelas, namun wajahnya masih sedikit tegang. "Wonwoo?"

"Haahh.. hahh.. untung nggak telat." Wonwoo menyusul di belakang dengan nafas sedikit terengah. Ia berlari dari parkiran belakang menuju kelas, dimana jaraknya tidaklah dekat.

Hoshi yang duduk di samping Sana memicingkan mata segarisnya kearah Wonwoo dan Jennie. "Ada apa gerangan nih lo berdua?"

"Ndak napa-napa"

"Nggak ada."

Sahut mereka bersamaan. 

Keduanya duduk di bangku masing masing. Mengeluarkan buku dan menunggu bel masuk kelas.

···

Jam istirahat Wonwoo menghampiri Jisoo di kelasnya. Beruntung kelas itu cukup sepi, dan Jisoo ada disana.

"Kak.."

Jisoo sedikit terkejut melihat Wonwoo dengan cepat ia mematikan layar ponselnya dan berdiri. "Hai!"

"Hai.. udah makan? Ke kantin yuk."

Jisoo tersenyum dan menatap canggung ke arah lain. "B-boleh.."

"Ayo." Wonwoo menarik tangan kekasih sekaligus kakak kelasnya ke kantin. Tidak ramai karena ini sudah hampir pertengahan jam istirahat.

"Mau apa?"

"Apa aja. Samain sama kamu kalo mau."

"Bener? Yaudah kalo gitu. Bakso aja."

Keduanya memesan bakso dan dua gelas es teh. Sambil menunggu Wonwoo mengobrol kecil dengan Jisoo.

"Kak kemarin kakak kemana?" Pertanyaan spontan terujar dari bilah bibir Wonwoo.

Jisoo terkejut bukan main. Ia berusaha menormalkan ekspresi wajahnya agar tak terlalu terlihat bahwa ia terkejut. "Eh? Oh di rumah. Kenapa?"