Setelah hari permintaan maaf Wonwoo, keduanya kini nampak semakin dekat.
Sekolah dimulai seperti biasa. Selama satu minggu itu, Wonwoo sama sekali tidak menghubungi Jisoo, ataupun sebaliknya, mereka seperti kehilangan kontak.
Jisoo juga nampak beberapa kali bermesraan dengan Seungcheol. Namun Wonwoo sudah tidak peduli. Kini biarkan Jisoo yang memilih.
Sekarang hari minggu, namun Wonwoo tidak bersantai. Ia sibuk mengurus klub ekstranya. setelah pukul 11 lewat Wonwoo baru diperbolehkan pulang.
"Huuufft!" Helaan nafas lelah dikeluarkan. Tubuhnya terkulai di sofa dengan tidak elitnya. Tas dan sepatu tercecer di sekitar.
Perlahan matanya memberat dan mulai mengantuk, hingga...
Plak!
"Mandi anjing! Jan tidur dulu." Jennie datang dan memukul kepalanya.
Wonwoo mendesah kesal. "Moh! Mau tidur aja." Ia mengulet pelan semakin menyamankan posisi di atas sofa.
Jennie meniup poninya kasar. "Oke sepuluh menit."
"Hng.."
Jennie menatap Wonwoo sebentar lalu mengelus surai lelaki itu. "Sleep well."
Jennie pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Wonwoo.
Beberapa menit kemudian Jennie selesai dengan makanannya. Ia hendak memanggil Wonwoo, namun laki laki itu sudah ada di dapur.
"Cuci muka sana, Nu."
Wonwoo menggeleng dan mendekati Jennie. Lalu memeluk sahabatnya erat.
Jennie menaikkan alisnya heran. Namun ia sama sekali tidak keberatan. Pelukan Wonwoo itu sangat nyaman dan hangat.
Setelah meletakkan sepiring makanan di meja, ia berbalik menghadap Wonwoo lalu membalas pelukannya. Tangan gadis itu bergerak mengelus punggung sang sahabat.
Sepertinya bayi rubah yang memeluk Jennie dengan tubuh kekarnya itu sedang lelah. Kegiatan klub terus berlangsung selama beberapa hari belakangan, Wonwoo sering pulang telat dan harus sekolah di hari libur, ia pasti lelah.
"Yosh.. yosh.. ayo makan."
"Hng.. tunggu sebentar lagi."
Baik, Jennie pasrah ia menunggu hingga kram berada di posisi ini. "Nu!! Pegel!!" Pekiknya.
Cup!
Jennie mematung merasakan kecupan pelan di pipi kirinya, pelakunya siapa lagi kalau bukan Wonwoo?
"Wonwoo—"
Cup!
Lagi, Wonwoo mengecupnya lagi.
"Nu, ud—"
Cup!
Manik kucing itu membulat merasakan benda lembut dan hangat menubruk bibirnya. Wonwoo menciumnya!!
Mendiamkan tindakannya selama beberapa detik lalu sedikit menjauh. "Jangan berisik atau mau yang 'lebih'?"
Blush~
Wajah Jennie memerah sempurna.
Wonwoo tertawa hingga hidungnya berkerut lucu. Ia memeluk Jennie lebih erat. Meletakkan dagunya di pucuk kepala Jennie, menghirup dalam dalam aroma shampoo yang digunakan gadis dalam rengkuhannya.
Beberapa menit kemudian ia melepaskan pelukannya. "Thanks. Gue udah ke charger penuh."
Jennie diam tak bergeming membuat Wonwoo terkekeh gemas.
Setelah makan siang yang sedikit lebih awal itu, Wonwoo mendudukkan diri di depan TV menyusul Jennie yang sudah lebih dulu ada di sana.
"Je, ganti Upin Ipin."
"Tunggu masih Rainbow Ruby."
Wonwoo berdecak. Ia mendekat ke arah Jennie. Sangat dekat sampai Jennie bisa merasakan hangatnya nafas Wonwoo dan juga aroma parfum yang laki laki itu gunakan.
Tangan Wonwoo bertumpu di dua sisi tubuh Jennie. Sekarang posisinya Wonwoo seperti mengukung Jennie di sofa.
Jennie mati matian menelan ludah, karena demi apapun ia merasa sesak dan tak bisa berkutik jika jaraknya dan Wonwoo sedekat ini!!!
"I got it." Wonwoo menggoyangkan sebuah benda berwarna hitam di tangannya. Remote tv.
Jennie mengelus dada, berharap jantungnya bisa renang dengan elusan itu. Namun, sensasi momen beberapa saat lalu masih terngiang ngiang bahkan semakin parah.
"G-gue ke kamar.." bahkan bisa menyebabkan suara Jennie bergetar.
Grep!
Deg!Baru hendak melangkah sebuah tangan lebih dulu menariknya untuk duduk. Bukan lagi duduk di sofa, tapi diantara kaki jenjang Wonwoo.
"Eh??"
Jennie dapat merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya. Suhu disekitar terasa semakin panas, keringat dingin meluncur bebas dari pelipis Jennie.
"Je.."
Terlalu dekat!!!!
Jennie menutup mata erat ketika merasakan nafas hangat menerpa leher belakangnya. Itu salah satu titik sensitif Jennie.
"Hngh?"
"..."
Hening.
Wonwoo menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Jennie. Menarik nafas dalam dalam menikmati aroma sahabatnya.
Jennie bergerak gelisah karena semakin lama lengan Wonwoo semakin erat memeluknya. Terasa semakin posesif.
"Je... Hhh.." Wonwoo dengan sengaja bernafas telat di samping telinga Jennie. "Jangan gerak, nanti bangun. Susah nidurinnya."
Semakin menjadi rona merah di wajah jennie.
Wonwoo diam diam tersenyum melihat itu.
Lucu.
Pendek tapi penuh ke-uwu an.
Seharusnya aku kasi warn di atas tapi ga deh biar susurupis buat kalian :)eh, lima chap lagi end nih.. xixi
KAMU SEDANG MEMBACA
🖇️# ࣪𝐭𝐨𝐦𝐨𝐝𝐚𝐜𝐡𝐢 [✓]
Novela Juvenil[ Finish ] Kata orang, persahabatan antara perempuan dan laki laki itu tidak selamanya mulus. Pasti salah satunya menyimpan perasaan lebih. Wonwoo dan Jennie contohnya. Akankah mereka berkahir sebagai pasnagan? Atau malah hanya tetap menjadi sepasan...