22

206 53 1
                                    

"aku tau kamu tertekan dan ikutan pusing masalah aku, makanya aku gak berani ganggu kamu dari awal."

Jennie menatap Jaehwan yang masih terlihat tampan baginya walaupun sesungguhnya Jaehwan tidak kalah berantakan. Sudah ngurus bimbingan untuk skripsinya iya juga harus pusing memikirkan orang tuanya, Jennie dan terutama diri pemuda itu sendiri.

"aku gak bisa maksa kamu,"

Jennie tetap diam menggenggam tangan kiri Jaehwan yang bebas, mengusapnya berusaha memberikan pemuda itu tasa tenang, sedang Jennie sendiri rasanya tidak tenang.

Jaehwan balas menatap Jennie dalam, menghela nafas panjang sebelum kembali berucap, "aku tau kamu trauma sama pernikahan, aku jadi ragu jen."

Memikirkan permasalahan Jaehwan, Jennie sampai lupa. Jaehwan dulu pernah bercanda ingin menikahinya, entah memang dalam konteks bercanda atau serius Jennie lupa, tapi Jennie langsung menolak dengan serius.

Gadis itu trauma dengan yang namanya pernikahan. Kedua orang tuanya, tante nya beserta om nya, semua pasangan di keluarganya tidak ada yang bertahan. Gadis bermata kucing itu mensugesti bahwa pernikahan di keluarga nya akan selalu gagal, dan ia ingin mencegah itu dengan tidak menikah.

"Kalau kamu percaya sama aku, aku bakalan yakinin ibu buat nikah sama kamu. Aku pengen yakinin kamu, pengen buat kamu keluar dari trauma kamu Jen, tapi aku tahu aku sendiri bukan orang ahli, aku malah takut yang aku lakukan malah lebih nyakitin kamu."

Jaehwan jujur, ia menyayangi Jennie dengan sungguh-sungguh. Namun bukan berarti ia harus egois ingin memiliki Jennie seluruhnya sedangkan dirinya tahu Jennie masih memiliki trauma yang menyakitkan gadis nya itu.

Seperti yang ia bilang, dirinya bukanlah ahli atau orang pintar yang dapat berucap dengan seenaknya seolah kekuatan cinta dapat menyembuhkan luka Jennie. Trauma tidak sebercanda itu.

"apa kamu mau berdamai dengan masa lalu?"




~o00o~
kayak drama makjang aja ini cerita herman saya :(

Yah Tapi... | Jaehwan ~ JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang