Chapter 11

176 29 1
                                    


"Aku rasa perkenalan kita untuk hari ini sudah cukup. Aku harap kita dapat bertemu kembali. Kalau begitu aku pamit pergi sekarang."




"Jadi, kau adalah seorang dokter psikiater?"

Aku menolehkan kepalaku perlahan menatap pria bernama lengkap Min Yoongi yang saat ini berada di hadapanku.

"Ya..."

Yoongi hanya menganggukkan kepalanya lalu merogoh saku celana jeans hitam miliknya dan menyodorkan sebuah kartu berwarna biru dengan logo lembaga kepolisian yang tertera di sudut kartu nama tersebut.

"Ini kartu namaku, jika kau membutuhkanya kau bisa menghubungi ku."

Aku hanya mengangguk dan mengambil alih kartu nama yang berada di tangannya. Ku pandangi satu persatu deretan huruf yang tertera di dalam kartu nama tersebut.

"Di usia semuda ini kau bahkan sudah bisa menjadi seorang kepala kepolisian Tuan Min."

Akhirnya kalimat yang sedari tadi mengganjal di tenggorokan dan menjadi sebuah pertanyaan dalam benak ku keluar dari bibirku.
Ku lihat Yoongi tampak terkekeh.

"Menurutmu?"

Aku menatap lekat mata sipit miliknya. Aku sudah pasti tau dengan betul jika dia berasal dari kalangan orang biasa tentunya dia tak akan bisa menduduki sebuah jabatan tinggi menjadi seorang kepala kepolisian. Dan aku yakin jika pria bermarga Min ini merupakan salah satu orang yang menjalani hidup dengan kehidupan yang serba glamour.

"Huh...almarhum ayahku adalah pemilik kantor polisi itu dan beliau merupakan orang kepercayaan negara."

Sesuai seperti dengan apa yang aku duga jika Pria dengan marga Min didepanku ini bukanlah orang biasa.

"Jadi kau menggantikan posisi ayahmu setelah beliau tiada?"

Yoongi hanya mengangguk dan menatap lamat americano di depannya. Lalu kulihat Yoongi menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya dan lekas beranjak dari tempat duduknya.

"Aku rasa perkenalan kita untuk hari ini sudah cukup nona Shin. Aku harap kita dapat bertemu kembali. Kalau begitu aku pamit pergi sekarang."

Aku hanya mengangguk dan memandangi Yoongi yang pergi berjalan menuju kasir dan menyerahkan beberapa lembar uang won dari dalam dompetnya. Ku tatap tubuh jakung nya yang berjalan menuju pintu keluar cafe hingga tenggelam di balik pintu mobil hitam mengkilap miliknya yang melaju membelah padatnya jalan raya Seoul.

Aku menghela nafas ku sejenak dan segera beranjak menenteng kantong plastik belanjaan miliku dan pergi melangkahkan kaki jenjang berbalut sandal rumahan milikku kembali menuju apartement ku.

Aku berjalan dengan dua tangan ku yang menenteng dua kantong plastik sedang berisi sayuran dan bahan-bahan makanan. Ku langkahkan kaki ku keluar dari lift yang baru saja membawaku naik menuju lantai kamar apartement ku. Ku lihat Namjoon oppa tengah berjalan mondar-mandir di depan kamar apartement seperti semalam. Astaga apalagi yang pria ini lakukan.

"Kau baik-baik saja oppa?"

Namjoon oppa membalikkan badannya terkejut dan langsung menatap tajam diriku dengan mata sipitnya itu.

"Kau darimana saja Moonbyul-ah, kau tau aku begitu mencemaskan mu. Aku tadi menelfon mu tapi ternyata ponsel mu malah berdering di dalam kamarmu."

Aku tersenyum lebar pada Namjoon oppa dan mengangkat kedua tangan ku yang tengah menenteng dua plastik kantong belanjaan.

"Aku baru saja pergi ke mini market yang berada tak jauh dari gedung apartement oppa."

"Selama ini? Asal kau tahu saja, kau pergi selama hampir lima jam."

Namjoon oppa mengangkat tangannya dengan lima jari yang ia rentangkan tepat di depan wajahku.

"Huh...baiklah oppa. Jadi, sekarang bisakah aku masuk? Apa kau tak ingin sarapan sekarang?"

"Aku baru saja memesan dua kotak fried Chicken tadi."

Namjoon memutar bola matanya. Dan membalikkan badannya kembali memasuki pintu apartement. Sedangkan aku hanya di buat menggangga dengan pernyataan yang keluar dari bibirnya itu. Lihat, dia bahkan sudah makan dengan seenaknya sendiri tanpa menunggui diriku.

SMERALDO✓ (PJM) || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang