Chapter 5

228 40 18
                                    

"Bibir tebal itu menempel singkat di kening ku. Seketika aku merasakan jika jantungku berdetak dua kali lebih cepat dan waktu seakan berhenti begitu saja."












Aku rasa hari ini akan turun hujan. Aku pun bersiap membawa payung putih transparan milik ku dan berjalan pelan menuju ke arah Mobil Audi A7 Merah milik ku. Aku pun mulai menjalankan mobil ku untuk pergi menuju ke rumah sakit.

Aku rasa bukankah tidak ada salahnya jika aku mengajak Jimin untuk bertemu dengan Dokter Jung hari ini. Seraya berpikir aku pun memutar arah mobil ku menuju Kantor PJM Corp Electronik milik Jimin.








~SMERALDO~









Aku menatap gedung pencakar langit yang menjulang tinggi dengan nama PJM Corp Electronik yang terpampang jelas di depannya. Aku pun menjalankan mobil ku memasuki area basement parkir kantor tersebut.

Lantas, aku segera turun dari mobil ku dan berjalan menuju pintu masuk. Aku pun menghampiri seorang resepsionis dengan pakaian sexy nya itu yang tampak tengah menatap ku dengan heran.

"Ada yang bisa kami bantu nona?"

Resepsionis itu menatap ku penuh selidik. Dengan gaya angkuhnya dia seolah memandang diriku remeh. Dasar, apa semua karyawan di kantor Jimin seperti itu. Aku pun membalasnya dengan sikap ramah dan raut wajahku yang bersahabat.

"Bisakah saya bertemu dengan Tuan Park Jimin."

Resepsionis sexy itu tampak menatap ku tak suka dengan raut wajah angkuhnya.

"Maaf tapi Presdir belum datang. Lagipula apa anda sudah membuat janji dengan dirinya? Jika belum, silahkan anda boleh pergi."

Tangan dengan kuku-kuku nya yang panjang itu menunjuk arah pintu keluar. Lihat, bahkan sebelum aku menyahut pertanyaan nya saja dia sudah menyuruhku untuk pergi, lebih tepatnya mengusirku.

"Janji ya?"

Aku mengetukkan jari ku pada meja resepsionis. Jangankan janji, aku bahkan tidak memberi tahu Jimin jika aku akan datang kemari pagi ini.

"Silahkan pergi nona."

Resepsionis sexy itu kembali mengusirku. Aku yang mulai jengah dengan sikap tidak sopan nya itu pun mulai menatapnya tak suka.

"Permisi ada apa ini? Kenapa kalian berdua ribut di pagi hari seperti ini?"

Tiba-tiba saja seorang pria muda dengan proporsi tubuh jangkung datang menegur kami.

"Wanita ini ingin menemui Presdir Park Sekretaris Bae, tapi belum membuat janji dengannya. Maka dari itu, aku menyuruhnya untuk pergi. Lagipula Presdir Park juga belum datang."

Resepsionis sexy itu berkata dengan lembut dan nada sok manjanya pada pria muda yang disebut sebagai Sekretaris Bae itu. Lantas pemuda itu menoleh dan memberikan atensi nya padaku.

"Maaf nona, tapi ada keperluan apa anda ingin bertemu dengan Presdir Park?"

Pria itu berkata dengan nada ramahnya padaku.

"Aku adalah temanya Presdir Park dan aku ingin bertemu dengannya karena kami ada urusan."

Pria itu menatap menelisik ke arahku.

"Hmm...baiklah mari ikut saya nona. Dan kau resepsionis Son, lain kali bersikaplah lebih sopan pada tamu."

Pria itu menegur resepsionis dengan pakaian sexy itu. Dan pria itu menatapku seolah mengisyaratkan agar aku mengikuti dirinya. Aku pun mengangguk.

Kami berjalan menaiki lift dan berhenti tepat dilantai sepuluh gedung ini. Pria itu membuka pintu ruangan bertuliskan nama Presdir di atasnya.

"Mari nona silahkan masuk, aku rasa sebentar lagi Presdir Park akan datang."

Aku pun mengangguk mengikuti langkah pria jangkung itu. Pria itu mendudukkan dirinya di sofa biru laut yang berada di ruangan ini. Aku pun ikut mendudukkan diriku di seberangnya dengan sofa yang memiliki warna sama.

"Maaf nona..."

"Shin Moonbyul."

Aku yang melihatnya sedari tadi tampak kebingungan untuk memanggil ku pun memberi tahu nama ku.

"Bae Jinyoung. Saya adalah sekretaris pribadi Presdir Park."

"Shin Moonbyul. Aku adalah seorang dokter Psikiater yang bekerja di salah satu rumah sakit Seoul."

Pria bernama Bae Jinyoung itu tampak mengangguk mengerti.

Cklek

Pintu kaca itu terbuka dan menampilkan sosok seorang pria berjas hitam formal yang tengah berkutat dengan ponsel ditangannya. Pria itu tampak terkejut melihat kehadiran ku di kantor nya.

"Moonbyul, kau ada disini?"

Jimin menatap ku dan Bae Jinyoung bergantian.

"Maaf Presdir Park, Nona Shin tadi mencari anda tapi anda belum datang maka dari itu, saya membawanya keruangan anda agar dia bisa menunggu anda disini."

Jimin mengaggukkan kepalanya mengerti menatap ku.

"Baiklah kau boleh pergi Sekretaris Bae."

Bae Jinyoung menundukkan kepalanya dan pergi keluar dari ruangan ini meninggalkan aku dan Jimin berdua disini. Lalu kulihat atensi pria itu kini beralih menatap diriku.

"Ada apa nona Shin? Kenapa pagi-pagi seperti ini kau jauh-jauh datang kemari untuk menemui diriku?"

"Itu...Jim hari ini sebenarnya aku berniat untuk mengajakmu bertemu dengan teman dokter ku, Bagaimana?"

Jimin tampak menautkan kedua alisnya dan berpikir. Lalu setelahnya dia tersenyum.

"Baiklah...tapi aku rasa jika pagi ini aku tidak bisa karena aku ada meeting dengan klien ku tapi jika nanti siang aku pasti bisa."

Aku menatapnya kecewa. Tapi tidak masalah bagiku ketika dia mau untuk menemui dokter Jung itu sudah bagus.

"Oh...tidak masalah. Kalau begitu aku akan menunggumu nanti siang di rumah sakit."

Jimin mengangguk.

"Mau aku antar sampai ke rumah sakit?"

Aku menggeleng.

"Aku membawa mobil sendiri Jim."

"Baiklah..."

Jimin tampak berjalan mendekat ke arahku, aku pun memundurkan langkahku hingga aku bisa merasakan jika punggung ku sudah menyentuh dinding. Namun Jimin malah semakin mendekatkan wajahnya padaku. Bahkan hingga aku bisa merasakan deruan nafas miliknya.

"Jim-"

Cupp

Bibir tebal itu menempel singkat di kening ku. Seketika aku merasakan jika jantungku berdetak dua kali lebih cepat dan waktu seakan berhenti begitu saja.

"Hati-hati dijalan."

Bisiknya dengan suara sexy nya. Seketika, tanpa menyahut perkataanya aku melangkah pergi membuka pintu dan meninggalkan dirinya begitu saja dengan rasa malu yang sudah meluap-luap.

Aku bersandar pada kap lampu mobil milikku dengan jantung yang masih berdebar tak karuan. Aku pun perlahan memegangi bibirku. Aku menggelengkan kepalaku dan memejamkan mataku.

Rasanya manis.

Tidak, tidak. Aku kembali menggelengkan kepalaku dan berusaha untuk berpikir positif dan membuang semua pikiran ku yang tidak-tidak. Tanpa aba-aba aku langsung masuk ke dalam mobilku dan menjalankan nya menuju rumah sakit. Karena aku yakin jika aku sudah sangat terlambat saat ini.

SMERALDO✓ (PJM) || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang