"Semua cinta yang kau berikan padaku menjadi sebuah ketergantungan. Aku mengandalkan dirimu agar aku bisa menjadi lebih berani dan karena kau, aku percaya bahwa cinta itu memang benar-benar ada."
Aku menatap lamat sosok yang tengah duduk di samping ku. Raut wajah Jimin tampak begitu tenang. Sesekali jakunnya naik turun menelan ludah nya sendiri di tengah suasana yang begitu hening ini. Aku menjentikkan kuku tangan ku perlahan. Aku bingung harus mulai melontarkan pertanyaan seperti apa pada Jimin.
"J-Jim..."
Pria itu menolehkan kepala nya menatap sayu diriku seiring dengan degupan jantung ku yang semakin cepat. Alis Jimin terangkat seolah mengatakan 'Ada apa?' lewat gestur pergerakan nya namun begitu berbeda dengan tatapan sayunya yang seolah mengatakan 'Aku terluka'.
Huh
"Kau masih ingat Jim? Jika kita sering pergi bersama di pertengahan musim hujan dan dari kejauhan kita saling menyapa dan menatap. Jujur, melewatkan setiap kelembutan mu membuat hati ku berdebar- debar tak pasti. Aku selalu bertanya-tanya agaknya nama siapa sebenarnya yang berada di hatimu?"
Jimin mulai memelankan laju mobilnya. Tatapan yang sedari tadi fokus pada jalanan dan pepohonan yang berada di tiap-tiap bahu jalan kini nampak menatap kosong datarnya jalanan.
"Meskipun aku tidak pernah meragukan dirimu sedikit pun, akan tetapi aku mengerti cinta seperti apa yang aku inginkan...yaitu yang bisa selalu memanjakan diriku seperti seorang anak kecil dan aku hanya merasakannya setiap kali aku berada di dalam pelukan mu. Cinta yang aku inginkan hanya ada di dalam dirimu karena jika bukan karena kau, aku tidak akan menangis dan tertawa seperti anak kecil, tapi ketahuilah jika tidaklah mudah untuk kita dapat hidup bersama."
Lagi. Sekali lagi Jimin hanya terdiam. Bibir yang dulunya begitu lihai dalam melantunkan berbagai kalimat kebahagiaan itu kini terbungkam rapat. Sorot sayu nya kini perlahan terpejam seiring dengan luruh nya setetes air mata miliknya.
"Semua cinta yang kau berikan padaku menjadi sebuah ketergantungan. Aku mengandalkan dirimu agar aku bisa menjadi lebih berani dan karena kau, aku percaya bahwa cinta itu memang benar-benar ada. Kau tau Jim? Jika cinta adalah sebuah petualangan yang paling indah, maka ujungnya adalah penghangat tangan dan kau lah yang menyelamatkan dan menghapus setiap jejak air mata yang buruk dalam hidupku. Bahkan jika aku dapat menghapus memori dan bahkan jika kau dapat menyalin emosi sekalipun namun tetap saja, tidak ada yang bisa mengendalikan cinta. Dan setelah aku memutuskan untuk berani mencintai dirimu, aku tidak peduli, aku tidak akan pernah berubah karena bagaimanapun juga kau tidak akan pernah bisa tergantikan dengan siapa pun itu."
Ckitt
Mobil tiba-tiba berhenti. Jimin menatap sendu diriku dengan telapak tangan nya yang perlahan terkepal erat. Manik jelaga hitam nya kini kembali meloloskan setetes demi setetes air mata.
"Kita sudah sampai...turunlah."
Dengan berani aku mengangkat wajah ku dan menatap manik hitam pekat itu.
"Sebuah cinta yang aku inginkan hanya ada di dalam dirimu. Hanya kau yang memiliki kekuatan untuk bisa menjadikan aku lebih kuat
dan hanya kau yang bisa membuat aku bahagia dan tersenyum. Hanya dirimu. Jadi, aku mohon jika nantinya kau harus benar-benar kembali padaku dan mewarnai hidupku.""Namun, jika aku tidak kembali. Apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan membencimu seumur hidupku Park Jimin."
Jimin memalingkan kepalanya dan mengusap kasar air matanya.
"Aku akan pulang."
Greepp
KAMU SEDANG MEMBACA
SMERALDO✓ (PJM) || [Completed]
FanfictionShin Moonbyul tau betul jika Park Jimin adalah definisi dari sebuah kemungkinan yang tak akan pernah bisa untuk ia genggam. Sebuah luka yang begitu indah untuk diselami dan sebuah kebahagiaan yang begitu membuai. Shin Moonbyul hanyut begitu saja pad...