"Aku senang, akhirnya kita berdua berakhir dengan cinta yang manis meskipun kita harus terluka pada awalnya. Dan sekarang, keinginan ku adalah selalu mencintai dirimu, membahagiakan dirimu, dan hanya ingin hidup dengan dirimu."
Warning 18+
Aku hendak beranjak dari ranjang, namun tangan kekar milik Jimin oppa dengan cepat meraih pinggang rampingku. Menarik dan mengunciku ke dalam pelukannya. Jimin oppa membenamkan kepalanya di leherku dan sesekali menghirup aroma leherku. Ku rasakan jemari Jimin oppa berjalan menelusup dibalik gaun pengantinku dan meraba dadaku. Aku tidak bisa menolak. Tiba-tiba saja bisa aku rasakan nippleku menegang.
"ahh..oppa.hh" Desahku malam ini.
Jimin oppa memejamkan kedua matanya dan tangannya dengan agresif meremas-remas dadakuku.
"Ahh..Jimin oppa..hh" Desahku lagi yang kini tangan Jimin oppa menelusup dan meraba permukaan miss v ku.
"Yakk...oppa!! Sshh.." Aku terus mengeluarkan desahanku, saat Jimin oppa memainkan klitorisku dan bibirnya menyesap leherku. Jemariku menelusup ke rambut hitamnya yang lembut.
"Ah oppa chakkaman-yo!" Ucapku yang membuat Jimin oppa menghentikan aktivitasnya dan memandangku kecewa.
"Aku akan mandi terlebih dahulu eoh dan membersihkan riasanku karena wajahku rasanya begitu berat. Tubuhku juga sangat lengket."
Aku lekas beranjak dari atas pangkuan Jimin oppa dan mengambil handuk. Aku melangkah cukup lebar, agar cepat sampai di kamar mandi. Sebelum tanganku memutar knop kamar mandi, tiba-tiba Jimin oppa berlari dan masuk ke dalam kamar mandi terlebih dahulu dan menarik pergelangan tanganku. Lalu dia dengan tiba-tiba memeluk tubuh rampingku dari belakang dan mencium rahang bawah.
" Lebih cepat jika kita mandi bersama." Bisiknya di telingaku dan membuatku bergidik.
"Mwo??? Bukankah kau baru saja mandi beberapa menit yang lalu Oppa?" Aku menangkap ada kilauan jahil dalam raut wajah Jimin oppa.
Jimin oppa yang masih memeluk tubuhku dari belakang, tanpa menyahuti pertanyaanku. Jimin oppa lekas menurunkan resleting gaun pengantin ku perlahan dan melepas bra serta dalaman yang tengah aku kenakan. Bahkan dirinya juga melepaskan lilitan handuknya hingga mempertontonkan sesuatu yang telah menegang di bawah sana. Aku memalingkan wajahku, namun tangan kekar Jimin oppa menangkup wajahku dengan tatapan sorot mata seolah dia benar-benar akan menagih upahnya.
Jimin oppa mengeluarkan senyum seduktifnya dan mulai meremas dadaku. Tanpa melepas itu, dia menuntunku hingga sampai di bathtub. Jimin oppa membalik tubuhku, hingga berhadapan dengannya. Dia mengeluarkan senyum seduktifnya lagi. Aish! Aku hanya bisa membelalakkan kedua mataku.
Tubuh Jimin oppa menghimpit tubuhku ke dinding kamar mandi yang dingin ini. Aku merasakan kulit kami saling bersentuhan dan Jimin oppa mengunciku dengan tubuh kekarnya itu. Jimin oppa terus menciumiku dan meremas lembut dadaku. Semua sentuhan Jimin oppa berhasil menaikkan libidoku. Tanpa sadar aku mengalungkan kedua tanganku di leher Jimin oppa. Ia menyesap bibirku dan melumatnya. Aku membalas lumatan Jimin oppa dan lidahku mencari lawannya. Lidah kami saling bertemu dan saling membelit satu sama lain. Aku merasakan kaki kiriku terangkat dan tertahan dipinggang Jimin oppa. Lalu aku rasakan sesuatu yang sangat keras mulai memasuki area miss v ku.
"Akh!"
Aku memekik ketika milik Jimin oppa masuk ke dalam miss v ku, tanpa persetujuan dari ku sebelumnya. Perlahan aku menitihkan air mataku karena merasakan sesuatu yang begitu sakit dan cairan darah keluar dari daerah kewanitaanku. Ini adalah yang pertama kalinya, sedangkan Jimin oppa pasti sudah melakukan ini sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMERALDO✓ (PJM) || [Completed]
FanficShin Moonbyul tau betul jika Park Jimin adalah definisi dari sebuah kemungkinan yang tak akan pernah bisa untuk ia genggam. Sebuah luka yang begitu indah untuk diselami dan sebuah kebahagiaan yang begitu membuai. Shin Moonbyul hanyut begitu saja pad...