Chapter 12

165 30 1
                                    

"Aku yang mengerti akan situasi yang tengah didominasi oleh rasa penasaran satu sama lain pun mulai membuka suaraku."



Aku menatap Namjoon oppa dengan wajah seriusnya yang tampak tengah menyahuti telpon dari sang penelpon yang entah tengah berada dimana. Namjoon oppa tampak sesekali menyakinkan sang penelpon untuk menunggu sebentar lagi. Aku mengernyit kan dahi ku bingung lalu menggidikkan bahu ku acuh, mungkin ada kaitannya dengan urusan pekerjaanya.

Ting Tong

Seketika atensi ku dan Namjoon oppa menoleh secara bersamaan ke arah pintu.

"Moonbyul-ah sepertinya ada tamu-"

Namjoon oppa berkata dengan nada berbisik dan langsung pergi memasuki kamarnya dengan tangan kekar yang masih betah menempelkan ponsel di telinga kanannya. Aku kemudian menganggukkan kepalaku sebagai jawaban dan bergegas mematikan acara televisi yang tengah aku tonton lalu beranjak membukakan pintu.

Cklek

Pertama hal yang dapat aku tangkap dengan sepasang manik mata hazel milikku adalah seseorang dengan sepasang kaki berbalut sepatu hitam berpantofel mengkilap tengah berdiri didepanku. Aku pun segera mendongakkan kepalaku guna menatap sang pemilik.

Park Jimin, dengan kaca mata hitam yang menutupi sepasang manik mata hitamnya dan setelan jas hitam formal yang melekat di tubuhnya tampak berdiri di depanku dengan sesekali menyibakkan rambut berwarna silver milikknya.

"Kejutan!"

Jimin melepas kaca mata hitamnya dan merentangkan kedua tangan nya. Aku hanya terkekeh dan menyilangkan kedua pergelangan tanganku di depan dadaku.

"Masuklah Jim."

Jimin mengangguk dan melangkahkan kakinya memasuki apartement milikku. Aku pun segera pergi menuju dapur dan membuatkan dua cangkir gelas berisi teh hijau hangat dan menyajikannya di atas meja.

"Kau bekerja? Bukankah hari ini weekend?"

Aku memandangi Jimin yang tampak masih mengenakan setelan jas formal kantor miliknya.

"Sebenarnya hari ini aku hanya meeting sebentar dengan salah satu klien ku dari China. Karena kemarin meeting nya batal. Dan kebetulan kami juga meeting di salah satu restoran di dekat sini, jadi aku berpikir untuk mampir mengunjungi kekasih ku sekalian."

Jimin tersenyum hangat hingga menenggelamkan kedua mata sipitnya. Sedangkan aku hanya menunduk menyembunyikan pipi ku yang sudah dipastikan tengah memerah saat ini.

"Dasar..."

Aku mendorong pelan lengan kekar pria bermarga Park tersebut.

Cklek

Aku dan Jimin mengalihkan atensi kami pada salah satu pintu kamar yang terbuka dengan menampilkan sosok pria berpakaian serba hitam tengah berdiri sembari merogoh saku coat hitam yang tengah dia kenakan.

"Kau mau kemana oppa?"

Jimin menatap diriku dengan ekspresi bingung nya seolah meminta penjelasan.

"Aku akan keluar sebentar Moonbyul-ah."

Namjoon oppa menatap Jimin. Aku yang mengerti akan situasi yang tengah didominasi oleh rasa penasaran satu sama lain pun mulai membuka suaraku.

"Dia kekasihku oppa, namanya Park Jimin. Dan Jimin ini sepupu ku Kim Namjoon."

Namjoon oppa tampak sedikit melebar kan matanya terkejut. Namun setelah nya dia hanya mengangguk dan menghampiri Jimin lalu menyodorkan tangannya.

"Kim Namjoon..."

"Park Jimin..."

Jimin berdiri dan menerima uluran tangan Namjoon oppa.

"Baiklah...kalau begitu aku pergi dulu."

Aku dan Jimin hanya mengangguk sebagai jawaban. Ekor mata ku tak lepas memandangi punggung Namjoon oppa yang semakin menjauh hingga samar-samar tenggelam dari balik pintu apartement.

"Kalian hanya tinggal berdua saja disini?"

Jimin membuka suaranya seraya mengangkat cangkir dan menyesap perlahan tehnya.

"Hanya untuk seminggu kedepan."

Jimin mengangguk dan memutar badannya menghadap padaku lalu menyipitkan matanya.

"Hanya sepupu kan?"

Aku terkekeh. Dan mendorong dada bidang nya yang maju mendekati ku.

"Iya Tuan Park."

SMERALDO✓ (PJM) || [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang