Aku hanya terdiam menatap pasien ku yang tengah menundukkan kepalanya lamat di hadapanku. Dia tampak meremas tangannya kuat di atas meja dengan raut wajah sendu nya. Hari ini dia adalah pasien terakhir ku sebelum jam jadwal praktek ku habis. Aku hanya menghela nafas. Tidak, bukanya aku hanya akan diam saja dan membiarkan pasien ku begitu saja. Namun aku bisa apa, jika masalahnya adalah cinta.Han Sungwoon, sekiranya nama itulah yang dapat aku tangkap dari nama yang sudah tertera di dalam jurnal milikku sebelumnya. Seorang pria berusia dua puluh lima tahun yang di tinggal menikah oleh mantan kekasihnya setelah pria itu rela melakukan dan memberikan segala hal pada mantan kekasihnya itu. Entahlah disisi lain aku prihatin namun aku juga bahagia karena setidaknya dia tak akan jatuh dan hidup bersama dengan orang yang salah, mungkin.
"Jadi, kira-kira perkataan seperti apa yang sanggup untuk aku lontarkan padamu Tuan Han?"
Pria dengan nama lengkap Han Sungwoon itu tampak sesekali menghela nafasnya dan memejamkan kelopak matanya perlahan.
"Menurutmu bagaimana aku harus menghadapi perpisahan miris itu?"
Aku terdiam seribu bahasa, perpisahan miris ya?. Aku hanya tersenyum kecut. Jujur, sejauh ini aku juga belum menemukan cara yang jitu untuk menghadapi nya. Bagaimana?. Menangis, sudah aku lakukan. Pergi dari dirinya, sudah aku lakukan. Melepaskan nya, juga sudah aku lakukan. Namun lihat, apakah aku bisa melupakan Park Jimin sampai saat ini?. Tidak bukan?. Lantas, jalan keluar macam apa yang harus aku berikan untuk orang dengan kasus yang sama seperti diriku jika nyatanya aku saja tidak bisa menyelesaikan kasus ku sendiri.
"Entahlah Tuan Han, tapi menurutku seharusnya kau bersyukur. Karena kau tidak jatuh pada orang yang salah."
"Sekarang aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan padamu Dokter Shin. Apa kau pernah melihat sisi buruk dari seseorang disaat kau begitu mencintai dirinya sehingga kau sanggup mengatakan jika dia adalah orang yang salah atau orang yang buruk untuk dirimu?"
Skakmat. Seketika aku mati kutu. Tuan Han benar. Apakah aku pernah melihat sisi buruk dari Jimin disaat aku begitu mencintai dirinya sehingga menyebut dirinya sebagai orang yang salah untuk diriku. Bahkan aku justru melakukan hal sebaliknya. Aku begitu menggagumi bahkan menyukai dirinya. Dimata ku dia sempurna. Lantas, dimana letak kesalahan itu?.
"Tuan Han dengar, maafkan aku. Tapi kali ini aku tidak bisa memecahkan masalahmu-"
'Karena aku juga mengalami masalah yang sama seperti dirimu.'
"Tapi aku bisa meringankan sedikit masalah mu Dokter Shin."
Aku menukikkan kedua alis ku menatap bingung pria dihadapanku saat ini. Nafasnya tampak terhela dengan begitu pelan hingga nyaris tak terdengar.
"Hyemi, aku mencintai dirinya."
"Ap-apa?"
Seketika aku terkejut, apa barusan dia bilang?. Hyemi?. Siapa maksudnya Hyemi, apakah Hyemi istri Jimin yang dia maksud.
"Tunggu, Hyemi? Hyemi siapa yang kau maksud Tuan Han?"
"Aku datang ke acara pernikahan nya lusa kemarin. Dia menikah dengan pria yang dia sayangi. Dan aku bahagia akan hal itu walaupun aku belum sepenuhnya mengikhlaskan dirinya. Setelah sekitar delapan tahun lamanya aku menetap di Finlandia untuk melanjutkan kuliah S3 ku di sana, lalu baru sekitar dua bulan yang lalu aku baru kembali lagi ke Korea. Sebenarnya aku dan Hyemi adalah sepasang kekasih sejak kami duduk di awal bangku perkuliahan dulu. Jadi, bisa bayangkan betapa lamanya hubungan ku dan Hyemi dulu dokter Shin?"
Aku hanya terdiam, Han Sungwoon adalah sosok pria yang baik dan sabar serta rendah hati. Itu yang dapat aku tangkap selama pembicaraan kami sejauh ini. Namun mengapa Hyemi tega mengkhianati nya dan memilih menikah dengan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMERALDO✓ (PJM) || [Completed]
FanficShin Moonbyul tau betul jika Park Jimin adalah definisi dari sebuah kemungkinan yang tak akan pernah bisa untuk ia genggam. Sebuah luka yang begitu indah untuk diselami dan sebuah kebahagiaan yang begitu membuai. Shin Moonbyul hanyut begitu saja pad...