Chapter 3: Heartbeat

669 103 26
                                    

Ada tiga hal yang dibenci (Name) di dunia.

Orang sombong.

Teman yang datang saat butuh saja.

Musim dingin.

Todoroki Shouto memenuhi dua kriteria yang dibenci (Name). “Hei, mengapa tatapanmu selalu sinis ke Todoroki-san?” Kendou Itsuka menepuk bahunya.

“Sifatnya menjengkelkan.”

Itsuka melepas kekehan kecil. “Jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya saja. Kuyakin di balik dinginnya sifat Todoroki-san ia punya sisi hangat.”

Sorot mata (Name) melunak. Itsuka ada benarnya. Abaikan sajalah Todoroki Shouto dan sikap dinginnya. Pemuda itu bukan orang penting di hidupnya.

(Name) dan Itsuka berpisah di perempatan. Itsuka melambai dan bergerak ke arah kanan, (Name) membalas lambaian dan arah jalannya lurus.

(Name) memastikan tidak ada seorang pun di jalan kompleks perumahan yang ia lalui.

Sinar matahari dihalangi pohon sakura yang daun-daunnya saling bertautan, membentuk atap merah muda raksasa.

Gadis itu berputar-putar riang di bawah guguran bunga sakura, merentangkan kedua tangan dan tertawa kecil. Matanya yang lelah seharian berkutat pada buku dimanjakan warna merah muda yang lembut memenuhi penglihatan. Angin sepoi-sepoi mengiringi putaran kecilnya.

Putarannya terhenti ketika manik (eyes color)nya menangkap figur seorang pemuda berambut merah putih.

Todoroki Shouto.

Berdiri tiga meter darinya.

Telapak tangan terangkat, menyembunyikan kekehen yang meluncur.

“Cih ketahuan.”

(Name) memunggungi Shouto dengan wajah yang merona malu dan debaran jantung yang melaju. Ia berjalan cepat menjauhi pemuda itu.

Wajahku merona dan jantungku berdebar kencang bukan karena jatuh cinta tapi aku malu!

[]

Kalopsia | Todoroki Shouto ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang