Chapter 18: Hanabi

334 66 9
                                    

“Ayo, Todoroki.”

Shouto yang semula menunduk pada ponselnya, mengangkat kepala pada (Name). Gadis itu memakai yukata ungu muda dan obi merah marun.

Rambutnya yang bisa digerai, kini terikat tinggi. (Name) terlihat lebih manis dari sebelumnya. Wajah tirusnya terlihat jelas tanpa gangguan poni dan anak rambut.

Shouto menahan napasnya sejenak, merasakan debaran jantungnya yang melaju. Mengapa (Name) sangat bersinar dan manis?

“Todoroki, kau baik-baik saja?” (Name) mendekat, kepala ia miringkan dan matanya berbinar polos.

Iie ... ayo naik.”

Gadis itu duduk menyamping di kursi penumpang sepeda, ia memegang kedua ujung kaus pemuda itu. Menikmati semilir angin malam yang bersuhu tinggi, khas musim panas.

Aku tak salah 'kan melihat semburat kemerahan di wajah Todoroki? Ternyata ia mulai membalas perasaanku. Untunglah ... aku tak jadi dioperasi.

Hening. Debaran kencang jantung masing-masing mengiringi perjalanan menuju festival.

Setibanya di festival, Shouto memakirkan sepedanya.

Arigatou gozaimasu, Todoroki.”

“Bukan apa-apa. Lagi pula kau sering memberiku makananmu.”

Shouto berjalan mendahului (Name), tak kuat menatap gadis manis itu berlama-lama. Dua meter dari mereka, terlihat seorang gadis berambut hitam yang diikat kucir kuda.

“Todoroki-san! (Surname)-san!”

Gadis itu melambai dan tersenyum cerah. Shouto membalas senyumannya.

Saat itu (Name) batuk lagi, kelopak mawar biru tua bercampur darah keluar dari mulutnya.

Tidak. Jangan bilang Shouto tak benar-benar menyukainya.

[]

Q author kampret y /kabuur/

Kalopsia | Todoroki Shouto ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang